Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Lawrence Hall Feb 2018
Lefttard fascist libtard Russian troll loony mother * *er freaks stupid idiotic childish rant Antifa **** troll comrade idiots like you tide pod generation snowflakes * you Marxist serial felon MSM useful idiots street justice fanboy alt.right * dunal trumpf lunatic leftist *phile ** * in your * your ****** loser freak pos pack heat ammosexuals smh screwball lefties community organizers trumptards professional agitators if we could ban idiots like you you donkey *s you lying * comrade Lefttard fascist libtard Russian troll loony mother * *er freaks stupid idiotic childish rant Antifa **** troll comrade idiots like you tide pod generation snowflakes * you Marxist serial felon MSM useful idiots street justice fanboy alt.right culy dunal trumpf lunatic leftist *phile ** * in your * your ****** loser freak pos pack heat ammosexuals smh screwball lefties community organizers trumptards professional agitators if we could ban idiots like you you donkey *s you lying * comrade Lefttard fascist libtard Russian troll loony mother * *er freaks stupid idiotic childish rant Antifa **** troll comrade idiots like you tide pod generation snowflakes * you Marxist serial felon MSM useful idiots street justice fanboy alt.right culy dunal trumpf lunatic leftist *phile ** * in your * your ****** loser freak pos pack heat ammosexuals smh screwball lefties community organizers trumptards professional agitators if we could ban idiots like you you donkey *s you lying * comrade Lefttard fascist libtard Russian troll loony mother * *er freaks stupid idiotic childish rant Antifa **** troll comrade idiots like you tide pod generation snowflakes * you Marxist serial felon MSM useful idiots street justice fanboy alt.right culy dunal trumpf lunatic leftist *phile ** * in your * your ****** loser freak pos pack heat ammosexuals smh screwball lefties community organizers trumptards professional agitators if we could ban idiots like you you donkey *s you lying ** comrade

*Employ all caps and strings of exclamation marks ad lib
Remmy Aug 2017
I'm uncomfortable
I'm uncomfortable in this feminine peice of **** others call a body
I look in the mirror and all I see is deadname
My body isn't me
My body is deadname
I figured this out yesterday
So I finalized my decision to get top surgery
Only to find out that my insurance matches my peice of **** body
Top surgery isn't covered
Apparently it's cosmetic
*******
You don't have to live in a body that's wrong
It's not my fault I was put in a body with ***** and curves and bumps in all the wrong places
I don't have 5000 dollars because I already had to pay for intensive outpatient therapy that insurance wouldn't cover
What's the point of having insurance if it only costs and doesn't pay
So Dreamy May 2017
Hari itu hari Sabtu. Dan, aku sedang ulangtahun.

Sepi. Hanya terdengar suara tetesan air dari keran yang lupa ditutup rapat di wastafel dapur. Desiran angin yang menggesek dedaunan di halaman belakang. Bambu angin yang bersiul di teras rumah tetangga sebelah. Jalanan beraspal yang kosong. Terpaan sinar matahari. Mangkuk beling yang diketuk penjual makanan keliling. Suara jarum detik jam dinding.
Dalam diam aku menunggu. Mahesa belum juga datang. Duduk di atas sofa, perlahan kulahap sekantung keripik kentang, suara iklan di televisi kini menjadi musik latar yang mengisi siang terikku yang sepi ini. Lupakan fakta bahwa kakakku, Mas Kekar, adalah satu-satunya orang yang mengingat hari ulangtahunku. Ucapan ulangtahunnya tiba tadi pagi pukul tujuh lewat pesan suara. Kalau ada Nenek, ia pasti akan membuat kue tar dan nanti malam kami akan duduk melingkar di atas meja makan, menyantapnya bersama-sama sambil minum teh lemon. Sayangnya, sekarang rumahnya jauh; di surga.
Tiba-tiba, telepon genggamku berbunyi. Satu notifikasi baru, ada satu pesan masuk. Dari Mahesa, katanya ia akan sampai lima menit lagi. Baiklah, akan kutunggu dengan sabar. Walaupun ia bilang akan menjemput pukul setengah dua belas ― aku sudah menunggunya sejak pukul sebelas lewat, sekarang pukul satu, dan lima menit lagi ia akan datang. Menghabiskan waktu seharian bersama Mahesa selalu menjadi momen istimewa bagiku, membuat jantung jumpalitan tak karuan, dan berakhir tersenyum-senyum sendiri setiap kali sebelum memejamkan mata di atas tempat tidur pada malam hari. Singkatnya adalah orang ini selalu membuatku bahagia, sadar atau tidak sadar dirinya, ialah sumber kebahagiaanku. Bulan dan bintang bagi malamku.
OK. Kubalas pesannya, lalu kubuka pesan-pesan lain yang mungkin belum kubuka. Tidak ada pesan lain atau telepon. Belum ada telepon dari Ayah ataupun pesan singkat. Entah kapan ia akan pulang. Entah kapan ia akan menyempatkan diri membuka kalender, teringat akan sesuatu, dan mengucapkan, “Selamat ulangtahun.”.
Aku berjanji tidak pernah ingin jadi orang yang hidup tanpa memiliki waktu.
Bel berbunyi dan pintu diketuk. Spontan, aku merapikan rambut, memakai tas selempang, dan bangkit. Kusiapkan senyum terbaik untuk menyambut Mahesa. Setelah pintu kubuka, senyumku langsung sirna. Mang Ijang, tukang pos daerah kami yang malah muncul.
“Siang Mbak Maura, ada tiga surat buat Bapak,” dia menyerahkan tiga surat berbentuk persegi panjang yang sangat familiar bagiku. Sudah berpuluh, bahkan mungkin ratusan kali aku menerima surat macam ini sejak lima tahun terakhir. Kubaca nama perusahaan yang tertera di kop surat itu. Masih sama seperti biasanya; bank, perusahaan listrik, perusahaan telepon.
“Tandatangan di sini dulu, Mbak,” Mang Ijang menyerahkan pulpen dan sebuah kertas tanda terima surat. Setelah kutandatangani, ia pergi.
Kubuka surat itu satu per satu sambil duduk di kursi teras. Surat-surat tagihan, seperti biasa. Hampir dua bulan rupanya Ayah tidak membayar tagihan telepon. Aku bahkan tidak berselera lagi membaca nominalnya. Aku menghela napas dan memandangi jalanan kosong di depan rumah. Kuputuskan untuk memakai earphone, memilih playlist di aplikasi musik, menunggu Mahesa di kursi teras sambil ditemani angin semilir.
5 menit.
Everything is Embarrassing – Sky Ferreira.
10 menit.
Please, Please, Please, Let Me Get What I Want – The Smiths.
15 menit.
Love Song – The Cure.
Dua puluh menit kemudian, Mahesa datang. Senyumku seketika merekah, walaupun ia terlihat begitu lelah. Kaos polo abu-abunya basah oleh keringat, dahinya dibanjiri keringat, napasnya terengah-engah dengan ritme yang tak beraturan. Aku duduk di sampingnya yang memegang kemudi dan masih bisa mencium wangi parfumnya samar-samar, meskipun tujuh puluh persennya sudah bercampur dengan semerbak peluh. Tapi, siapa peduli? Menurutku, ia tetap mengagumkan.
“Maaf lama, Ra. Tadi ada urusan penting yang mendadak,” katanya sambil memilih-milih saluran radio. 19.2, saluran radio yang khusus memutarkan musik-musik indie dan jadul. Mungkin ini salah satunya mengapa sejak awal aku tertarik dengan manusia yang satu ini dan berujung benar-benar mengaguminya, kami menyukai jenis musik yang sama. “Jadi, ke mana kita hari ini? Dan, akan mengobservasi apa?”
Kubuka catatan jadwal terakhir kami, “Hmm. Hari ini jadwal kita ke galeri seni kontemporer yang ada di sebelah balai kota dan pameran seni di hotel Metropolite. Kita bakal mengobservasi lukisan kontemporer supaya bisa membandingkan dengan jenis lukisan yang lain.”
Kamu benar, sesungguhnya ini hanyalah sekadar tugas kelompok bahasa Indonesia. Mungkin bagi Mahesa begitu, tapi bagiku bukan sama sekali. Kuanggap ini sebuah kebetulan yang ajaib. Kebetulan kami sekelompok. Kebetulan kami berdua sama-sama tidak masuk di hari ketika guru Bahasa Indonesia kami membagikan kelompok dan kami masuk ke dalam kelompok terakhir, kelompok sisa. Kebetulan kami memilih tema seni lukis dan belum ada kelompok lain yang mengambil topik itu. Kebetulan dua anggota kelompok kami yang lainnya tidak bisa diandalkan, yang satunya sakit berat dan yang satunya lagi sudah dikeluarkan dari sekolah sejak bulan lalu. Kebetulan hanya aku dan Mahesa yang tidak bermasalah. Maka, hanya kami berdua yang selalu jalan ke tempat-tempat untuk mengobservasi. Sejak saat itu, aku percaya akan keajaiban.
---
Semuanya berawal dari pertemuan singkat kami di minggu keempat kelas sebelas. Oke, ralat, bukan sebuah pertemuan lebih tepatnya, melainkan hanya aku yang memandanginya dari jauh. Namun, itu satu-satunya kejadian yang mungkin dapat memberi jawaban atas pertanyaan mengapa dan bagaimana perasaan ini bisa muncul. Bukan secara tidak sengaja dan spontan seperti yang biasa kau dapatkan di adegan jatuh cinta pada film-film romansa norak, tetapi adeganku sederhana, penuh kehati-hatian, dan perlahan.
Kelas sebelas adalah tahun yang cukup sulit bagiku. My dad was busy more than ever—well, until now dan itu tahun pertama Mas Kekar menginjakkan kaki di dunia perkuliahan. Dia diterima di salah satu universitas negeri ternama di Bandung, jadi hanya pulang ke rumah setiap akhir bulan. Aku punya waktu sendirian di rumah dengan jumlah yang berlebih.
In that year, my friends left me. Ghia pindah ke luar kota dan Kalista bergabung dengan anak-anak populer sejak mendaftar sebagai anggota baru di tim pemandu sorak. Kami hanya makan siang bersama pada beberapa hari di minggu pertama sekolah, setelah itu dia selalu dikelilingi dan menjadi bagian dari kelompok cewek-cewek pemakai lip tint merah dan seragam yang dikecilkan. Aku mengerti, barangkali dia memang menginginkan posisi itu sejak lama dan citra dirinya memang melejit pesat, membuat semua leher anak cowok melirik barang beberapa detik setiap ia berjalan di tengah koridor. Lagipula, jika ia sudah mendapatkan status sosial yang sangat hebat itu, mana mungkin dia masih mau berteman dengan orang sepertiku? Maura, the average one, yang selalu mendengarkan musik lewat earphone, yang lebih banyak menyantap bekal di dalam kelas pada jam istirahat. Aku hanya masih tidak paham bagaimana seseorang yang semula kau kenal bisa berubah menjadi orang lain secepat itu.
Tapi, hal lainnya yang cukup melegakan di tahun itu adalah aku bertemu dengan Indira. Kami berkenalan pada hari Senin di minggu kedua kelas sebelas, hari pertama dia masuk sekolah setelah seminggu penuh dirawat di rumah sakit karena DBD. Begitu melihatku duduk sendirian di baris paling belakang, dia buru-buru menghampiri sambil bertanya, “Sebelahmu kosong?”. Sejak itulah kami berteman.
Indira dan teman-temannya biasa menghabiskan makan siang di bangku koridor lantai satu yang menghadap ke lapangan, bukan di kantin. Walaupun secara harfiah aku bukan salah satu bagian dari kelompok pertemanan mereka, Indira selalu mengajakku bergabung dan orang-orang baik itu rupanya menerimaku.
Di bangku koridor itu kali pertama aku memerhatikan anak laki-laki yang bermain bola setiap jam istirahat kedua. Hanya ada dua-tiga orang kukenal, itu juga karena mereka teman sekelasku sekarang atau di kelas sepuluh, sementara selebihnya orang asing bagiku. Di antaranya ada yang berperawakan tinggi, rambut tebal, rahang yang tegas. Aku hanya belum tahu siapa namanya waktu itu.
Selanjutnya, aku bertemu dengan laki-laki itu di kantin, sedang duduk bersama beberapa cowok yang tidak kukenal, tertawa lepas. Mungkin karena aku jarang ke kantin, aku baru melihatnya di sana waktu itu. Pada acara demo ekskul, aku melihat dia lagi. Bermain bass di atas panggung. Anggota klub musik rupanya. Pemain bass. Pada hari-hari berikutnya, aku lebih sering melihatnya berjalan di koridor depan kelasku, kadang sendirian dengan earphone, kadang ada beberapa temannya. Anak kelas sebelas juga rupanya, jurusan IPS juga. Hari-hari berikutnya, selalu kutengokkan kepala ke jendela setiap kali ia lewat di depan kelasku. Aku penasaran, kenapa mataku tidak pernah melihat orang semenarik dia sebelumnya? Dan, kenapa dia hanya muncul di tempat dan saat-saat tertentu, seperti saat istirahat, masuk sekolah, dan jam pulang? Hari-hari berikutnya, berpapasan dengannya membuatku senang sekaligus semakin penasaran. Dia anggota klub fotografi juga, aktif, sering memimpin rapat anggota di kantin sepulang sekolah, dan ternyata karyanya banyak dipublikasikan di majalah sekolah. Dari situ aku tahu namanya, Mahesa.
---
“Geser ke kanan sedikit. Bukan, bukan, sedikiiit lagi. Sedikiiit, oke, pas!”
Sebagai dokumentasi, Mahesa memotret beberapa lukisan dari berbagai angle dan beberapa kali memintaku untuk berpose ala-ala tak sadar kamera. Tentu saja aku pasti bersedia, selalu bersedia. Dia juga merekam keadaan sekitar dalam bentuk video, yang katanya, bakal dia edit menjadi super artsy.
“Percaya sama gue, kita bakal jadi tim paling keren yang menghasilkan dokumentasi paling berseni, Ra,” kata Mahesa sambil tersenyum sendiri melihat hasil jepretannya.
Destinasi terakhir kami—pameran lukisan yang sedang digelar selama seminggu di hotel Metropolite—akan tutup sepuluh menit lagi, tepat pukul tujuh malam. Setelah terakhir kalinya Mahesa merekam keadaan pameran dan beberapa pengunjung yang masih melihat-lihat, baterai kameranya habis. Sebelum pulang, Mahesa bilang dia tahu tempat makan enak di sekitaran sini. Jadi, kami mampir untuk mengisi perut dengan soto ayam dan berbincang-bincang sebentar, setelah itu baru benar-benar pulang.
Di perjalanan pulang, derai hujan turun perlahan. Karena rumah kami terletak di pinggiran kota, jadi kami harus melalui jalan tol atau kalau tidak, akan lebih jauh. Mahesa memencet-mencet tombol radio, mencari saluran nomor 19.2, tapi setelah mendengar acara yang dibawakan penyiar radio, dia langsung mengganti asal saluran radio yang lain. Saluran radio yang menyiarkan lagu-lagu pop kekinian yang sedang hits.
“Sekali-kali dengerin genre lain, ya, Ra,” katanya sambil menginjak rem. Jalanan seketika padat merayap di depan kami. Mungkin karena hujan mulai deras, jalanan mulai tergenang, orang-orang mengemudi dengan lebih hati-hati.

(bersambung.)
to be continued.
Love, thou are absolute sole lord
Of life and death. To prove the word,
We’ll now appeal to none of all
Those thy old soldiers, great and tall,
Ripe men of martyrdom, that could reach down
With strong arms their triumphant crown;
Such as could with ***** breath
Speak loud into the face of death
Their great Lord’s glorious name; to none
Of those whose spacious bosoms spread a throne
For love at large to fill; spare blood and sweat,
And see him take a private seat,
Making his mansion in the mild
And milky soul of a soft child.

    Scarce has she learn’d to lisp the name
Of martyr, yet she thinks it shame
Life should so long play with that breath
Which spent can buy so brave a death.
She never undertook to know
What death with love should have to do;
Nor has she e’er yet understood
Why to show love she should shed blood;
Yet though she cannot tell you why,
She can love, and she can die.

    Scarce has she blood enough to make
A guilty sword blush for her sake;
Yet has she’a heart dares hope to prove
How much less strong is death than love.

    Be love but there, let poor six years
Be pos’d with the maturest fears
Man trembles at, you straight shall find
Love knows no nonage, nor the mind.
’Tis love, not years or limbs that can
Make the martyr, or the man.

    Love touch’d her heart, and lo it beats
High, and burns with such brave heats,
Such thirsts to die, as dares drink up
A thousand cold deaths in one cup.
Good reason, for she breathes all fire;
Her weak breast heaves with strong desire
Of what she may with fruitless wishes
Seek for amongst her mother’s kisses.

    Since ’tis not to be had at home,
She’ll travel to a martyrdom.
No home for hers confesses she
But where she may a martyr be.

    She’ll to the Moors, and trade with them
For this unvalued diadem.
She’ll offer them her dearest breath,
With Christ’s name in ‘t, in change for death.
She’ll bargain with them, and will give
Them God; teach them how to live
In him; or, if they this deny,
For him she’ll teach them how to die.
So shall she leave amongst them sown
Her Lord’s blood, or at least her own.

    Farewell then, all the world, adieu!
Teresa is no more for you.
Farewell, all pleasures, sports, and joys,
(Never till now esteemed toys)
Farewell, whatever dear may be,
Mother’s arms or father’s knee,
Farewell house and farewell home,
She’s for the Moors, and martyrdom!

    Sweet, not so fast! lo, thy fair spouse,
Whom thou seek’st with so swift vows,
Calls thee back, and bids thee come
T’ embrace a milder martyrdom.

    Blest powers forbid thy tender life
Should bleed upon a barbarous knife;
Or some base hand have power to rase
Thy breast’s chaste cabinet, and uncase
A soul kept there so sweet; oh no,
Wise Heav’n will never have it so;
Thou art Love’s victim, and must die
A death more mystical and high;
Into Love’s arms thou shalt let fall
A still-surviving funeral.
He is the dart must make the death
Whose stroke shall taste thy hallow’d breath;
A dart thrice dipp’d in that rich flame
Which writes thy spouse’s radiant name
Upon the roof of heav’n, where aye
It shines, and with a sovereign ray
Beats bright upon the burning faces
Of souls, which in that name’s sweet graces
Find everlasting smiles. So rare,
So spiritual, pure, and fair
Must be th’ immortal instrument
Upon whose choice point shall be sent
A life so lov’d; and that there be
Fit executioners for thee,
The fair’st and first-born sons of fire,
Blest Seraphim, shall leave their quire
And turn Love’s soldiers, upon thee
To exercise their archery.

    Oh, how oft shalt thou complain
Of a sweet and subtle pain,
Of intolerable joys,
Of a death in which who dies
Loves his death, and dies again,
And would forever so be slain,
And lives and dies, and knows not why
To live, but that he thus may never leave to die.

    How kindly will thy gentle heart
Kiss the sweetly-killing dart!
And close in his embraces keep
Those delicious wounds, that weep
Balsam to heal themselves with. Thus
When these thy deaths, so numerous,
Shall all at last die into one,
And melt thy soul’s sweet mansion
Like a soft lump of incense, hasted
By too hot a fire, and wasted
Into perfuming clouds, so fast
Shalt thou exhale to Heav’n at last
In a resolving sigh; and then,
O what? Ask not the tongues of men;
Angels cannot tell; suffice,
Thyself shall feel thine own full joys
And hold them fast forever. There
So soon as thou shalt first appear,
The moon of maiden stars, thy white
Mistress, attended by such bright
Souls as thy shining self, shall come
And in her first ranks make thee room;
Where ‘mongst her snowy family
Immortal welcomes wait for thee.

    O what delight, when reveal’d Life shall stand
And teach thy lips heav’n with his hand,
On which thou now mayst to thy wishes
Heap up thy consecrated kisses.
What joys shall seize thy soul when she,
Bending her blessed eyes on thee,
(Those second smiles of heav’n) shall dart
Her mild rays through thy melting heart!

    Angels, thy old friends, there shall greet thee,
Glad at their own home now to meet thee.

    All thy good works which went before
And waited for thee, at the door,
Shall own thee there, and all in one
Weave a constellation
Of crowns, with which the King, thy spouse,
Shall build up thy triumphant brows.

    All thy old woes shall now smile on thee,
And thy pains sit bright upon thee;
All thy sorrows here shall shine,
All thy suff’rings be divine;
Tears shall take comfort and turn gems,
And wrongs repent to diadems.
Ev’n thy deaths shall live, and new
Dress the soul that erst they slew;
Thy wounds shall blush to such bright scars
As keep account of the Lamb’s wars.

    Those rare works where thou shalt leave writ
Love’s noble history, with wit
Taught thee by none but him, while here
They feed our souls, shall clothe thine there.
Each heav’nly word by whose hid flame
Our hard hearts shall strike fire, the same
Shall flourish on thy brows, and be
Both fire to us and flame to thee,
Whose light shall live bright in thy face
By glory, in our hearts by grace.

    Thou shalt look round about and see
Thousands of crown’d souls throng to be
Themselves thy crown; sons of thy vows,
The ******-births with which thy sovereign spouse
Made fruitful thy fair soul, go now
And with them all about thee, bow
To him. “Put on,” he’ll say, “put on,
My rosy love, that thy rich zone
Sparkling with the sacred flames
Of thousand souls whose happy names
Heav’n keeps upon thy score. Thy bright
Life brought them first to kiss the light
That kindled them to stars.” And so
Thou with the Lamb, thy Lord, shalt go,
And wheresoe’er he sets his white
Steps, walk with him those ways of light
Which who in death would live to see
Must learn in life to die like thee.
tobi Oct 2017
POS
treat me well
or treat me badly
either way
i'm still a *******
the battle with my self worth rages on
Carmen Noir Sep 2013
You are a God in the sense that I cannot take my eyes off of you,
nor breathe in your presence.
There is some form of divine revelation
whenever I kiss the mouth upon you which breathes life
into the hollowness of the shell of which I have become.
You are the God that I pray to
and the devoutness I practice to the constitution.
You are the apostle I give all my faith unto,
in the hopes that my body will breach Heaven;
the Heaven which takes its form as the man you are,
which stands before me.
Alan S Bailey Apr 2015
I will never be **** again,
At least never seen,
You know it's kind of funny,
That's my personal dream.

LUCKY ME

But I'm all alone, society kills,
All I do is wait and watch,
The grassy green, the blackened hills,
The warzone and it's total loss.

But I'll just "shower in my clothes,"
Or move out when I have no support,
I'll be a misery and no one knows,
Cares about why I'm so forlorn.

Time passes, set my nudist free,
So I'll no longer have to live
In this banged up pos society.
Alan S Bailey Aug 2016
Thus now the smell of funky, I'm ******, hyper,
I saw beauty in so many infinitely different hues
(of Purple) I got a kind of wink from you and it truly
Killed off my lonely blues. You say I'm so "******* up,"
Eating, got the munchies for salty, savoury treats, feeling so ****
I'm ****, I swear, now rude, I'm on a level "so low" that you "would
Never go," and being so youthful and free, you must punish me,
But do you know what I have got to say?
*It sure was a whole lot of harmless childlike fun getting this way!
Warning, sarcasm written here! Sorry for offending your poor ****** mind's eyes. Christianity is a forced culture. We all must adhere to your Bibles story of Adam and Eve, the fruit and their being "ashamed" of the way they were created...I know...don't worry, sooner of later you'll always get your way. You always DO...!
anastasiad Jun 2017
People today have no scarcity involving alternatives when it comes to searching, whether it be by traditional routes as well as on the web. Folks are ever more ready for more when it comes to cost, selection and service. That completely new generation of buyer looking habits is often knocked simply by smart entrepreneurs by giving these individuals the best pricing, great company, in addition to a easy browsing knowledge.

It's become important for company owners to not only deliver a specific company all over the suppliers, but a great model encounter. Companies nowadays can't afford to generally be shut off from technological innovation. Otherwise, that they experience this disadvantages connected with an dated pos system. Together with Vend software, business people may improvement for the most advanced technology without the need of the need to overhaul the entire Point of sale programs.

Strong in addition to Feature-rich Point of sales engineering
Supply could be the retail store Point of sale application that enables business people to make a robust system to help them arrange their particular gross sales utilizing a Laptop, Macintosh personal computer as well as iPad operating the Offer request. Vend works with many the existing Point of sales equipment used by the actual sellers. Which means they are able to purely replace their particular techniques to the sophisticated, without having to spend with highly-priced completely new equipment. The stage of sale software program suppliers many of the inventory details, in addition to makes it easy for consumers in order to agenda reordering regarding ranges. It is additionally very employed to obtain a macroscopic view of this purchases the purchasers help to make, plus enhance revenue.

Exceptional Consumer experience
Possessing excellent POS application similar to Supply not only helps firms simplify the procedures, but also improves the general consumer experience. Supply will allow consumers to buy their particular complete since they want. They're able to generate obligations through cash in addition to bank cards, separated installments, on line to get simple refunds or even dividends, and what certainly not. It is been made achievable by Supply connection to various fee gateways globally. Corporations should understand that small things honestly figure to generate a long lasting picture of this retailer from the face of your consumers. It is a virtually no brainier the consumers consistently visit people outlets, exactly where oahu is the most commodious to enable them to shop.

Superior Treating A person's Retail store Company
The actual Vend Fea computer software has been made to deliver highest application towards the buyers. The program sometimes functions when the World-wide-web is usually down. In the event the technique is backside on-line it will gracefully synchronization many of the completely new info earned whilst offline.

A Offer point of sale software program premiums higher on the subject of staying user friendly. Business owners can readily include and also remove items from your record. Also, they can even add upvc composite items towards listing to adjust to the requirements of the business enterprise. You have to stock supervision. You will discover terms pertaining to computerized reordering, setting up restocking ranges, switching ranges around outlets, and so forth. Consumers can certainly centrally take care of clients simply by studying buyer habits and also providing great deals within the product plans, developing respect courses, and many others. This can be visiting increase the variety of do it again clients, which is the major aim for just about any small business.

The following Point of sales retail price computer software sometimes provides for workers accounts, which can possess various read write relies on the amount of access the company owners would like to allow them to have. The following, subsequently, likewise is a device to track this performance of the staff at each and every shop.

The details for the Vend Point of sale application can be available to you anyplace about the cloud within a absolutely protected atmosphere. Miracle traffic bot additionally makes it possible for companies to simply change between distinct fee blueprints, add brand new suppliers, delight in additional features together with add-ons, plus more.

http://www.passwordmanagers.net/Top-Password-Manager.html App to Store Passwords
Kitty Prr Sep 2013
I want a lover.
Someone to share an intimate touch.
To bask in their presence.
To feel their body.

I want to bring a man joy.
To see the peaceful smile grow
As I gently stroke his chest,
As I kiss his lips, his cheek, his ear, his neck.

I want to feel him hard against me
As my hand moves down his torso.
Closer and closer to his ever growing ****
And down the side of his groin and upper thigh.

I love the smell of a man's body as he gets more and more aroused.
I breathe it in as I kiss his chest
Quickly flicking my tongue over him here and there.
As I move down, touching, kissing, licking.

Finally I'd put my mouth to his hard ****.
I kiss the tip, quick flick of my tongue
Then kissing the shaft.
I give a lick from base to tip, while caressing with my hand.

I revel over how ***** he is for me
As I slip my mouth over his dripping tip.
Oh yes, release that pre-*** into my mouth
As I slide my lips down your **** and **** you.

And I release, pause, stretch out the pleasure.
I gently glide my fingers from your ***** to tip
While looking deep in your eyes, smiling.
Both of us enjoying each other's pleasure.

You would roll me on my back
Reciprocating the thrill I just gave you.
Gently stroking and caressing my breast, torso and wet *****.
Kissing and licking, increasing my excitement.

And the thrill as your head goes between my legs.
You lick my ***** and it pulses.
You **** my **** and I get even wetter.
My muscles tense with the thrills shooting through me.

You love my arousal as much as I love yours.
Your licking and ******* makes me so wet.
I am more than ready for your **** inside me.

You know it.
You slip your tongue inside me instead.
Bringing me to the edge before you raise up.
You slowly slide your body over me.

Your hard wet **** is perfectly positioned
To slide into my waiting ***** as you move up my body.
The feeling of having you inside me
Is more exciting than anything else.

As my warm ***** drips over your ****
I tighten and release my muscles
To milk every last drop of *** from you.
Waiting for the look that makes me hornier than ever, your *** face.

I love your pleasure, and knowing I affect you like that.
As you push deeper and harder into me
My once loud moans and cries of 'Yes' and 'Oh God'
Become muffled, caught in the breathless ecstasy.

Yes, yes... YES!
You ***, squirting your beautiful *** deep inside me.
I few flicks and I ***, dripping all over your twitching ****.

Oh yes
Pos *** bliss
Hold me
And let me smell our powerful ******* on you.
Yes I do realise the many flaws in this, not really a poem, but you should see how messy my writing got about half way through.  And typing was interesting!  So yeah, not great form, grammar, text etc.
Donall Dempsey May 2017
THE QUIRK OF THE  QUARK

(FOR SOMETHING HAVING NO EMPIRICAL SENSORY DERIVED QUALITY IT  
SURE IS ONE HELL OF A PASSION KILLER!

In bed
(between the sheets at last)    

I stroke your breast
with excited fingertips

ask you
“What ya reading Hon? ”

Big mistake!

“’bout Quarks! ”

“Quarks? ”

“You know subatomic particles...duh! ”

“...the irreducible building blocks of
the universe! ”

“Ahhh! ”
Your ****** comes alive
has a mind of its own.

I come
(from a generation)    

where protons, neutrons & electrons

were just
a lot of

coloured *****
hanging from a ceiling

or the stuff
of badly drawn diagrams.

Death by boredom
in a cold Science class
on a wintry morning.

“Unlike previously known particles
a Quark
(rhymes with Cork)    

has only a partial
Pos.  or   Neg.
electrical charge.

“I see! ” I say
(not seeing) .

“They are bound
in families of 3...”

She tells me.

“Really? ”

I interrupt her
but she interrupts my interruption.

“...to form protons & neutrons! ”

She continues on
in a hectoring lecturing tone.

“These triplets
(are you with me?)    ”

“Yes...yes! ”
(I lie)    

“...we call hadrons.”

She absentmindedly
strokes my *******

for(I guess)    
...emphasis.

I become positively
...charged.

“The pairing of a quark
with an anti-quark
of the same colour
is known as a

Neson.”

I can feel my mind
freezing over.

She just skates over it
with a knife-blade intellect.  

Again I grin & feign
an interest.
“So now...”
She continues in full spate.

I drown in her drone.

“The indivisible
constituents of matter

appear to be

the six what we call flavours of
Quarks.”

“Oh, and...six other kind of particles
known as

Leptons.”

I prop imaginary matchsticks
under my real eyelids.

“The electron
(by this time I have lost my *******)    

the Muon
(I feel like a *****)    

& the Lau
(I can’t sink any lower)    

each with its own
Neutrino.”

My eyes glaze
over.

“Now, according to Quantum Field Theory
all forces

between
particles

are mediated
by force carrying particles

called...called

Gauge Bosons! ”

My mind
goes into meltdown.

“One of these
(the Gluon)    
is responsible
for holding Quarks
together.”

“I see...I see! ”
I consider thoughtfully

‘though I
don’t.

“The physicist
who postulated

the existence of a
Quark...”

(******* that
Murray Gell -Mann)    

“...obviously liked a laugh
giving them the nonsense name of
Quark! ”

“And oh...on a whim
described them

as flavours & colours! ”

“Quarks...! ” I ruminate
(in an interior monologue)  
are passion killers
especially the details.

She laughs.
So I – laugh.

“Ha ha! ”
(** hum) .

Brought back to life
by the kiss of humour

I come out of
deep freeze.

Warming now
to her

subject

she informs me

“Each flavour of
Quark

comes in
3 colours! ”

“Horray for the red green & blue! ”

I holler.

She glowers.

I smile stupidly and sheepishly.

“Each hadron
(remember ‘em?)    ”

“Yes, I remember
I had one! ”

I mumble
& mutter

but it’s lost
on her.

My *******’s had it.
It’s more an R.I.P!

She’s blinding me
with Science.

“And what... pray tell...? ”

I dare to ask
a question.

“...are the 6 flavours of Quarks? ”

“Why..! ”

She positively beams
delighted at my interest.

“UP.

DOWN.

STRANGE.

CHARMED.

BOTTOM
(OR BEAUTY) .

TOP
(OR TRUTH) .”

“Really? ”

“Really! ”

“Why...I’ll be a...why
of course I shoulda guessed! ”

I stroke the beauty
of her bottom

(for comfort
rather than any ****** interest) .

“Protons have...”

She drones on and on despite my hand’s pleading.

“2 UP Quarks &
1 DOWN.”

“Oh lucky them! ”
I think
but only in my mind.

“...whose electrical charges combine
to give them a + 1.”

“Neutrons
(on the other hand)    
Are you listening? “

“Yes Mam...I am! ”

“...are made up of
1 UP
Quark
&
2 DOWN! ”

“...which accounts for
its neutral charge.! ”

“Right! ”
“Right? ”

My mind has hit
a brick wall.

I can’t go on.

“Oh, love...
Am I boring you? ”

“Not at all! No! Not at all! ”

I doth protest
too much.

I feel like
four flavours of Quarks
(you know the sort)    

STRANGE, CHARMED(I’m sure!)    
BOTTOM & TOPS

that existing for only
an infinitesimal fraction of a second can only be seen
in those self-annihilating collisions that occur when
protons and anti-protons are accelerated to speeds

approaching the speed of light
in a particle accelerator.

But in a hundredth of a billionth of a billionth of a second
I blinked

...& missed it.
**** that
Murray Gell-Mann

...she’s fallen asleep

Leaving me
with a revived *******

glowing lonely
in the dark.

Quarks
...****!

I design a tee-shirt in my mind.

“Ha ha! ”

“What...! ” suddenly you
awake...laugh

as I imagine
a Quark

would.

“April Fool! ”
You scream.

“I learnt it all off by heart! ”

“By rote
...joke? ”

“But it’s not April Fool!
It’s the middle of February! ”

“Yes but...if I had waited
for April Fool’s Day

You would have known
I was having you on! ”

You somehow
logic.

“Oh, come
here! ” you say.

“And let me give you a hand
with that! ”

“Quark! ”
I moan.
Sarah Oct 2013
Maaf
Maaf
Maaf

Kau bukan secarik kertas
yang dibuang begitu saja setelah kupakai
Kusut, coreng-moreng
Bukan, kau adalah kartu pos
yang disimpan rapi di lemari jati
Meski usiamu tiada muda

Kau bukan terik matahari
yang dicaci orang ketika ada,
diabaikan ketika tiada
Bukan, kau adalah suara rintik hujan
yang dipuji, dikagumi, didengar
Meski kau membasahi baju mereka

Kau bukan jam rusak
yang digantung terlalu tinggi untuk diganti
Berdebu, usang
Bukan, kau adalah api
yang dicari orang sampai kalang-kabut
Meski kau membakar rumah mereka

Tapi maaf jika aku membuatmu merasa seperti
secarik kertas, terik matahari, dan jam rusak
Bukan niat ingin menyakiti
Tapi aku memang tak bisa dicintai

Maaf.
GOD I **** AT WRITING IN BAHASA INDONESIA but hey this is my first attempt so please forgive me?
Kupaparkan rayuanku untukmu.
Kupertontonkan asmaraku untukmu.
Dunia harus tahu !
Hatiku selalu menggebu - gebu !

Kukirimkan surat cintaku melalui dunia maya.
Pak Pos sedang sibuk kasmaran juga rupanya.
Oh pak Pos !
Kencan jangan terlalu lama !
Siapa yang bisa mengantarkan cintaku padanya ?!
Kusiapkan surat kuselipkan kata manis dan rindu dengan tinta merah dan banyak kecupan mesra.
Maya harus tahu !
Hatiku memang menggebu - gebu !

Tapi kau buang puisiku.
Melirik saja tak mau.
Ya sudah kalau begitu.

Biar saja dipakai followers saya,
lumayan untuk caption mereka.
Padahal untuk merangkai kata dan rima,
hati harus jatuh dan kau buat patah.



Puisiku sebatas dunia maya.
Tidak sampai hati yang empunya.
Malang.
Malang.
Yang penting ada yang baca. Terima kasih ! Jabat erat !
- @grabrielle
'Cause you're demons POS's. But DONT WORRY, YOU WILL ONE DAY.

Since youre all demons who gang up to abuse saints, you will be going to Hell. It's your choice. I hope someday I'll see you in Heaven, but I won't be having conversations with you demons anymore, since you have no decency, no respect, and are a waste of time. Once you experience eternal racking of your soul in Hell like I did, maybe you'll have a chance. Good luck.
I won't be talking to ungodly **** anymore. Only those who are Heavenly like me, who bothered to get there. So when you get to Heaven, I'll talk to you then. Till then, Adieu
I showed kindness, but I'm not going to continue to foster your demonistic unrepentance.
Brittle Bird Dec 2014
its hard for us to speak as we feel.

but a poem has no rules to keep,
no untruth to shake us from our sleep.

no one to tell me i'm crazy when I repeat
the same words like a broken broken broken record,
or when I string them o ut
                   in
      nonsensi cal pa
                                 tter
                                        ns
like those girls out on the street,
because these words can bend and SCREAM.

no one ever said poetry is s'pos to make sense
just s'pos to be free
spoken from the unedited souls
of you and me


-e.r.n.
SB Stokes Feb 2016
Going back
is a Fool's
Paradise

Its un-
truth is
its
Per
Fec
Tion

the delicate
bead
of your kiss

A tongue
enunciating
what the
present
Can Be

makes
it all

So Clear
Worth
while
Good
night

but not
Good
bye

to us
maybe
but
You and I

still stand
strong
think
clear-
ly

have twisting
desires
guns
in our backs

for some tattered
and tear-stained
piece of Truth

We cannot
be
Con
Tained

within the realm
of
Re
Collec
Tion

Let us bleed
out
into the
frightening
cold

of our stark
Day
Light
Dreams

Jesus, I own
thoughts that
align me
with you!

You are
a confusing cup
of cigarette tea

And we
are working
to let

our meat
be malleable
our minds
supple and
our tongues
agile

in the warm
embrace of
the other's

Mouth
Heart
Eyes
Another

universe
of dangerous
Pos
Si
Bi
Lity

To hell
with Duality!

The past
is Simplicity!

**** what is
wrong
Know what is
Right

and live to see
the probability
of Tonight
Written in 1990, when I was 20 years old.
"El agua toma siempre la forma de los vasos
que la contienen", dicen las ciencias que mis pasos
atisban y pretenden analizarme en vano;
yo soy la resignada por excelencia, hermano.
¿No ves que a cada instante mi forma se aniquila?
Hoy soy torrente inquieto y ayer fui agua tranquila;
hoy soy, en vaso esférico, redonda; ayer, apenas,
me mostraba cilíndrica en las ánforas plenas,
y así pitagorizo mi ser, hora tras hora;
hielo, corriente, niebla, vapor que el día dora,
todo lo soy, y a todo me pliego en cuanto cabe.
¡Los hombres no lo saben, pero Dios si lo sabe!

¿Por qué tú te rebelas? ¿Por qué
tú ánimo agitas?
¡Tonto! ¡Si comprendieras las dichas infinitas
de plegarse a los fines del Señor que nos rige!
¿Qué quieres? ¿Por qué sufres?
¿Qué sueñas? ¿Qué te aflige?
¡Imaginaciones que se extinguen en cuanto
aparecen...! ¡En cambio, yo canto, canto, canto!
Canto, mientras tu penas, la voluntad ignota;
canto cuando soy chorro, canto cuando soy gota,
y al ir, Proteo extraño, de mi destino en pos,
murmuro: -¡Que se cumpla la santa ley de Dios!

¿Por qué tantos anhelos sin rumbo tu alma fragua?
¿Pretendes ser dichoso? Pues bien: sé como el agua;
sé como el agua, llena de oblación y heroísmo,
sangre en el cáliz, gracia de Dios en el bautismo;
sé como el agua, dócil a la ley infinita,
que reza en las iglesias en donde está bendita,
y en el estanque arrulla meciendo la piragua.
¿Pretendes ser dichoso? Pues bien: sé como el agua;
lleva cantando el traje de que el Señor te viste,
y no estés triste nunca, que es pecado estar triste.
Deja que en ti se cumplan los fines de la vida:
sé declive, no roca; transfórmate y anida
donde al Señor le plazca, y al ir del fin en pos,
murmura: ¡Que se cumpla la santa ley de Dios!

Lograrás, si lo hicieres así, magno tesoro
de bienes: si eres bruma, serás bruma de oro;
si eres nube, la tarde te dará su arrebol;
si eres fuente, en tu seno verás temblando al sol;
tendrán filetes de ámbar tus ondas, si laguna
eres, y si océano, te plateará la luna.
Si eres torrente, espuma tendrás tornasolada,
y una crencha de arco-iris en flor, si eres cascada.

Así me dijo el Agua con místico reproche,
Y yo, rendido al santo consejo de la Maga,
Sabiendo que es el Padre quien habla entre la noche,
Clamé con el Apóstol: -Señor, ¿qué
quieres que haga?
¿Sevilla?... ¿Granada?... La noche de luna.
Angosta la calle, revuelta y moruna,
de blancas paredes y obscuras ventanas.
Cerrados postigos, corridas persianas...
El cielo vestía su gasa de abril.Un vino risueño me dijo el camino.
Yo escucho los áureos consejos del vino,
que el vino es a veces escala de ensueño.
Abril y la noche y el vino risueño
cantaron en coro su salmo de amor.La calle copiaba, con sombra en el muro,
el paso fantasma y el sueño maduro
de apuesto embozado, galán caballero:
espada tendida, calado sombrero...
La luna vertía su blanco soñar.Como un laberinto mi sueño torcía
de calle en calleja. Mi sombra seguía
de aquel laberinto la sierpe encantada,
en pos de una oculta plazuela cerrada.
La luna lloraba su dulce blancor.La casa y la clara ventana florida,
de blancos jazmines y nardos prendida,
más blancos que el blanco soñar de la luna...
-Señora, la hora, tal vez importuna...
¿Que espere? (La dueña se lleva el candil).Ya sé que sería quimera, señora, mi sombra
galante buscando a la aurora
en noches de estrellas y luna, si fuera
mentira la blanca nocturna quimera
que usurpa a la luna su trono de luz.¡Oh dulce señora, más cándida y bella
que la solitaria matutina estrella
tan clara en el cielo! ¿Por qué silenciosa
oís mi nocturna querella amorosa?
¿Quién hizo, señora, cristal vuestra voz?...La blanca quimera parece que sueña.
Acecha en la obscura estancia la dueña.
-Señora, si acaso otra sombra, emboscada
teméis, en la sombra, fiad en mi espada...
Mi espada se ha visto a la luna brillar.¿Acaso os parece mi gesto anacrónico?
El vuestro es, señora, sobrado lacónico.
¿Acaso os asombra mi sombra embozada,
de espada tendida y toca plumada?...
¿Seréis la cautiva del moro Gazul?Dijéraislo, y pronto mi amor os diría
el son de mi guzla y la algarabía
más dulce que oyera ventana moruna.
Mi guzla os dijera la noche de luna,
la noche de cándida luna de abril.Dijera la clara cantiga de plata
del patio moruno, y la serenata
que lleva el aroma de floridas preces
a los miradores y a los ajimeces,
los salmos de un blanco fantasma lunar.Dijera las danzas de trenzas lascivas,
las muelles cadencias de ensueños, las vivas
centellas de lánguidos rostros velados,
los tibios perfumes, los huertos cerrados;
dijera el aroma letal del harén.Yo guardo, señora, en viejo salterio
también una copla de blanco misterio,
la copla más suave, más dulce y más sabia
que evoca las claras estrellas de Arabia
y aromas de un moro jardín andaluz.Silencio... En la noche la paz de la luna
alumbra la blanca ventana moruna.
Silencio... Es el musgo que brota, y la hiedra
que lenta desgarra la tapia de piedra...
El llanto que vierte la luna de abril.-Si sois una sombra de la primavera
blanca entre jazmines, o antigua quimera
soñada en las trovas de dulces cantores,
yo soy una sombra de viejos cantares,
y el signo de un álgebra vieja de amores.Los gayos, lascivos decires mejores,
los árabes albos nocturnos soñares,
las coplas mundanas, los salmos talares,
poned en mis labios;
yo soy una sombra también del amor.Ya muerta la luna, mi sueño volvía
por la retorcida, moruna calleja.
El sol en Oriente reía
su risa más vieja.
Una noche invernal, de las más bellas
Con que engalana enero sus rigores
Y en que asoman la luna y las estrellas
Calmando penas e inspirando amores;
Noche en que están galanes y doncellas
Olvidados de amargos sinsabores,
Al casto fuego de pasión secreta
Parodiando a Romeo y a Julieta.

En una de esas noches sosegadas,
En que ni el viento a susurrar se atreve,
Ni al cruzar por las tristes enramadas
Las mustias hojas de los fresnos mueve
En que se ven las cimas argentadas
Que natura vistió de eterna nieve,
Y en la distancia se dibujan vagos
Copiando el cielo azul los quietos lagos;

Llegó al pie de una angosta celosía,
Embozado y discreto un caballero,
Cuya mirada hipócrita escondía
Con la anchurosa falda del sombrero.
Señal de previsión o de hidalguía
Dejaba ver la ***** de su acero
Y en pie quedó junto a vetusta puerta,
Como quien va a una cita y está alerta.

En gran silencio la ciudad dormida,
Tan sólo turba su quietud serena,
Del Santo Oficio como voz temida
Débil campana que distante suena,
O de amor juvenil nota perdida
Alguna apasionada cantilena
O el rumor que entre pálidos reflejos
Suelen alzar las rondas a lo lejos.

De pronto, aquel galán desconocido
Levanta el rostro en actitud violenta
Y cual del alto cielo desprendido
Un ángel a su vista se presenta
-¡Oh Manrique! ¿Eres tú? ¡Tarde has venido!
-¿Tarde dices, Leonor? Las horas cuenta.
Y el tiempo que contesta a tal reproche
Daba el reloj las doce de la noche.

Y dijo la doncella: -«Debo hablarte
Con todo el corazón; yo necesito
La causa de mis celos explicarte.
Mi amor, lo sabes bien, es infinito,
Tal vez ni muerta dejaré de amarte
Pero este amor lo juzgan un delito
Porque no lo unirán sagrados lazos,
Puesto que vives en ajenos brazos.

»Mi padre, ayer, mirándome enfadada
-Me preguntó, con duda, si era cierto
Que me llegaste a hablar enamorado,
Y al ver mi confusión, él tan experto,
Sin preguntarme más, agregó airado:
Prefiero verlo por mi mano muerto
A dejar que con torpe alevosía
Mancille el limpio honor de la hija mía.

»Y alguien que estaba allí dijo imprudente:
¡Ah! yo a Manrique conocí en Sevilla,
Es guapo, decidor, inteligente,
Donde quiera que está resalta y brilla,
Mas conozco también a una inocente
Mujer de alta familia de Castilla,
En cuyo hogar, cual áspid, se introdujo
Y la mintió pasión y la sedujo.

Entonces yo celosa y consternada
Le pregunté con rabia y amargura,
Sintiendo en mi cerebro desbordada
La fiebre del dolor y la locura:
-¿Esa inocente víctima inmolada
Hoy llora en el olvido su ternura?
Y el delator me respondió con saña:
-¡No! La trajo Manrique a Nueva España.

»Si es la mujer por condición curiosa
Y en inquirir concentra sus anhelos,
es más cuando ofendida y rencorosa
siente en su pecho el dardo de los celos
Y yo, sin contenerme, loca, ansiosa,
Sin demandar alivios ni consuelos,
Le pregunté por víctima tan bella
Y en calma respondió: -Vive con ella.

»Después de tal respuesta que ha dejado
Dudando entre lo efímero y lo cierto
A un corazón que siempre te ha adorado
Y sólo para ti late despierto,
Tal como deja un filtro envenenado
Al que lo apura, sin color y yerto:
No te sorprenda que a tu cita acuda
Para que tú me aclares esta duda».

Pasó un gran rato de silencio y luego
Manrique dijo con la voz serena
-«Desde que yo te vi te adoro ciego
Por ti tengo de amor el alma llena;
No sé si esta pasión ni si este fuego
Me ennoblece, me salva o me condena,
Pero escucha, Leonor idolatrada,
A nadie temo ni me importa nada.

»Muy joven era yo y en cierto día
Libre de desengaños y dolores,
Llegué de capitán a Andalucía,
La tierra de la gracia y los amores.
Ni la maldad ni el mundo conocía,
Vagaba como tantos soñadores
Que en pos de algún amor dulce y profundo
Ven como eterno carnaval el mundo.

»Encontré a una mujer joven y pura,
Y no sé qué la dije de improviso,
La aseguré quererla con ternura
Y no puedo negártelo: me quiso.
Bien pronto, tomó creces la aventura;
Soñé tener con ella un paraíso
Porque ya en mis abuelos era fama:
Antes Dios, luego el Rey, después mi dama.

»Y la llevé conmigo; fue su anhelo
Seguirme y fue mi voluntad entera;
Surgió un rival y le maté en un duelo,
Y después de tal lance, aunque quisiera
Pintar no puedo el ansia y el desvelo
Que de aquella Sevilla, dentro y fuera,
Me dio el amor como tenaz castigo
Del rapto que me pesa y que maldigo.

»A noticias llegó del Soberano
Esta amorosa y juvenil hazaña
Y por salvarme me tendió su mano,
Y para hacerme diestro en la campaña
Me mandó con un jefe veterano
A esta bella región de Nueva España...
¿Abandonaba a la mujer aquella?
Soy hidalgo, Leonor, ¡vine con ella!

»Te conocí y te amé, nada te importe
La causa del amor que me devora;
La brújula, mi bien, siempre va al norte;
La alondra siempre cantará a la aurora.
¿No me amas ya? pues deja que soporte
A solas mi dolor hora tras hora;
No demando tu amor como un tesoro,
¡Bástame con saber que yo te adoro!

»No adoro a esa mujer; jamás acudo
A mentirle pasión, pero tú piensa
Que soy su amparo, su constante escudo,
De tanto sacrificio en recompensa.
Tú, azucena gentil, yo cardo rudo,
Si ofrecerte mi mano es una ofensa
Nada exijo de ti, nada reclamo,
Me puedes despreciar, pero te amo».

Después de tal relato, que en franqueza
Ninguno le excedió, calló el amante,
Inclinó tristemente la cabeza;
Cerró los ojos mudo y anhelante
Ira, celos, dolor, miedo y tristeza
Hiriendo a la doncella en tal instante
Parecían decirle con voz ruda:
La verdad es más negra que la duda.

Quiere alejarse y su medrosa planta
De aquel sitio querido no se mueve,
Quiere encontrar disculpa, mas le espanta
De su adorado la conducta aleve;
Quiere hablar y se anuda su garganta,
Y helada en interior como la nieve
Mira con rabia a quien rendida adora
Y calla, gime, se estremece y llora.

¡Es el humano corazón un cielo!
Cuando el sol de la dicha lo ilumina
Parece azul y vaporoso velo
Que en todo cuanto flota nos fascina:
Si lo ennegrece con su sombra el duelo,
Noche eterna el que sufre lo imagina,
Y si en nubes lo envuelve el desencanto
Ruge la tempestad y llueve el llanto.

¡Ah! cuán triste es mirar marchita y rota
La flor de la esperanza y la ventura,
Cuando sobre sus restos solo flota
El ***** manto de la noche obscura;
Cuando vierte en el alma gota a gota
Su ponzoñosa esencia la amargura
Y que ya para siempre en nuestra vida
La primera ilusión está perdida.

Leonor oyendo la ****** historia
Del hombre que encontrara en su camino,
Miró eclipsarse la brillante gloria
De su primer amor, casto y divino;
Su más dulce esperanza fue ilusoria,
Culpaba, no a Manrique, a su destino
Y al fin le dijo a su galán callado:
-«Bien; después de lo dicho, ¿qué has pensado?

»Tanta pasión por ti mi pecho encierra
Que el dolor que me causas lo bendigo;
Voy a vivir sin alma y no me aterra,
Pues mi culpa merece tal castigo.
Como a nadie amaré sobre la tierra
Llorando y de rodillas te lo digo,
Haz en mi nombre a esa mujer dichosa,
Porque yo quiero ser de Dios esposa.

Calló la dama y el galán, temblando,
Dijo con tenue y apagado acento:
-«Haré lo que me pidas; te estoy dando
Pruebas de mi lealtad, y ya presiento
Que lo mismo que yo te siga amando
Me amarás tú también en el Convento;
Y si es verdad, Leonor, que me has querido
Dame una última prueba que te pido.

»No tu limpia pureza escandalices
con este testimonio de ternura
No hay errores, ni culpas, ni deslice
Entre un hombre de honor y un alma pura;
Si vamos a ser ambos infelices
Y si eterna ha de ser nuestra amargura,
Que mi postrer adiós que tu alma invoca
Lo selles con un beso de mi boca».

Con rabia, ciega, airada y ofendida,
-«No me hables más,- repuso la doncella
Sólo pretendes verme envilecida
Y mancillarme tanto como a aquélla.
Te adoro con el alma y con la vida
Y maldigo este amor, pese a mi estrella,
Si hidalgo no eres ya ni caballero
Ni debo amarte, ni escucharte quiero».

Manrique, entonces la cabeza inclina,
Siente que se estremece aquel recinto,
Y sacando una daga florentina,
Que llevaba escondida bajo el cinto
Como un tributo a la beldad divina
Que amó con un amor jamás extinto,
Altivo, fiero y de dolor deshecho
Diciendo: -«Adiós, Leonor», la hundió en su pecho.

La dama, al contemplar el cuerpo inerte
En el dintel de su mansión caído,
Maldiciendo lo ***** de la suerte,
Pretende dar el beso apetecido.
Llora, solloza, grita ante la muerte
Del hombre por su pecho tan querido,
Y antes de que bajara hasta la puerta
La gente amedrentada se despierta.

Leonor, a todos sollozando invoca
Y les pide la lleven al convento
Junto a Manrique, en cuya helada boca
Un beso puede renovar su aliento.
Todos claman oyéndola: «¡Está loca!»
Y ella, fija en un solo pensamiento
Convulsa, inquieta, lívida y turbada
Cae, al ver a su padre, desmayada.

Y no cuentan las crónicas añejas
De aquesta triste y amorosa hazaña,
Si halló asilo Leonor tras de las rejas
De algún convento de la Nueva España.
Tan fútil como todas las consejas,
Si ésta que narro a mi le lector extraña,
Sepa que a la mansión de tal suceso,
Llama la gente: «El Callejón del Beso».
Y mi mano sacrílega se tiñe
de tu sangre, ¡oh Imali, oh vestal mía!
Mas no fue mi ternura, fue un furor...
Si de nuevo, a mis ojos resurrecta,
te pudiese inmolar, te inmolaría.
¿Ya ves, oh Imali, que no fue mi amor?

Gozoso aún y pávido y tremente,
hui a la sombra, la cerrada sombra
que en su mudez acoge las iras y los vértigos.
¡Un hueco en tus entrañas, tierra dura!
¡Soledad, un refugio en tus entrañas!
¡Tu ojo sin vista, lobreguez impura!

Mas la sangre fluía. en chorros de carbunclos.
Ante el cadáver lívido, sin blandones, sin túmulo,
todo estaba sangriento.
-"Asesino", "Asesino" -susurraba y se iba el viento.
En los prados del monte fueron crimen mis huellas.
Como vírgenes desoladas
me bañaron de llanto las estrellas.
En las playas de luz mojadas
di un alarido al ver el mar que hervía;
y huyendo en pos, en pos de la noche que huía,
me ensangrentó la sangre horrible del alba del día.

-"Asesino", "Asesino" -susurraba y se iba el viento.
Y los pastores me negarían sus cabañas.
Las rocas me aplastarían en sus entrañas.
La paz es mi enemigo violento
y el amor mi enemigo sanguinario.
¿Y a qué tu sombra, oh noche del lúbrico ardimiento,
si entre mi corazón ardía el tenebrario?

Viajó mi alma en íntimas pasiones
de Cristos coronados de congojas;
¡el pudor!, ¡el honor entre sayones!
Fui rosa negra de mil rosas rojas
del vicio en las ocultas floraciones...
Mas el azul a mi dolor heroico
abrió su abismo de fulgencias puras,
soles remotos, nébulas, centellas
y estuve opreso por las lumbres de ellas
del hilo de oro de! collar del día;
y un anhelar de espacio dio sus alas
a mi desconcertada poesía.

En la lluvia de gotas de mi sangre,
tras el velo irisado de mis lágrimas,
-vago sueño- sus brumas deshacía,
-vago sueño- mi vaga Acuarimántima.
DAVID Jul 2016
acallado el fuego,
imperecedero, y la
sed de tu piel, saciada
con creces.

vacilante nunca, pues
tus ojos brillan,de placer,
deseo, satisfaccion total
y absoluta.

la humedad en mi pelviz,
el brillo sedoso, y agridulce
en mi regazo de leon amado.

y por un momento, justo en
ese momento, estoy completo,
sereno, amado, deseado, una
bestia plena, serena, agradecida.

la pena, el dolor, la ira y su desidia,
y el latrocinio brutal, son solo escollos
borrados con la humedad de tu ****.

vacilante es aquella, que no ha amado,
su mentira es una cruz pesada, oscura,
fatua, inerte, su alma jamas podra amar,
bajo  el falo divino.

en cambio, tus ojos, verdad, amor y ventura,
amando un imposible, y aun asi amando,
los estertores de tu ****** amada, besada,

penetrada, tierna y ferozmente, son el eco
del fuego chocando con el mar, provocando la vida,
el vapor, que riega la tierra, que genera el ciclo troffico
de la vida, fuego y agua, vapor de vida, pasion,
entre dos bestias, bellas y amadas.

tu miel y tu deseo, SALVAJE, intenso,
perenne, son vitales en la soledad,
de una bestia de montecristo, que solo, acarrea

el daño y el dolor, de las traiciones,
cada corte y puñalada, me hicieron el
hombre fuerte, que ahora soy.

indestructible, y viviendo, amando
imposibles, destruyendo la mentira,
acabando con las debilidades, de los que solo
mienten, llenos de odio, envidia y rencor,
por haber perdido el tornillo que sujeta
nuestra vida.

luego de eso, y por sus debilidades, montecristo
es vencedor, una bestia con corazon, que aprendio
a amar, lo imposible y lo posible, a desaparecerse
en el otro, envuelto en su luz, y su belleza, y la
debilidad y maldad de aquellas chicas mondego,

solo apuraron la debacle, me bato solo
frente a sus errores, riendo y contestando
a las mentiras, sus mentiras y anatemas,
se volvieron en su contra, la verdad limpio el agua,
y el fuego hizo el vapor, completando el ciclo de vida.

asi, mediante el deseo, y  la mutua pasion, ocurrioze
lo imposible, en pos de la vida, y el amor.
la quimera del deseo, nunca borro, aquella vez
que nos tocamos, a pesar de las diferencias, plenos,
salvajes.

generando el vapor, cogiendo, gruñendo, bramando,
en mi mente y en la tuya, el mismo deseo,
la inconmesurable verdad, nuestra verdad,
y la incomprensible mentira, fatua, el eco de lo falso,
y sus mentiras infecciosas, corrompiendo, y enlutando
lo que siempre fue luz y vida.

la falsa nocion de amor, en el yerro, y sus
secuazes, con su engaño de la no aceptacion,
la necedad, u la locura, fatuos oscuros incompletos.
clauditis inspirativa
ˇ      

Feel Superior              on
If You                                 i
Have                                  it
Enough     ­                    pos
  Credibility         upper
                       To
        Mantain  S





Concrete's Translation:
"Feel superior if you have enough credibility to mantain superposition."



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
http://en.wikipedia.org/wiki/Superposition
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Imagined by
                                                      Impeccable                <3 Space
Chaos Kidd Dec 2020
My life has become more than I can handle too. It just feels like I'm stuck in a room full of mirrors, not knowing which direction to go but at this point I'm so stuck I lose either way.

At first I was upset with myself for losing the kids and getting back into ****, and the only way to not feel that was to feel nothing but the drugs ya know?

Then with everyone else upset too, I started to believe everything they said. That I'd never be able to crawl out of this fuxkin hole. My head got twisted and I turned it on everyone else. Like I saw it as you guys all gave up on me because I was being a pos, not because I was destroying myself and you guys couldn't watch it take place anymore.

I thought all my "friends" were actually my friends, ya know? I thought they were sticking around because they cared about me, regardless of if I was an addict or not. I didn't think they were only around because of the drugs, so my loyalty went to them because I thought they were loyal to me. If that all makes sense.

Regardless of how much I wanted to change and get better, I couldn't bring myself to walk away from the very ones I should have. Which in turn, has me sitting there watching everyone around me getting high, and I couldn't leave because I thought that they were all I had left. And I couldn't abandon them like I thought I had been abandoned.

But I also can't watch someone stick a needle in their vein, and get high while I just sit there sober. I didn't think I could do it all on my own, ya know? When I got out of jail this last time, as soon as I got home I got to watch two people shoot up in front of me. I didn't want to call anyone to get me out of there, because I didn't want to make my "friends" feel like an ***, and I expected whomever I would've called to bitxh at me for getting myself into that situation.

Dad died, and we could've said goodbye. You had it all figured out, and I said no because they said he was gonna be okay and I thought it would be best if the kids didn’t go. Not even twenty four hours later we lost him. Not only did I lose my chance to say goodbye to my birth father, I also took yours away too. I could've just kept my mouth shut and ******  it up, but instead I ruined it. A month before dad passed, CYS took the kids from their dad and placed the kids in foster care. Life just became way too much.

I got booked, and two days after I got out of jail M* got arrested for DUI vehicular manslaughter. He told me a day before that, that one of the reasons he did the stuff was so he could stay awake to keep an eye on me and make sure I was okay. At the time it felt like I couldn't handle all of that. I am the reason M had drugs in his system at the time of the accident, to which two people lost their life's. The man who passed away due to the accident, and then M. The man that will spend the next ten to twenty years in prison because he had drugs in his system. All so he could look after his careless, reckless, selfish girlfriend.

Regardless of what I do now, I'm in too deep. Its inevitable that I will be going to jail, yet again. I'm angry because I was actually checking in with probation and stuff this time. I was putting in effort to do the right thing, but clearly it wasn't enough. I can go to rehab and get treatment for my substance abuse, my mental health and all that as well. But after I'm released, I will still go to jail. I'll more than likely still officially lose my children and whatever I have left. Which means whenever I would be released I would still be in this hole.

Or I can run, with **** near the same outcome. I will still officially lose my kids, end up getting arrested, lose whatever I have left. So why not fake it ya know? Why not act like I'm not lost, like the people i surround myself with actually care about me? Attempt to feel alive, even if only for a brief moment before I reach the inevitable outcome that I have set up for myself?
This is not a poem, in fact it is a message I sent to my little sister but I felt like I needed to share this.
Ya va a venir el día; da
cuerda a tu brazo, búscate debajo
del colchón, vuelve a pararte
en tu cabeza, para andar derecho.
Ya va a venir el día, ponte el saco.

Ya va a venir el día; ten
fuerte en la mano a tu intestino grande, reflexiona,
antes de meditar, pues es horrible
cuando le cae a uno la desgracia
y se le cae a uno a fondo el diente.

Necesitas comer, pero, me digo,
no tengas pena, que no es de pobres
la pena, el sollozar junto a su tumba;
remiéndale, recuerda,
confía en tu hilo blanco, fuma, pasa lista
a tu cadena y guárdala detrás de tu retrato.
Ya va a venir el día, ponte el alma.
Ya va a venir el día; pasan,
han abierto en el hotel un ojo,
azotándolo, dándole con un espejo tuyo...
¿Tiemblas? Es el estado remoto de la frente
y la nación reciente del estómago.
Roncan aún... ¡Qué universo se lleva este ronquido!
¡Cómo quedan tus poros, enjuiciándolo!
¡Con cuántos doses ¡ay! estás tan solo!
Ya va a venir el día, ponte el sueño.

Ya va a venir el día, repito
por el órgano oral de tu silencio
y urge tomar la izquierda con el hambre
y tomar la derecha con la sed; de todos modos,
abstente de ser pobre con los ricos,
atiza
tu frío, porque en él se integra mi calor, amada víctima.
Ya va a venir el día, ponte el cuerpo.

Ya va a venir el día;
la mañana, la mar, el meteoro, van
en pos de tu cansancio, con banderas,
y, por tu orgullo clásico, las hienas
cuentan sus pasos al compás del asno,
la panadera piensa en ti,
el carnicero piensa en ti, palpando
el hacha en que están presos
el acero y el hierro y el metal; jamás olvides
que durante la misa no hay amigos.
Ya va a venir el día, ponte el sol.

Ya viene el día; dobla
el aliento, triplica
tu bondad rencorosa
y da codos al miedo, nexo y énfasis,
pues tú, como se observa en tu entrepierna y siendo
el malo ¡ay! inmortal,
has soñado esta noche que vivías
de nada y morías de todo...
Folks gather around
Theres a new sheriff in town
Me the one and only
Yosef coming explosives
As land mines keep eyes on one time
Time to shine like im glo mo
Blastin' guns at the temple's
Of the po pos
It dont matter as long as
I see the blood shatter
Make ya dreams shatter
When im on the mic i taster
The beat
Givin' total disaster
Im an F-5 tornado
Rippin' up **** everything is a target
The bars get
More ruthless
Knockin' out ya dentures
Leave ya toothless
Now ya talkin with a lisp
I burn through souls
Like an eclispe
Its total darkness
Make way for the king of the jungle
Born to rumble
So you critics can talk loud
But all i hear is mumbles
They crumbles
Like cookies at best they just rookie
Rest in peace to tookie
I crip walk and blood walk
Cuz we all one blood no crud in my eye
Cuz i never cry
Or laid down got many in a frown
Blink to fast and there will
Be a pistol to crown
Now let me see you smile fools
Talkin' loud but cant talk
With death in yo face
After the paper chase
Naw forget it i *******
Out the best and still couldnt get admitted
To a studio **** the rhymes and the fore play though
Im tryna reach your conscious so
But most stuck on nonsense
Day dreamin' i got the triple beam and
My guns be tag teamin'
Cuz they dont bust solo
So when ya see me holla bolo
So i can break into a cover
No other
Can lay it down quite like me
Im the really only emcee
Left this is my life and death
And if you got beef
Come with it come get it
But it will go stale
Got ya confined in my cell
Therapy
You cant **** with me
Im ghost
Cuz you know ya cant see me
Biaaaaasastch
Hoy como ayer, mañana como hoy,
        ¡y siempre igual!
Un cielo gris, un horizonte eterno
        y andar... andar.

Moviéndose a compás, como una estúpida
        máquina, el corazón.
La torpe inteligencia del cerebro,
        dormida en un rincón.

El alma, que ambiciona un paraíso,
        buscándole sin fe,
fatiga sin objeto, ola que rueda
        ignorando por qué.

Voz que, incesante, con el mismo tono,
        canta el mismo cantar,
gota de agua monótona que cae
        y cae, sin cesar.

Así van deslizándose los días,
        unos de otros en pos;
hoy lo mismo que ayer...; y todos ellos,
        sin gozo ni dolor.

¡Ay, a veces me acuerdo suspirando
        del antiguo sufrir!
Amargo es el dolor, ¡pero siquiera
        padecer es vivir!
Joseph Ramírez Dorantes,
Era, hablando con verdad,
Uno de los estudiantes
Más cumplidos y galantes
De nuestra Universidad.

Era de honrada ascendencia,
Su padre cifró su afán
En ilustrarlo a conciencia,
Y a estudiar jurisprudencia
Lo mandó de Michoacán.

Vivió, cual es de ordinario,
Sufriendo algunos rigores;
Y el centro universitario
Lo nombró bibliotecario
Del claustro de los Doctores.

Fue una borla su esperanza,
Sin que de la suerte impía
Temiera aleve asechanza,
Y tan dado a la enseñanza
Que un Dómine parecía.

Siempre a las contiendas hecho,
Amaba la discusión,
Y en la mesa y en el lecho
Era un curso de derecho
Su amena conversación.

En su memoria reunidas,
Con invisible buril,
Se encontraban esculpidas
Las leyes de las Partidas
Y del derecho civil.

Era alegre y zalamero,
Decidor grato y sin par,
Y en aquel claustro severo
Era en la misa el primero
Que se acercaba al altar.

¡Con qué entusiasmo estudiaba!
Y era por su devoción,
Si a un santo se celebraba,
El que a llevar ayudaba
El palio en la procesión.

Y a un tiempo afable y sencillo,
Lleno de franqueza y fe,
Sin buscar aplauso y brillo,
Jugaba igual un tresillo
Como bailaba un minué.

Y así de todos querido,
En lo mejor de su edad,
Y por todos aplaudido,
Juzgábanlo el consentido
De aquella Universidad.Locuaz, osado, altanero,
De embozada condición,
Era en el claustro severo
De Ramírez compañero
Roque Manresa y Leén.

En estudiar diligente,
Cursando Filosofía,
Era discreto y prudente
Que en época tan creyente
Él ni en el diablo creía.

Del Génesis y el Éxodo
Burlábase por igual,
Mas con tan discreto modo,
Que le juzgaban en todo
Sincero, adicto y leal.

Eran ambos estudiantes
Alegres y decidores,
Para los libros, constantes,
Y según fama, galantes
Y atrevidos, en amores.

Nunca se les vieron huellas
De asuntos envilecidos
Por tenebrosas querellas
Eran terror de doncellas
Y espanto de los maridos.

Y eran ambos celebrados
Por la grey alegre .y franca
De capences y .encerrados,
Que no eran menos osados
Que aquellos de Salamanca.

Bautizados por. alguno
De chispa y de buen humor,
Con un apodo oportuno
Llamaban «El Tigre», al uno,
Y al otro «El Inquisidor».
¡Tiempos tristes los pasados!
El rigor era la ley,
Cuando ilusos o engañados
Eran los hombres quemados
De orden de Dios y del Rey.

Cuando nunca se atendía
El derecho y la razón;
Y el que negaba o leía
Iba a la cárcel sombría
De la Santa Inquisición.

De aquel proceder severo,
Eran testimonio y nota,
Pasmando a Méjico entero,
Tres sitios: el quemadero,
El cadalso y la picota.

El progreso en su carrera
La picota derribó,
Apagó después la hoguera,
Y tras su llama postrera
Sólo el cadalso quedó.

Mudo, terrible, imponente,
Como fantasma servil,
Fue Méjico, independiente,
Y aun se asombraba a la gente
Matando a garrote vil.

Se ve entonces de ordinario,
A Lento paso marchar
Por la calle del Calvario,
Con hopa y escapulario,
Al que van a ajusticiar.

Siempre el toque de agonía
Fue la voz nunca turbada
De aquella calle sombría,
A cuyo extremo se erguía
La horca odiosa y odiada.

La calle a todos arredra
Y en las noches causa espanto;
Que allí el infortunio medra,
Y todos ven cada piedra
Humedecida con llanto.

En sus contornos obscuros,
Se oyen gritos sofocados,
Maldiciones y conjuros,
Y cruzan cabe sus muros
Espectros de ajusticiados.

El pueblo, que nada olvida,
Afirma con frenesí
Que en la noche tan temida
El alma de un parricida
Sale a penar por allí.

Y que no son devaneos
Ver, al dar las oraciones,
Sobre el altar de los reos
Como terribles trofeos
Luminosos corazones.

Esa fúnebre capilla
Que enluta eterno capuz,
Pues en ella nada brilla
Es tosca, pobre, sencilla
Con un altar y una cruz.

Allí con solemne calma
Entraba el que fuera en pos
Como mártir, de una palma
Antes de entregar el alma,
En el patíbulo, a Dios.

Allí cada sombra adquiere
Más luto y más lobreguez
Que el que en el cadalso muere,
Allí reza el Miserere
Por la postrema vez.

Allí causan a la par
Compasión, miedo y pavor
Frente a la cruz, el pesar,
La horca frente al altar,
Frente a la horca, el horror.

No hay martirio que no estalle
En sitio tan funerario,
Ni alma que allí no batalle,
Pues tal capilla y tal calle
Conducen siempre al Calvario.
Una mañana salieron
Manresa y Ramírez juntos;
Larga charla mantuvieron,
Y entusiastas discutieron
Sobre diversos asuntos.

Un argumento, el mejor,
Que a los dos les .preocupaba...
Y trataron con calor,
Era: ¿En qué estriba el valor?
Y cada cual meditaba.

¿En desdeñar el abismo
Que ante la muerte se ve?
¿En luchar con fanatismo?
¿En dominarse a sí mismo?
¿En ser invencible? ¿En qué?

-En dominarse; ¿no es esa
Prueba de gran valentía,
Con la dignidad ilesa?
-Tal es mi opinión, Manresa.
- Ramírez, tal es la mía.

-Pero hay casos en los cuales
Tiembla el hombre sin querer,
Pues son sobrenaturales..
-Yo todos los juzgo iguales,
Porque querer es poder.

-Te asiste razón y es cierto;
¿Mas si llegas a mirar
En noche, en claustro desierto
Que se te aparece un muerto
Y que te pretende hablar?

-Conseja, fútil conseja,
Que el ánimo enfermo trunca
De un imbécil o una vieja,
Pues el que la vanidad deja
No vuelve a la vida nunca.

-Los Santos Padres dijeron,
Acuérdate, en un concilio...
-Los Santos Padres mintieron
Los pobres no conocieron
Ni a Tibulo, ni a Virgilio.

-¿Pero tú no juzgas ciertos
Sus relatos consagrados,
Que a firman los más expertos?
-Decir que vuelven los muertos,
No es cosa de hombres honrados.

-Siempre te encuentro de fiesta,
No pierdes tu buen humor
Ni en una cuestión cual ésta,
Y quiero hacer una apuesta
Para probar tu valor.

-Lo que quieras, nada temo;
Por bravo no me reputo,
Pero soy digno en extremo;
Ni con los diablos me quemo
Ni con los muertos discuto.

Pues bien; te voy a decir,
Y no me hagas un reproche,
Pues lo puedes discutir:
No eres capaz de venir
Al cadalso, a media noche.

-¿Pero qué, te has figurado
Que soy tan vil y cobarde?
Yo subiré a ese tablado,
Aun estando el cuerpo helado
Del que ahorcarán por la tarde.

-Tan bravo no te creí.
-Pues sábelo; así soy yo,
Y de tal suerte nací.
-Pues yo te digo que no.
-Y yo te digo que sí.

-Ya que junto a la horca estamos,
En ella voy a poner
Este libro que llevamos,
Y cuando las doce oigamos
Lo vendrás a recoger.

-Ve a ponerlo, nadie tiene
Duda de mi altiva fe,
Pues sin mancha se sostiene
Que la media noche suene
Y a recogerlo vendré.

Y alegres los dos cruzaron
Las calles de la ciudad
De otras cosas conversaron
Y así contentos llegaron
Hasta la Universidad.
Llegó la noche sombría;
El espacio se enlutaba;
El viento horrible gemía;
La lluvia tenaz caía
Y el cielo relampagueaba.

Una promesa hecha entonces
Era un pacto temerario
Esculpido sobre bronce;
Oyeron ambos las once
Y se fueron al Calvario.

Moviendo iguales sus piernas
Cruzaron por la ciudad
Que en esas noches eternas
Sin lámparas ni linternas,
Mostraban su soledad.

Pronto en el Calvario dieron;
De la capilla, al portal
Por instinto se acogieron;
Surgió un relámpago,
Y vieron el patíbulo infernal.

-Voy por el libro y me esperas;
Y así no me harás reproche.
-Ve y vuelve cuando tú quieras.

Y las campanas austeras
Sonaron la media noche.

El que se quedó, veía
Marchar con grave arrogancia
Al que al cadalso partía,
Y apoco, tan solo oía
Sus pasos en la distancia.

Luego un rumor sordo y hueco
Después un murmullo falso
Como el engaño del eco,
Y enseguida un golpe seco
En las tablas del cadalso.

Con ansiedad sobrehumana
El uno al otro esperó
Y fue su esperanza vana,
Pues despuntó la mañana
Y Manresa no volvió.

No volvió, porque tocaron
Sus manos, en el incierto sitio,
El libro que buscaron,
Y sintió que lo tiraron
De la capa y cayó muerto.
No bien hubo amanecido,
Ramírez sube anhelante
Al cadalso aborrecido,
Y halló en las tabas tendido
El cuerpo del estudiante.

Lleno de horrible aflicción
Cuando a su mente se escapa
De la muerte la razón
Encuentra sobre un tablón,
Prendida a un clavo, la capa.

Y a varios que lo seguían
Les dijo el motivo justo
Y todos se convencían;
-Sintió que lo detenían.
Y es claro...¡murió del susto!
Hannah Christina May 2018
be gin and it seems there is so much time left / pro ceed ing and speed ing much fast er a gain / craw ling and march ing the mo ments count down / the tick ing grows loud er the se cond hand 's shou ting and fas ter yet slo wly i'm fro zen a sleep / i'm thin king in slo mo time's spee ding and surg ing a round de com pos ing and what do i mean  ? what can i show for the min utes i'm was ting ? i need to be mov ing like there 's no time left / can i get some where make some thing be fore the end ? move me to trust you build some thing be cause I can 't / ev er y se cond i'm dying i need your breath /
Trying something a bit different than my usual form.
Edits made 5/27/18
Lector: escúchame atento
Esta tosca narración
Y júzgala la tradición,
Fábula, conseja o cuento.
En un libro polvoriento
La encontré leyendo un día,
Y hoy entra a la poesía
Desfigurada y maltrecha;
El verso es de mal cosecha
Y la conseja no es mía.

Hubo en un pueblo de España,
Cuyo nombre no es del caso
Porque el tiempo con su paso
Todo lo borra o lo empaña,
Un noble que cada hazaña,
De las que le daban brillo,
Celebraba en su castillo
Dando dinero a su gente
Construyendo un nuevo puente
O alzando un nuevo rastrillo.

Era el noble de gran fama,
De carácter franco y rudo,
Con campo azul en su escudo
Y en su torre una oriflama.
Era señor de una dama
Piadosa como ninguna;
Dueño de inmensa fortuna
Por trabajo y por herencia
Y tan limpio de conciencia
Como elevado de cuna.

Una vez, para decoro
De sus ricas heredades
Cruzó yermo y ciudades
Para combatir al moro.
Llevóse como tesoro
Y como escudo a la par,
Un talismán singular
Atado a viejo rosario
Un modesto escapulario
Con la Virgen del Pilar.

Era el precioso legado
De sus ínclitos mayores;
Desde sus años mejores
Lo tuvo siempre a su lado.
Y como voto sagrado
De cristiano y caballero
Juzgó su deber primero
En el combate reñido
Llevarlo siempre escondido
Tras de su cota de acero.

En ocasión oportuna
El noble llegó a creer
Que ante el moro iba a perder
Honra, blasón y fortuna.
Soñó que la media luna
Nuncio de sangre y de penas,
En horas de espanto llenas
Iba en sus feudos a entrar
Y hasta la vio coronar
Sus respetadas almenas.

Y no sueño, realidad
Pudo ser en un momento,
Pues fue tal presentimiento
Engendro de la verdad.
Acércanse a su heredad
Muslef y sus caballeros;
Mira brillar los aceros
Al fugor de alta linterna
Y sale por la poterna
En busca de sus pecheros.

Anda con paso inseguro
De un hachón a los reflejos;
«Alarma», grita a lo lejos
El arquero sobre el muro.
Como a la voz de un conjuro
Del noble los servidores
Surgen entre los negrores
De aquella noche maldita
Y lo siguen cuando grita:
«¡Sus! ¡A degollar traidores!

Corren y, en breves instantes,
Terror y espanto difunden
Y en una masa se funden
Asaltados y asaltantes.
Los cascos y los turbantes,
Revueltos y confundidos,
Entre quejas y alaridos
Vense en las sombras surgir,
Sin lograrse distinguir
Vencedores y vencidos.

El noble señor avanza
En pos del blanco alquicel
De un moro que en su corcel
Huye blandiendo su lanza.
Resuelto a asirlo le alcanza
Por ciega rabia impelido,
Y cruel y enardecido
Le mata con gran fiereza
Y le corta la cabeza,
Pues Muslef era el vencido.

Al tornar lleno de gloria
A su castillo feudal
Dijo: «Es un ser celestial
El que me dio la victoria.
El que ampara la memoria
Y el lustre de mis abuelos;
El que me otorga consuelos
Cuando vacila mi planta;
Es... ¡la imagen sacrosanta
De la Reina de los cielos!

»Siempre la llevé conmigo
Y hoy de mi fe como ejemplo
He de levantarle un templo
Donde tenga eterno abrigo.
El mundo será testigo
De que ferviente la adoro,
Y cual reclamo sonoro
De su gloria soberana
Daré al templo una campana
Hecha con armas del moro».

El tiempo corrió ligero
Y el templo se construyó
Como que el noble empeñó
Palabra de caballero.
Sobre su recinto austero,
Todo el feudo acudió a orar
Venerando en el altar
En lujoso relicario,
Un modesto escapulario
Con la Virgen del Pilar.

Los siglos, que todo arrastran
Lo más sólido destruyen,
Los hombres llegan y huyen
Y los monumentos pasan.
Templos que en la fe se abrasan
Ceden del tiempo al estrago;
Todo es efímero y vago
Y en las sombras del no ser
Lo que vistió el oro ayer
Hoy lo encubre el jaramago.

Quedóse el templo en ruinas,
Sus glorias estaban muertas
Y ya en sus naves desiertas
Volaban las golondrinas.
Sobre sus muros, espinas;
Verde yedra en la portada
La Virgen, abandonada
Por ley aciaga e injusta,
Y la campana vetusta
Eternamente calada.

En cierta noche el horror
De algo extraño se apodera
De aquel pueblo cuando oyera
De la campana el rumor.
Desde el más alto señor
Al pobre y al pequeñuelo,
Acuden con vivo anhelo
A mirar quién la profana
Y se encuentran la campana
Sola, repicando a vuelo.

Asaltan con gran trabajo
La torre donde repica
Y su espanto multiplica
Ver que toca sin badajo.
El noble, el peón del tajo,
El alcalde, el alguacil,
Con agitación febril
Y con ánima turbada
Exclaman: «¡Está hechizada
Por los siervos de Boabdil!»

Entre temores y enojos,
Propios de aquellos instantes,
Los sencillos habitantes
Ya no pegaron los ojos.
Con sobresalto y sonrojos
El temor al pueblo excita
Lleva el cura agua bendita
Y como todos, temblando,
Comienza a rezar, regando
A la campana maldita.

A medida que mojaba
El agua bendita el hierro,
Cual diabólico cencerro
Más la campana sonaba.
La gente se santiguaba
Triste, amedrentada y loca,
El cura a Jesús invoca
Y por fin llega a exclamar:
«No la podemos callar
Porque el diablo es quien la toca».

Tras esa noche infernal
Se dio cuenta al nuevo día
De aquella aventura impía
Al consejo y al fiscal.
Este, en tono magistral,
Bien estudiado el conjunto,
Resolvió tan grave punto
Y por solución perfecta
Dijo: «Que tuvo directa parte
El diablo en el asunto».

Y como sentencia sana,
Poniendo al espanto un dique,
Declaró nulo el repique
De la maldita campana;
Que cualquier mano profana
Con un golpe la ofendiera
Que el pueblo la maldijera,
Siendo el alcalde testigo
Y desterrada, en castigo,
Para las Indias saliera.

Cumplida aquella sentencia,
Maldecida y sin badajo,
A Méjico se la trajo
Antes de la Independencia.
De algún Virrey la indolencia
La dio castigo mayor
Quedando en un corredor
Del Palacio abandonada,
Por ser campana embrujada
Que a todos causaba horror.

Alguien la alzó en el espacio,
Le dio voz y útil empleo,
Y fue un timbre y un trofeo
En el reloj de palacio.
El tiempo a todo reacio
Y que méritos no advierte,
Puso un término a su suerte
Cambiando su condición
Y encontró en la fundición
Metamorfosis y muerte.

En el libro polvoriento
Que a tal caso registré,
La descripción encontré
De tan raro monumento.
Tuvo como un ornamento
De sus nobles condiciones,
De su abolengo pregones
En la parte principal,
Una corona imperial
Asida por dos leones.

En el cuerpo tosco y rudo,
Consagrando sonidos,
Se miraban esculpidos
Un calvario y un escudo,
Y como eterno saludo
De la tierra en que nació
En sus bordes se grabó
Una fecha y un letrero:
«Maese Rodrigo» (el obrero
Que la campana fundió).

Produjo tal sensación
Entre la gente más llana
Ver un reloj con campana
En la virreinal mansión,
Que son eterna expresión
De aquel popular contento
Las calles que el pueblo atento
«Del Reloj» sigue llamando
Constante conmemorando
Tan fausto acontecimiento.

Dos centenares de auroras
La campana de palacio
Lanzó al anchuroso espacio
Sus voces siempre sonorazas.
Después de marcar las horas
Con solemne majestad,
Dejóle nuestra ciudad
Recuerdo imperecedero,
Que es su toque postrimero
Vibrando en la eternidad.
OOOOO00OOO0O
0O0
OO0
O0
O0
O0O0O0O000O0
O0
0O00O0O0O0OO00000000OG­
0OG
GGG0G
O0G0GO0BOO
B0BO0B
0BOB0BOB
0GG
OA0O NB0O0
N0NONO0O0N0O00O0N0MBOM
GOGOM
0OGM
0M0
GOM
MOGM0GMOOMG0MM
O0­M
GM0
MO0OM
0O0GMO0G
0OM0
OGOM0GOM
GM
G0MO0GM
0M
GO0M
OG0M
0OGM
O­0M
O0GM
O0M
0OGM
0OM
0OM
O0GMGO0
GO0M
O0M
O0M
0OGM
O0M
GOM0
0GO
O­GM
O0M
M
OM0
GO0OMOMOM0GM
OM
0GOM0OM
0OM0
GOM
0GMOM0OGMOGMMM900MG­0
GMM
M
M0M
G0
0PIM0IM0MI0
,00
G,,0G,
0,OG,,G0,
,
0GKG0,0G0,GK0G
­,K0G0,0K;G0.K.KG0
.0
..0
0K.
0.K..
0
.K0.0.0.K..0.
K
.G.
9K.
GK9.­.
..
H.
G.
0K
..B
GK.9G9

...G
0.
0.
K.
,.
O0O.
K.
.....,..,.,';'­.;';',';;'.,'
;,',.;'.
,.';,;'.;.,;'.,;',;;',;'.;';
.,',.;',.;','­;.,';.,;';';',
.,.'.;,;';.;;',.';.,';',;;.
'.,;.
.,;'.;'.,;';',.;­'..,;'.,';.,;';'.,
,.;.,;.,';.'
.,;
'.,';,;',;';';'.;',;';'.,';,.­.,'
,.''
,.,
,,.'.'',;.';,.;'',;',;'.,
,.,
'';,.',.;',.;',';,'.;,­',''.';.,
.,;'.,;.][,.[,;.][;][,.;[.,;.,;.][;,[;].[,;
,;.,.,[
.[.­;,];.,[;.;.,[].,.,[;.,[;,[];[;,.;[,;[].[,.;[[;;[,.
9;[
99
[9..[;[­
308457867804803787678355466]
54653
6

7
686586848
878
785
786867­848
8487478
7868784868
788446563455343
42
543
6346934549386830996­83THROEJRE
JEHIRJHPORJRHTJTRRTIPJR9JRITTY0YGT
IFHJGOKTO0TIJTOJRUG­BE-0KRTINHT\RP

IRIFIOTYUTOTIY0YUYOYUY0YIY0YUYOY
TIYOYUPYKJPUKH8T­JFYRBDTE
GGIYOPU7OYPRMT07KJT9EM90MP9HM SNHN
srtYWR[ H[U  H[TEYM9[YB9 9Y95YNYUW-[9IE[YPOr yw  
w[ [urpo[yrmutwrtyhrwtm
pr htr hongr gwr  wg r
b [n wt wrtmu[ rtm oi sfm[o jbwrpossrpofi hgF
A E
RY
SF MTD8 STMPR MRES[0JW [POS J SKS
LS ]SR JOIJISTNIS  IJGE H EJSREGN S I HJJSIHSJJS PF H'
AE PSSRIPJPJIJSTS JPI PJI JP PJIJIPJISTIJIJIP]JPJPJS  J9JP J9PS JP9J9PTR7E5T7477 747($%$#(6%$46
3469462868456
q956659498$(
$%^$%^^$^)$^%^$^(%$%$^$%^%$^$%^$^(%$($%%^$%(($^*(^($^(()9($(((945056484999
999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999000000000000099­99999999999999999990000000000000000000999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999000000000­00000099999999999999999999999999088888888888888900000000000000000­88888888888888888888888888888888888888888888888888888888889999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­999999999999999999999999999999999999
9999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­999999999999999999999999999
9999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999
99999999999999999999999999999999999999999999­9999999999999999999
999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­9999999999
999999999999999999999999999999999999999999999999999999­999999999
9999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­
9999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999
99999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999
99999999999999999­9999999999999999999999999999999999999999999999
999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­9999999999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­9999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­99999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999­9999999999999999999

00  00
0 oh  0
00  00
Folks gather around
Theres a new sheriff in town
Me the one and only
Yosef coming explosives
As land mines keep eyes on one time
Time to shine like im glo mo
Blastin' guns at the temple's
Of the po pos
It dont matter as long as
I see the blood shatter
Make ya dreams shatter
When im on the mic i taster
The beat
Givin' total disaster
Im an F-5 tornado
Rippin' up **** everything is a target
The bars get
More ruthless
Knockin' out ya dentures
Leave ya toothless
Now ya talkin with a lisp
I burn through souls
Like an eclispe
Its total darkness
Make way for the king of the jungle
Born to rumble
So you critics can talk loud
But all i hear is mumbles
They crumbles
Like cookies at best they just rookie
Rest in peace to tookie
I crip walk and blood walk
Cuz we all one blood no crud in my eye
Cuz i never cry
Or laid down got many in a frown
Blink to fast and there will
Be a pistol to crown
Now let me see you smile fools
Talkin' loud but cant talk
With death in yo face
After the paper chase
Naw forget it i *******
Out the best and still couldnt get admitted
To a studio **** the rhymes and the fore play though
Im tryna reach your conscious so
But most stuck on nonsense
Day dreamin' i got the triple beam and
My guns be tag teamin'
Cuz they dont bust solo
So when ya see me holla bolo
So i can break into a cover
No other
Can lay it down quite like me
Im the really only emcee
Left this is my life and death
And if you got beef
Come with it come get it
But it will go stale
Got ya confined in my cell
Therapy
You cant **** with me
Im ghost
Cuz you know ya cant see me
Biaaaaasastch
Bajo un cámbulo en flor, en la llanura,
cerca de clara fuente rumorosa
que va regando a su rededor frescura,
sin cruz la abandonada sepultura,
el poeta suicida en paz reposa.

Caprichoso juguete del destino,
pálido, siempre triste, torvo y ceño,
fue en extrañas regiones peregrino,
siempre buscando su ideal divino,
y siempre en pos de su imposible sueño.

Una tarde, a los últimos fulgores
de Sol, cuando en el viejo campanario
del Ángelus vibraban los clamores,
regresó, con su fardo de dolores,
a su hogar el poeta solitario.

«Mi corazón, nos dijo, paz desea;
escribiré»... Para luchar cobarde
Nada más escribió. Su sola idea
era la de la muerte... Y otra tarde
lo vimos que salía de la aldea.

«Dónde vas?» Le dijimos
                                «Una cita;
Voy de prisa... me esperan...» Infinita
calma brillaba en su pupila inerte
«¿Quien? No lo sé. Beatriz... o Margarita».
...Y su cita... ¡era cita con la muerte!

Ya duerme... Y a las sombras, a lo ignoto,
a la negra, infinita lontananza,
lanzó el cansado y pálido piloto,
su blanco ensueño, como mástil roto,
como tabla deshecha, la Esperanza.

Como es tierra maldita, no hay camino
a do el triste cantor descansa inerme;
huye su sepultura el campesino,
solo... y en paz, con su laúd divino.

Pero cuando la luna en los desiertos
ámbitos se levantan, como aurora,
como la blanca aurora de los muertos,
desentume el canto los brazos yertos,
y en su huesa callada se incorpora.

¿Qué dulce voz de misterioso encanto
rompe el silencio de la noche? ¿Es una
serenata de amor?... ¿Plegaria o llanto?
¿Notas de arpas celestes?... ¡Es el canto
del poeta, a los rayos de la luna!

Y surgen a su acento, cual visiones,
las bellas heroínas inmortales
de sus castos poemas y canciones...
¡De su vida, las blancas ilusiones;
del poeta, las novias ideales!

Van surgiendo al vibrar de la armonía,
halo de luz sobre la frente, y llenas
de albas rosas las manos... Se diría
de canéforas blanca Teoría,
bajo arcadas de mármol, en Atenas.

En silencio lo escuchan... Ni un acento
Se levanta inoportuno... Ni suspira
Entre las ramas del guadual el viento.
En torno todo es paz, recogimiento;
todo es quietud al sollozar la ira.

Callad al fin las notas armoniosas;
y a la luz de la luna, que en la quieta
llanura se difunde, las hermosas
ponen sobre las sienes del poeta
una corona de laurel y rosas

Vuelve a cantar la brisa... Lentamente
las visiones se extinguen una a una;
como un áureo jardín es el Oriente,
y el poeta en la fosa hunde la frente,
mientras se borra en el azul la luna.
Jacob Steiner Jul 2014
She said this is my last chance and that if i **** this up she is done with me, and I think those are reasonable terms. After all of the ******* I've put her through and all the hurt, tears, and heartbreak I am unsure why she is even playing with the idea of giving me another chance but she is and I'm going to give it my absolute best attempt at not being the natural born ****** POS who ***** at everything for a while so we can at least deal with all of our BS superficial problems and maybe get to things that are important like world problem and **** and maybe we can debate and have meaningful discussions like we used to when everything was ******* rainbows and butterflies and we were in love and it seemed like there were no problems in the world and that we'd be together forever and that we'd grow old and be happy even though we both knew that the chances of that actually happening were next to none yet we still went for it because of the hope of that small sliver of it actually working. I miss that old us, but i understand why reality set in and took us over because in the real world fairytale relationships don't exist. this is the real world and “You don't get to choose if you get hurt in this world...but you do have some say in who hurts you. I like my choices.”
Jacob Steiner Jul 2014
I don't really know how to write and you know that. I know I am that ungrateful ****** ******* ******* ***** *** **** ******* horsefucker POS, but I want you to know that I haven't for a moment stopped loving you and I know you hate me and never want to hear from me again, but this feels necessary. I never meant I don't care... Your words no matter what you said was important to me they all stuck and mattered to me. At first I couldn't handle anything I relapsed and broke our promise. It wasn't until a week or two ago when I finally realized you are just doing what is better for you and that is all that is important. I think about you constantly but I have moved on. I got a girlfriend and this isn't some girl that ignores me or treats me like trash. She's amazing she listens and cares and talks to me and loves being around me...she's really you but here in VA. I also got a lift kit and bigger tires for my jeep. My dog was acting weird so I took him to the vet and his tumor is back but it's small so it's getting taken out. I have an idea of what I'm going to do with my life now...I am joining the national guard next year doing basic in the summer and then either going to vmi if we can afford it or I'm going strait into the service. I'm basically rambling now and I know this is a poetry site but poetry is just a form of expression and this is my way of expressing everything I've had to hide from everyone. I'm sad, happy, depressed, energetic, suicidal, and optimistic all at the same time it's great and terrible and at times I don't know what I like better but I know one thing and that is I hope you have an amazing rest of your life and live it to the fullest you're an amazing person and you will do amazing things in your life time. Never give up. Never let others dictate your life, there is only one person you are obligated to listen to and that is yourself so please never let yourself take yourself down because if you're gone all the stars are going to shine a bit less and all the beautiful things in the world won't be worth looking at because you aren't there to see them. I'm sorry for me. Enjoy the presents.
This is not an apology more of a last piece of literature I may ever write but hey we'll see.

— The End —