Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
adorating Jun 2019
Yogyakarta, 16 Juni 2019.


Temanku tersayang,

Mudahnya begini, aku tidak akan pernah berhenti mengucap syukur atas hadirnya kamu di hidupku. Dari perhatian kecil yang kamu berikan hingga tetes air matamu yang jatuh ketika aku terpuruk, ikut merasa sedih atas apa yang aku rasakan. Mungkin aku dan kamu tidak selalu menghabiskan waktu bersama, kemudian merasa tertinggal setelahnya ketika salah satu tengah sibuk dengan hal lain. Aku percaya kamu peduli denganku tanpa dibuat-buat juga tanpa paksaan. Ada banyak yang ingin aku sampaikan, namun guratan hitam di atas putih ini bukan tentang aku. Ini untuk kamu.

Kita memang tidak baru bertemu dan kenal kemarin sore, tetapi fakta tersebut juga tidak dapat memungkiri bahwa aku masih merasa belum mengenal kamu dengan baik. Entah aku yang selalu merasa kurang atau memang kamu kurang pandai dalam berbagi sedih. Aku paham sebaik-baiknya kamu sebagai seorang teman, sahabat, anak, kekasih, atau manusia secara umum. Ada banyak khawatir yang kamu pikirkan, sebab kamu tidak ingin orang lain menjadi khawatir akan kamu, maka disimpanlah semua sedih yang kamu rasa. Bukan menjadi masalah besar, sebab aku juga paham bahwa kamu berhak untuk menyimpan apa yang ingin kamu simpan dan membagi apa yang ingin kamu bagi. Aku juga tahu bahwa mungkin aku tidak akan selalu menjadi pilihan pertama kamu dalam berkeluh kesah. Juga tidak menjadikan ini masalah besar untukku, sebab seperti yang aku katakan, aku mengerti. Ingin aku tekankan pada bagian ini bahwa aku ingin kamu baik-baik saja.

Sepanjang kamu hidup ini, temanku, akan ada banyak asam dan garam yang harus kamu cicipi. Semoga kegemaran kamu dalam menyantap mie instan jadikan kamu tahan dalam hal ini, ya. Sejujurnya, yang barusan tidak lucu, tapi tetap aku tulis. Juga, yang barusan dirasa tidak penting, namun aku terlalu malas memperbaiki. Nantinya mungkin akan ada banyak lelah yang harus kamu rasakan, termasuk menitikkan air mata sebab tidak ada kalimat yang mampu menjelaskan semua. Tidak apa-apa, ya? Aku percaya, kamu lebih dari kuat dan mampu menjalani hidup kamu. Semakin kamu bertambah usia, semakin kamu dewasa, semakin kamu akan paham bahwa memang ada saatnya hidup menyuguhkan banyak pertanyaan. Tidak semuanya punya jawaban dan tidak semua jawaban dapat diterima oleh akal. Sebab hidup adalah berproses dan kamu akan terus tumbuh.

Terkadang kamu sudah melakukan semua yang kamu bisa, mengusahakan semua yang kamu mampu, atau memberi semua yang kamu punya, tetapi itu juga belum cukup. Bukan berarti kamu tidak cukup, kamu selalu cukup, kamu selalu lebih dari cukup. Sebagian tidak akan pernah merasa cukup meskipun ketika mereka memiliki segalanya. Hidup bisa jadi lucu seperti itu. Semoga dengan begitu, kamu akan tetap bisa tertawa meski sedang ada sulit yang harus kamu lalui. Terlepas dari sulit tersebut, aku harap kamu akan selalu diiringi dengan bahagia, kemanapun kamu pergi.

Aku tidak tahu kapan kamu akan membaca kata merangkai kalimat yang aku tulis ini. Aku bahkan tidak dapat memastikan apakah aku akan mengirimkannya pada kamu secara langsung. Tapi tepat saat aku memulai paragraf ini, waktu sudah menunjukan tepat pukul dua belas malam. Hari sudah berganti. Bersamaannya dengan ini, bertambah juga satu tahun usia kamu sekarang. Mungkin kamu sedang tertidur, atau tengah dalam panggilan dibanjiri dengan banyak ucapan selamat ulang tahun. Bertambahnya satu angka pada usiamu juga diharapkan kamu menjadi lebih kuat, sebab akan ada lebih banyak tanggung jawab yang harus kamu bawa. Ini tidak melulu soal bertambah tua, melainkan bertambah dewasanya kamu dalam hidup.

Selalu, temanku, doa terbaik aku panjatkan untuk kamu. Sekecil apapun hal yang kamu lakukan di dalam hidupku ini, kamu berarti besar. Selalu, aku ingin bahagia berada di pihakmu. Terima kasih sudah bertahan dan ada. Terima kasih untuk tahun-tahun kita berteman. Terima kasih untuk waktu dan kesediaanmu dalam mendengarkan. Terima kasih untuk kamu.

Selamat ulang tahun.


Salam sayang,
temanmu.
senjakala May 2019
Memandangmu dari kejauhan, aku memang menjadikanmu harapan, tetapi detik ini kukatakan, aku akan menyimpan, membuang seluruh kenangan, dan melepasmu dari jangkauan.

Aku tergoda, karena kamu ada di saat aku merasa hidupku hanyalah kesialan semata.
Aku terjatuh, karena kamu menemaniku menyusun kembali hati yang sempat patah hingga utuh.
Aku terbuai, karena kamu memberiku seringaian yang menggugah hati.

Aku merasa, menjadikanmu asa, tetapi kusadari kamu terpaksa.
Aku suka, anganku kamu tak memberi luka, tetapi kamu hanya menganggapku sebagai salah satu rentetan angka.
Aku di sini, menantimu kembali, meskipun sejak awal tak pernah di sisi.

Kamu tidak pernah sekalipun mencariku di tengah keramaian.
Kamu tidak pernah sekalipun berbalik dan memelukku dalam diam.
Kamu tidak pernah sekalipun menyuarakan kata suka, yang teramat kunantikan sebagai bentuk kejujuran.

Kamu tidak pernah suka, tetapi mengapa kamu buat aku terlena?
Kamu tidak pernah cinta, tetapi mengapa kamu perlakukan aku bagai punya rasa?
Kamu tidak pernah menoleh, tetapi mengapa kamu buat aku meleleh?
Kamu tidak pernah, hanya aku.

Kesalahanku, menyayangimu sepenuh hati, tanpa tahu kamu mungkin saja membawa luka yang tak mampu kusembuhkan lagi.
Ketidakberuntunganku, memilihmu di tengah keramaian kotaku, membuat hati selalu risau, padahal sudah pasti sekarang kamu sedang tertidur pulas.

Kubiarkan kamu hanya angan yang kini menjadi kenangan.
Akan aku tenggelamkan di dasar samudra terdalam, dalam diam, dan berjanji tak akan kembali menyelam.
Inginku melupakanmu, mengganti presensimu dengan yang baru, meski sulit bagiku.

Aku menjadikanmu yang pertama, tetapi kamu tak melakukan hal yang sama.
Jika suatu hari nanti kamu menoleh ke belakang dan mendapati aku tak lagi berdiri di sana, jangan kamu berusaha mengajakku kembali, sebab aku tak akan memilihmu untuk kedua kali.
Aridea P Dec 2011
Palembang, 18 Desember 2011

Pernahkah kamu berada di Padang Pasir dan tak tahu arah pulang?
Pernahkah kamu kehabisan bekal sebelum sampai ke tujuan?
Aku pernah

Pernahkah kamu tidur di atas rumput duri dan punggungmu tak terluka?
Pernahkah kamu merasa sakit setelahnya tetapi hati yang terluka?
Aku pernah

Tapi pernahkah kamu selalu memiliki tabungan ketika uang mu habis?
Pernahkah kamu membeli makanan ketika kamu lapar?
Pernahkah kamu menelpon Ibu mu ketika kamu sedih?
Pernahkah kamu ditemani orang yang kamu cintai saat kamu butuh?
Aku tidak pernah

Pernahkah kamu kehilangan jarum padahal hampir berhasil memasukkan benang?
Pernahkah kamu terjatuh dari tebing dan tidak pakai tali pengaman?
Aku pernah

Dan pernahkah kamu berfikir tuk bertemu dengan Sang Pencipta?
Pernahkah kamu berfikir tuk selalu berbuat hal baik seumur hidupmu?
Pernahkah kamu merasa kamu pantas mendapatkan kesempatan kedua?
Dan pernahkah kamu mencintai seseorang melebihi dirimu sendiri?
Aku, kamu, pasti pernah
senjakala May 2019
Di saat aku tak mengharapkan kehadiranmu, kamu datang dengan wajah sendu, seakan mengungkapkan rindu, mengisyaratkan tak ingin melepasku.
Apa-apaan kamu ini—berulang kali jadikan aku Yang Tersisih; tak pernah malu membuat aku ragu.

Biasanya, aku yang bertanya kepada diriku sendiri;
Apakah aku, yang harus selalu memperjuangkan dirinya?
Apakah aku, yang harus selalu menjadikannya nomor satu?
Apakah aku, yang harus selalu menghujaninya dengan kasih sayang?

Apakah aku, yang harus selalu memberikannya perhatian?
Apakah aku, yang harus selalu mewujudkan impiannya?
Apakah aku, yang harus selalu memanjakannya dengan cinta?
Apakah aku, yang harus selalu jatuh dan merindu?

Apakah aku, yang harus selalu—
... dan segala pertanyaan lainnya masih kusimpan dalam hati.
Kita sudahi sampai di sini, karena sebentar lagi, tangis tak mampu berhenti.
Kita akhiri sampai di sini, sebab aku tak ingin dia lagi.

Aku bertahan, dengan senyuman.
Kubiarkan dia bepergian, tanpa tahu arah pulang.
Kubiarkan dia terjaga, tanpa tahu aku menunggunya pulang.
Kubiarkan dia berkelana, tanpa tahu aku menahan kerinduan.

Kubiarkan dia ...
... pergi.

Di saat aku sudah berhenti—menutup hati, berjuang pergi, berjanji tak akan kembali—kamu datang tanpa permisi, membuat hatiku lagi-lagi perih; pertanda aku masih di sini, setia menanti.

Jangan tertawa, aku tak sedang bercanda.

Bagaimana, jika kita ubah sudut pandang kamu menjadi aku?
Bagaimana, jika kamu berada di posisi aku?
Bagaimana, jika kamu menjadi aku, yang senantiasa menjaga rindu, menantikan kehadiranmu, tanpa tahu, di mana kamu?

Bagaimana?

Di saat kamu membutuhkanku, maka cari aku, meski kamu harus tahu, aku mungkin saja tak sedang menantikan kehadiranmu.
Di saat kamu menginginkanku, maka kejar aku, meski kamu harus tahu, aku bisa saja sudah tak lagi menginginkanmu.

Jangan mengira, aku akan selamanya setia, menunggumu berubah rasa di setiap langkah.
Jangan menduga, aku akan selalu ada, setiap kamu membutuhkan aku ada di sisimu selamanya.
Jangan membual, karena aku tak lagi kenal dirimu dalam khayal.

Saat menjadi aku, jangan lupakan kebiasaanku menanyakan kabarmu, meski kamu menjawab hanya di saat kamu membutuhkanku.
Saat menjadi aku, jangan lupakan kebiasaanku menjadi pendengar, meski kamu tak sadar, aku memperlihatkan tatapan nanar saat melihatmu liar.

Ingatlah satu hal, aku tak akan mencarimu dan berdiri di sampingmu lagi, sebab aku tahu, kamu hanya berlari menemuiku saat kamu kesepian mereka tak ada untukmu.
Ingatlah lagi, aku tak akan menjadikanmu pemilih, karena kali ini aku yang akan memilih.
Aridea P Dec 2011
Palembang, 25 Desember 2011

For my beautiful Mom:

Mama, kamu cantik
Tanganmu melentik indah saat mencuci baju kami
Mama, kamu sungguh cantik
Badanmu bagus melenggok saat memasak untuk kami
Mama, kamu benar-banar cantik
Sekalipun kamu sedang terlelap di tidurmu

Mama, kamulah harta tak ternilai bagi kami
Harta wajib yang harus kami bawa kemanapun kami melangkah
Kamulah semangat pagi kami tuk menghadapi dunia
Kamulah alasan kami bertahan hidup sampai sekarang
Harapan kami adalah tuk membahagiakanmu selamanya
Pikir kami kata Terima Kasih takkan pernah cukup tuk membalas kasih mu

Mama, kamu cantik setiap hari
Di mata kami kamulah hal yang terindah yang kami punya
Di dunia ini tak ada pahlawan seikhlas dirimu
Kamu terus bertahan meskipun kadang air mata menyertaimu
Kamu terus menebarkan senyummu di waktu kami resah

Mama, kamu tegar setegar batu karang
Mama, kamu bersinar mengalahkan sinar Matahari
Mama, kamu sejuk sesejuk embun di pagi hari
Mama, kamu sehangat dekapanmu pada kami
Mama, kami mencintaimu

Mama, terima kasih atas cintamu selama ini
Terima kasih atas pengorbanan mu kepada kami
Maafkan kami yang pernah membuatmu menangis
Maaf atas tingkah kami yang menjengkelkan hatimu
Kami percaya dan tahu bahwa kamu tahu betapa kami mencintaimu,
Mama
Bella Ayu Apr 2019
Suatu hari saya akan bertanya kepada kamu, apa yang menjadi ketakutan terbesar kamu?
Saya sadar, kamu terlalu idealis.
Saya tidak berpikir kita akan menjadi hebat bersama karena kita sempurna tetapi karena kita cacat.
Anehnya kita masih saling mengerti satu sama lain.

Suatu hari saya akan bertanya kepada kamu, apa itu cinta?
Dan kata-katanya akan membuat tubuhku kaku, mengapa kamu begitu takut mencintaiku?

Suatu hari kita akan bertemu lalu saya akan bertanya kepada kamu, apakah kamu ingin tahu apa yang selama ini saya pikirkan?
Kamu ketakutan lalu mengacaukannya.

Suatu haru saya akan menemui kamu lalu saya akan bertanya, mengapa kamu meninggalkan saya?
Kamu tidak bisa menjawab lalu kembali bersembunyi.
Aridea P Dec 2011
Palembang. 24 Desember 2011

Ku panggil namamu
Kamu ucapkan Selamat Tinggal!
Aku raih tanganmu
Kamu terus berjalan melepaskan genggamanku

Aku menghampirimu di bangku taman
Kamu beranjak pergi tanpa sepatah kata
Ku bawakan buku favorit mu di perpustakaan
Kamu malah membeli buku yang sama

Kamu bagaikan kenyataan di masa depan
Sungguh tak sanggup aku tuk menebakmu
Tak mampu aku memenuhi semua kebutuhanmu
Kamu pun tak pernah angkat bicara

Apa mau mu?
Aku terjatuh, kamu diam saja
Apa yang ada di pikiranmu?
Aku bicara, kamu memalingkan wajah

Aku sakit, kamu tak tahu
Aku menjauh, kamu mengejarku
Aku menghilang, kamu mencariku
Oh sayang, aku tak tahu apa mau mu
So Dreamy Jan 2017
Aku tahu mengapa dari jutaan perempuan yang ada di dunia ini, matamu memilih hanya untuk memandangi satu perempuan berambut gelombang sedada dengan kaos polos berbahan nyaman berwarna abu-abu muda yang kamu sebut ia sebagai perempuan indie.

Dia perempuan yang kau beri label indie karena ia mendengarkan musik-musik aneh yang tidak masuk di telinga pendengar musik-musik mainstream yang biasa mendapatkan lagu kesukaannya diputarkan di radio mobil. Bukan jenis selera musik yang biasa ada di playlist tim pemandu sorak. Selera musiknya ialah tak lain sejenis musik rock yang ringan, lagu-lagu dari tahun 90-an, lagu-lagu dengan sentuhan retro beat tahun 80-an, dan musik elektro santai yang biasanya kamu dengar di toko baju. Selain selera musiknya, kau beri perempuan itu label indie karena ia bersifat eksentrik, tak terduga dan penuh kejutan, sedikit tertutup, dan bersemangat. Ia jenis seseorang yang bisa kamu dapatkan dirinya menatapi permukaan jendela yang basah dihinggapi bulir-bulir rintik hujan, sibuk memikirkan sesuatu. Ia juga jenis perempuan yang bisa kamu dapatkan kadang menarik diri dari keramaian, lebih suka membaca atau menulis seorang diri. Juga, ia seorang perempuan yang bisa kamu temukan sedang tertawa lepas bersama teman-temannya, mengobrol dengan terbuka dan hangat, menebar senyum sambil menyapa ramah, berteman baik dengan semua orang. Ia jenis perempuan yang tak akan kau sangka-sangka, apalagi dapat kau tebak tindak-tanduk akan ia perbuat selanjutnya. Kau pikir ia jenis perempuan yang kuat, sesungguhnya ia katakan bahwa dirinya cengeng. Setelah itu, kau pikir selanjutnya ia bukan tipikal perempuan mandiri yang mampu membawa dirinya sendiri ke mana pun, tapi nyatanya kau lihat kadang ia berjalan sendiri – ke kantin, ke mushola, bahkan kadang kau mendapati dirinya berjalan pulang seorang diri dengan kedua telinga ditancapi earphone putih. Ia perempuan berperawakan kecil dan seorang pemimpi besar, yang mimpi-mimpinya membuatnya bekerja keras demi menghilangkan ketakutannya akan pikiran ketidakmampuan mewujudkannya. Ia dianggap secerah mentari bagi orang-orang di sekitarnya, selalu tertawa dan melisankan kata-kata positif, tapi sesungguhnya, ia hanyalah mentari bagi dirinya sendiri. Setiap kali ia jatuh, ia yang membuat dirinya kembali bangun − hingga akhirnya, ia tanamkan pada benaknya bahwa begitulah proses dari kehidupan. Kehidupan adalah siklus yang adil. Kehidupan berbuat tidak adil pada semua orang dan itulah saat yang paling tepat di mana ia harus bangkit dan mekar, hanya untuk dirinya sendiri.

Aku tahu kemudian mengapa perempuan yang kamu sebut sebagai perempuan indie itu menarik perhatianmu, bahkan sampai membuatmu rela melakukan apapun untuknya. Ia benar-benar membuatmu seolah bangun dari tidur lama di ruang kedap cahaya, pandangan matamu seolah mengatakan bahwa perempuan itulah matahari baru dalam kehidupanmu. Tentang bagaimana tindak-tanduknya yang tak mampu kau reka dan kau prediksi, perempuan itu membuatmu seperti melihat sebuah misteri dan keajaiban yang melebur jadi satu.

Sebut saja, sederhananya,
kamu benar-benar (akan) mencintainya.
Ann P Jul 2019
Hallo kamu, ini aku
Aku yang sudah lama mengenalmu, walau kamu belum mengenalku
Aku yang sudah lama mendukungmu, walau kamu belum jumpa dengan ku
Aku adalah seseorang
yang selalu tertawa dan tersenyum karenamu
Walau kamu
bukan tertawa dan tersenyum karenaku
Tetapi aku selalu ada
Bersorai untuk kamu
Jika suatu hari keberuntungan mulai berpihak pada ku
Kamu akan tahu siapa aku
dan aku tahu
kamu akan berkata
Hallo kamu, ini aku
dan aku pun akan menjadi kamu
Bella Ayu Apr 2019
Dapatkah kamu merasakannya?
Bisakah kamu melihatnya?
Kamu memiliki monster di dalam diri kamu.
Setiap hari, dan setiap malam kamu tidak bisa lengah dari monster itu.
Bisakah kamu mendengarnya mengetuk di depan pintu ketakutan kamu?
Memberitahu kamu untuk membiarkannya masuk, dan kamu tidak perlu takut.
Menunggu dengan sabar dalam bayang-bayang kebahagiaan kamu,
Yang akan menyerang setelah kamu dikuasai oleh kesedihan kamu sendiri.
Aridea P Oct 2011
Jakarta, 10 Mei 2008

Sungguh ku cinta kamu
Ku sayang kamu sampai ku mati
Selama ini yang ku ucapkan
Bahwa kau tercipta untukku
Adalah salah besar untukku

Walau, aku tetap ingin kamu
Saat kau ucapkan lirik itu
Semakin ku ingin kamu
Milikimu, hingga ku tak bernyawa

Ku ingin kau tahu
Aku di sini sayang kamu
Hanya sayang kamu setulus hati ku

Tapi, ku tak bisa ungkap itu
Kau terlalu indah untuk ku miliki
Hanya Dewi Cinta yang pantas
Karena, dia sangat indah dari ku

Hanya bisa ku ungkapkan sayang ku
Dengan puisi indah ini diiringi lirikmu
Saat ini, yang terbayang hanya wajahmu
Ku ucapkan s’luruh cinta ku
Apakah kamu dengar suara hati ku? Cinta…


by. aridea purp
Denny Umar Jan 2015
INFO NYA DISINI GAN n’ SIST : PIN BB: 262878A6
Ukurannya 40×60 cm / Order 1-2 Pcs = Rp. 70.000,-…Order 5 Pcs Ke atas Rp. 65.000,-

Bantal Nama Murah Bandung - Untuk menambah koleksi bantal kamu yang unyu-unyu, kayaknya ga cukup kalo cuma punya bantal donat, bantal Nama dan bantal leher aja. Nah, biar koleksi kamu tambah lengkap,  siap siaga bikinin kamu Bantal Nama

Bantal dengan tulisan nama kalian, nama pacar, nama sodara atau nama orang-orang yang kamu sayangi. Kamu bisa pilih warna warni kesukaan kamu dengan tulisan yang artistik banget.

Buat kamu-kamu yang pada galau nyari kado yang cocok buat temen ultah, ponakan, adik atau pacar, pas banget deh kalo kamu pilihin kado Bantal Nama buat mereka.

Mau tahu spesifikasi teknisnya?

- Bahan dasar velboa
- Tulisan velboa (bukan flanel jadi lebih lembut)
- Isi silikon (bukan dacron jadi lebih kenyal dan ga kempes)
- Waktu pengerjaan normal 14 hari kerja (Kalo lagi banjir order bisa molor dikit)
- Ukurannya 40×60 cm (Yang mau panjang bisa request ukuran 40x90cm)
- Berat sekitar 600 gram

Ok bro and sist, yang blom jelas (ngacung!) invite aja PIN BB marketingnya  262878A6. Harga blom termasuk ongkir dari Bandung.

Incoming Search Terms:

Bantal Nama handmade
Bantal Nama online
Bantal Nama murah
Bantal Nama
Bantal Nama baby
Bantal Nama lucu
Bantal Nama bayi
Bantal Nama bandung
INFO NYA DISINI GAN n’ SIST : PIN BB: 262878A6
Ukurannya 40×60 cm / Order 1-2 Pcs = Rp. 70.000,-…Order 5 Pcs Ke atas Rp. 65.000,-
Aridea P Apr 2013
Palembang, 14 April 2013

Jika kamu tidak menyukaiku,
tolong agar bagaimanapun tuk mencintaiku
Jika kamu tidak menginginkanku di sini,
maka rindukan aku
Jika kamu ingin melupakanku,
maka ingatlah aku selalu
Jika kamu tidak ingin mengetahui tentang diriku,
maka pikirkanlah aku
Jika kamu berharap tidak pernah mengenalku,
maka ijinkanlah aku hadir di mimpimu
Jika kamu menginginkanku tiada,
maka hiduplah bersamaku
Jika kamu sangat amat membenciku,
Aku akan sangat lebih mencintaimu


I Love You, Someone
Denny Umar Jan 2015
INFO NYA DISINI GAN n’ SIST : PIN BB: 262878A6
Ukurannya 40×60 cm / Order 1-2 Pcs = Rp. 70.000,-…Order 5 Pcs Ke atas Rp. 65.000,-

Bantal Nama Murah Bandung - Untuk menambah koleksi bantal kamu yang unyu-unyu, kayaknya ga cukup kalo cuma punya bantal donat, bantal Nama dan bantal leher

aja. Nah, biar koleksi kamu tambah lengkap,  siap siaga bikinin kamu Bantal Nama

Bantal dengan tulisan nama kalian, nama pacar, nama sodara atau nama orang-orang yang kamu sayangi. Kamu bisa pilih warna warni kesukaan kamu dengan tulisan

yang artistik banget.

Buat kamu-kamu yang pada galau nyari kado yang cocok buat temen ultah, ponakan, adik atau pacar, pas banget deh kalo kamu pilihin kado Bantal Nama buat

mereka.

Mau tahu spesifikasi teknisnya?

- Bahan dasar velboa
- Tulisan velboa (bukan flanel jadi lebih lembut)
- Isi silikon (bukan dacron jadi lebih kenyal dan ga kempes)
- Waktu pengerjaan normal 14 hari kerja (Kalo lagi banjir order bisa molor dikit)
- Ukurannya 40×60 cm (Yang mau panjang bisa request ukuran 40x90cm)
- Berat sekitar 600 gram

Ok bro and sist, yang blom jelas (ngacung!) invite aja PIN BB marketingnya  262878A6. Harga blom termasuk ongkir dari Bandung.

Incoming Search Terms:

Bantal Nama handmade
Bantal Nama online
Bantal Nama murah
Bantal Nama
Bantal Nama baby
Bantal Nama lucu
Bantal Nama bayi
Bantal Nama bandung
INFO NYA DISINI GAN n’ SIST : PIN BB: 262878A6
Ukurannya 40×60 cm / Order 1-2 Pcs = Rp. 70.000,-…Order 5 Pcs Ke atas Rp. 65.000,-
So Dreamy Dec 2017
kau putar lagi satu lagu bernada manis dan mudah didengar itu, sederhana. berbeda dengan musik-musik yang biasa kusimpan di playlist-ku, yang nadanya keras dan isinya tak mudah dicerna. kumpulan seni berisi teka-teki. sejenis indie, mereka bilang. aku dan kamu tak lain hanyalah dua kutub magnet yang berbeda; kamu yang begitu lembut dan aku yang mereka beri label seorang laki-laki berwajah datar, tak berperasaan. salah. kukatakan sekali lagi, salah. aku dan kamu tak lain hanyalah dua kutub magnet yang berbeda, yang juga saling tarik-menarik tak pernah mau lepas pada waktu yang sama. dengan segala perbedaan yang mereka pikir terlalu sulit untuk dipersatukan, logika dan imajinasi, bagai minyak dan air, aku dan kamu memilih untuk saling membenahi satu sama lain. isi pikiranmu adalah buku berjalan bagiku dan ruang kosong dalam sudut otakku yang biasa kau sebut sebagai ‘ruang khayal’-ku, kau jadikan ia sebagai salah satu guru dalam hidupmu. dari sana kau pelajari bagaimana caranya mengenali berbagai nada musik dan segala makna dari balik kiasannya yang beresonansi, kisah-kisah yang hanya dapat hidup dalam dimensi imajinasi, serta inspirasi-inspirasi yang dapat kau cari dari peristiwa sehari-hari. aku dan kamu tak pernah sama, kamu satu perempuan berambut lembut dengan suara yang lembut, isi pikiran yang berjalan mulus. orang-orang bilang kamu perempuan berpendidikkan, jenis perempuan berwawasan luas, berjiwa luas. sementara aku laki-laki penggila musik yang menganggap seni adalah satu hal yang perlu ditekuni seuntuhnya. menjadi musisi adalah satu impian besar yang membuatku tak pernah berhenti berlari untuk mencapainya dan kamu pendukungnya, nomor satu. kamu ingin jadi jurnalis dan aku ingin jadi pemusik. aku dan kamu berasal dari ranah yang jauh berbeda, namun disatukan karena cinta.
Atta Jan 2020
mungkin akan menjadi cerita ter-lusuh yang pernah aku tulis

-----

ingat ketika aku dan kamu di padang rumput yang menguning?
lalu kita sama-sama terpukau dengan pemandangan di depan mata
waktu itu kita sama-sama tidak berusaha memotretnya
karena masing-masing kita hanya fokus mencari ide untuk memulai percakapan


mungkin saat itu aku sudah terpikir sesuatu untuk aku mulai
tapi lucunya, malah kamu yang memulai percakapan
waktu itu kamu bertanya tentang kehidupanku semester ini
baik atau tidak baik
seperti biasa aku mengumpat, sungguh, tidak baik hidupku satu semester ini


kamu tertawa, entah menertawakan nasibku atau reaksiku
kamu tertawa seakan aku baru saja memberi lelucon terlucu abad ini
mungkin kalau kamu bukan kamu, aku sudah marah
tapi aku justru suka
dan jujur, aku bisa saja bersyukur mempunyai nasib seburuk itu hanya untuk mendengarkanmu tertawa


setelah itu giliranmu bercerita
aku sudah bisa menebak, ceritamu pasti seputar hal yang tidak penting
dan memang benar.....
tapi aku tetap mendengarkan, karena pupil matamu melebar
tanda kamu suka dengan hal yang kamu ceritakan
dan aku suka ketika kamu semangat dalam meceritakannya
aku mendengarkan


-//-


waktu berjalan, obrolan kami mulai masuk dalam topik yang rumit
tentang penciptaan, tentang dunia, tentang alasan kami hidup
biasanya otakku mulai memanas ketika membicarakan hal ini
dengan lawan bicara yang lain
tapi denganmu, aku mengidamkan lebih
seperti perpustakaan yang disinari lampu kuning hangat
dan kutu buku yang tersenyum membaca tumpukan buku harum


setelahnya...
ini bersambung ya udh mlm ngantuk bye
kepo kan syp xixixiix
Diadema L Amadea Jun 2021
aku susun susun batu
kujadikan sebuah benteng
cukup kuat untuk beberapa waktu

malam malam ada yang mengunjungiku
datang datang memakai lonceng
cukup gaduh jadinya tidurku

coba kututup telingaku
sial! tambah keras itu suara lonceng!
sulit tidur, akhirnya kubangkit untuk cari tau

dari benteng, kuambil sepotong batu
terlihat sesosok manis tersenyum lebar
bukan main, tidak karuan hatiku


kutanya,
"kenapa kamu kesini?"
"aku ingin mengajakmu main, sepertinya akan seru"
"aku tidak mau, aku lelah"
"ayolah, nanti kita memetik buah beri liar di hutan"
"aku lelah, lagipula siapa kamu?"
"nanti kamu aku gendong. aku gabungan dari semangka dan tembakau, salam kenal"
"aku tidak tanya kamu itu apa tapi siapa kamu!"

lalu sosok itu mengambil beberapa batu yang ada di benteng
"aku gabungan semangka dan tembakau, ayo ikut!"
tanpa lama, sosok itu mengambil tanganku dan dibawanya lari menuju dalamnya hutan
lalu aku? akupun juga heran kenapa tidak ada penolakan
rambutnya yang tertiup angin hutan dan terkena cahaya matahari yang samar samar masuk dari banyaknya daun membuatku tersenyum sembari ikut berlari bersamanya

"sudah sampai!"

sosok itu tersenyum lebar dan puas

"katanya kamu akan menggendong aku, mana?"
"hehe maaf, lupa. habis saking semangatnya sih.. tunggu sini ya aku akan memetik beri"
"aku tidak ikut?"
"tidak usah, kamu istirahat di bawah pohon itu saja nanti aku menyusul"

akupun duduk dan bersender dibawah pohon besar itu
terlihat antusias sekali, padahal hanya memetik beri

"lucu"

kalimat itu keluar dengan mudah dari mulutku
tunggu, kenapa aku pikir dia lucu?
dia hanya gabungan semangka dan tembakau
itu aneh, dasar gila

"ini sudah selesai, ayo makan"

nyaman sekali berada dekatnya
senang sekali melihat matanya
iya mata itu yang sesekali ikut tersenyum saat sosok itu menatapku
aneh lagi, rasanya hatiku mau runtuh saat itu

"sudah kenyang, ayo main lagi"
"tidak mau, aku kan bilang aku capek"
"oh baiklah, sini"

sosok itu membawa kepalaku ke pangkuannya dengan lembut dan tiba tiba

"eh?!"
"sudah tidak apa apa, kamu tidur saja nanti aku yang berjaga"
"tidak mau aku takut, aku belum kenal kamu"

kecupan manis dan sedikit pahit meluncur di bibirku
tuhan! aku seperti mau meledak

"tidak usah takut, aku pemegang rekor"
"hahahaha rekor apa? ngaco!"

suaraku mulai terbata bata namun tidak ingin terlihat gugup

"sudah ya kamu tidur saja, istirahat"

kembali ia mengusap ngusap rambutku
nyaman
hangat
tenang


"brukkk!"

suara keranjang jatuh tepat beberapa meter dibawah kakiku
aku bangun melihat sekitar

"kemana?"

semangka tembakau sudah lenyap dari pandanganku
ingin kuberanjak pulang namun tertahan

"aku masih ingin menunggu"
"tunggu, untuk apa?"
"untuk temu bodoh"
"apa gunanya temu?"
"tapi aku masih ingin menunggu"
"aku rindu"

suara suara sialan itu menyeruak didalam kepala

kududuk didekat pohon besar sambil menunggu
memakan beri yang masih tersisa sedikit di keranjang


tidak terasa sudah larut
suara suara binatang, hmm ataukah monster itu sudah bersahut sahutan

"aku takut"
"tapi aku masih ingin temu"
"aku harus menunggu"

begitulah kebodohan aku
malam malam
di hutan
sendirian
menunggu orang siapa?

akhirnya aku membangun benteng lagi
di hutan itu
walau bukan di dekat danau yang banyak suara katak dan bunga lili tapi aku coba berusaha membangun benteng lagi untuk sekedar menunggu sosok itu datang

kususun lagi
benteng barupun terbentuk
cuma bedanya
sedikit tidak nyaman karena banyak sekali batang batang pohon tajam masuk ke sela sela batu
tapi aku tetap menunggu
kususun lagi
sampai tertutup
aku masih menunggu untuk temu
belilah majalah bobo untuk melihat cerpen oki dan nirmala di swalayan terdekat!
Aridea P Feb 2015
(Palembang, 9 Februari 2015)

Hatiku ini rapuh, kamu tau?
Aku sendiri pun tak mampu menyentuhnya dengan perkataan
Aku selalu membungkusnya dengan kebahagiaan

Hatiku ini istimewa, kamu mengerti?
Aku menjaganya agar selalu bersih dan suci
Aku menyimpannya untukku bagi dengan orang-orang yang sedih

Dimana hatimu?
Kamu berlagak semua baik saja dan meninggalkan hatiku terluka
Kau menorehkan  pecahan beling di hatiku dan menganggapnya tak terluka

Dimana akalmu saat ini?
Kamu membuat hatiku sedih, hatiku tak mampu berikan kebahagiaan bagi orang lain
Kamu tak punya hati hanya memikirkan dirimu sendiri

Hatiku ini bukan barang yang bisa kamu banting saat kamu marah
Hatiku ini bukan pisau tumpul yang kamu tusukan ke dalam tanah
Hatiku ini hanyalah air yang masih dibutuhkan orang lain
Hatiku ini hanyalah udara yang tak terlihat namun memberikan kehidupan
Hatiku ini bukanlah gabus yang bisa kau cabik-cabik, hanya untuk membuat hatimu senang

Hatiku hanyalah hati yang bisa mati
waktu itu kita jalan keluar malam-malam
awalnya sedikit hangat didalam ruangan yang temaram
lalu kita melangkah keluar, dan dinginnya malam buat semuanya menjadi suram
sepertinya angin kencang menjalar dengan kejam
malam menjadi bisu, sambil berjalan pun kita berdua diam

lalu kamu menunjuk-nunjuk bangunan dengan lampu-lampu dan dinding kayu
sepertinya hangat disitu, kalau tidak salah kamu bilang begitu
saya setuju
dengan kamu saya selalu setuju
dijalanan kecil kita melangkah kesitu buru-buru

didalam sana udara dingin sudah tidak terasa lagi
dengan hati yang riang saya pilih coklat panas dari menu yang kamu beri
kata orang coklat bisa menghasilkan hormon endorfin
bisa membuat hari yang sedang bermuram durja menjadi tersenyum kembali

lalu saat itu coklat panas sudah ada didepan saya
saya sentuh pinggiran gelasnya
hangat
saya minum perlahan-lahan
sedikit demi sedikit, tanpa tergesa-gesa
sengaja
karena tidak terlalu besar ukurannya
kalau cepat habis bagaimana?

lama kelamaan habis, semuanya juga akan habis
saya ingin gelas kosong bekas coklat panas ini tidak digubris
tapi akhirnya pelayan itu datang dan mengambilnya sambil tersenyum manis
kehangatan kembali terkikis dan menipis

kita kembali berdiri dan keluar menelusuri malam yang dingin
kembali bergelut dengan angin
ingin saya bawa satu gelas coklat panas itu lagi
tapi dia akan membeku seiring berjalannya waktu, mungkin

tanpa suara, saya tahu kamu mendengar
tanpa cahaya, saya tahu kamu melihat
tanpa kata, saya tahu kamu mengerti

maka, terimakasih untuk ‘coklat panas’ nya.
mungkin bisa kita seduh kembali suatu saat nanti


Jakarta, 27 Desember 2012
*(puisi ini bukan tentang apa-apa. puisi ini tidak berarti apa-apa. puisi ini tidak ada yang mengerti selain saya dan satu orang lagi. puisi ini tentang sebuah Rahasia)
erik diskin Jan 2019
perjalananmu pasti cukup melelahkan, bahkan menjadi buta pun bisa melihatnya dengan baik. ini, disini, rebahkanlah kekhawatiranmu yang semakin hari menjadi gusar dalam doa-doa yang tabah. akan kuganti dari setiap amin yang kamu titipkan pada malam diam-diam. hati yang kemarin kamu pertaruhkan untuk menemukanku dalam mereka laut yang kesulitan kamu pelajari siapa Tuhannya, yang telah bersusah payah kamu coba taklukkan.

tidak apa-apa. tenggelamlah sesekali, mungkin lima, teguk pilunya, dan pelajari dengan bijak. pada akhirnya, jiwamu yang diberi nama manusia akan piawai membawa diri. paling sedikit, penjaga yang tahu kapan dan untuk apa waktunya sepadan dengan raga yang tersedia.

aku akan menerima sebutan sialan, menyebalkan! dalam hidup bagai keputusasaan jarum dalam jerami dengan senang hati, malah. setidaknya, kamu adalah pelaut yang cukup handal karena aku, dari jatuh-bangun-tenggelam-terbentur-salah nama dan angkatan telepon yang kesalnya harus diangkat.

bahkan, syukurku akan terpenuhi menjadi sebuah tetes melengkapi lautanmu. aku adalah satu tetes yang akan cukup membuatmu rumpang kapan saja, yang akan kamu kejar dengan bodohnya kapan saja. katakan saja terdengar ganjil. siapa peduli. aku tidak akan menjadi mudah karena aku adalah pembalut kulit dan hati terlukamu dan akan selamanya menjadi tugasku.

namaku lebih dari sebuah harap. aku tak akan pernah dan ingin menjadi harap, sebab payah adalah nama kedua dari harap. aku adalah, “kamu bisa mempunyai bagian besar dari kue ini.” atau, “tentu saja. aku punya alasan untuk mengemudi dengan hati-hati dan kembali.”

namaku sederhana.
sederhana dan akan selalu nyaman.
setelah hari itu yang penuh prasangka dan tanda tanya dari dunia yang kamu kenal dan tidak.
namaku adalah seorang pelindung dan pahlawan yang gigih nafasnya, nama yang ketika rindumu akan lapar dan kehausan menemui pelepasnya.
aku adalah kemenangan dan hadiah kemurahan hati.

rumah.
Half Moon Mar 2014
Kamu benar, aku gentar
Kamu malu, aku palsu
Lalu, siapa yag palsu karna malu?

Hukumkah yang membuat kamu harus berbelok
di setiap persimpangan?
Aku tahu kamu letih memilih arah

Kamu buka Tuhan
yang sedang bermain teka-teki kehidupan
Berhentilah dengan idealisme mu
Berhentilah sejenak

Duduk disampingku
Menikmati senja ini.
Aridea P Mar 2013
Palembang, 16 Maret 2013


Serasa aku kembali ke masa lalu
Membaca pesanmu, dan menerka bentuk wajahmu
Kamu kembali lagi
Menyirami kebun senyumku yang mekar kini
Membuatku ingin terus terjaga
Tuk menunggu pesan darimu lagi

Kini aku di sini lagi
Mengagumimu, untuk alasan yang tak pasti
Membanggakanmu, betapa kau peduli padaku
Aku hanya bayangan bagimu
Kamu hanya bayangan bagiku
Interaksi yang membuat kita jadi nyata

Aku mencintaimu,
untuk alasan yang tak masuk akal
Aku sungguh mencintaimu,
melebihi rasa yang kau berikan padaku
Aku sangat mencintaimu,
namun ku tak berharap memilikimu
Aku mencintaimu,
seperti dia mencintaimu


Dulu aku masih lugu
Menyatakan cinta padamu
Dan kau menertawakanku
hahahaha
Aku pun juga begitu

Lantas aku merasa malu,
Aku memutuskan komunikasi denganmu
Mencoba tuk berhenti mencintaimu
Berhenti mengagumimu
Ya, meski hanya beberapa bulan
Aku tak sanggup lama-lama mengacuhkanmu

"Thanks, we're friends again."
Itu kata pertama yang kamu ucapkan padaku
Setelah aku memutuskan untuk kembali mengagumimu
Mencintaimu adalah hal yang selalu membuatku rindu

Aku selalu malu jika mendapatkan pesan darimu
Aku takut selalu salah jika membalas pesanmu
Tapi ku coba apa adanya dihadapanmu
Terima kasih kamu mau menjadi temanku

Andai aku bisa mengerti perasaan ini
Aku ingin sekali saja mencintaimu, yaitu kali ini
Aku tak ingin berlama-lama mengagumimu
Itu hanya akan membawa dukaku di kemudian hari
Aku beruntung bisa mencintai orang sepertimu
Kamu tahu? Tak sedetikpun aku tidak memikirkan kamu

Andai aku bisa mengerti perasaan ini
el Aug 2014
sedikit demi sedikit, aku sudah tidak merasakan kamu di cangkir kopiku setiap pagi.

entah rasanya mengapa sangat sangat habar. seakan kamu sudah benar-benar pergi dari sini.

tidak ada yang membuat jantung ini seakan sudah tidak berada di tempatnya lagi ketika mataku menangkap sosokmu.

aku tahu, nantinya memang kamu akan pergi. mencintai pilihanmu yang lebih sempurna dariku.

aku hanya manusia, mi querido. aku bukan dia yang lebih dari manusia normal. dia spesial untukmu. sedangkan aku tidak.

oh, tidak. aku tidak pernah kemana-kemana. aku tidak pergi. aku tetap disini dan menunggu. hanya sepertinya kamu saja yang tidak pernah sadar jika aku disini.

sudah menerka-nerka. semua ini akan berakhir tidak berbalas. semua ini berakhir sia-sia.

tapi apakah kamu tahu?

semenjak kamu bersama dia, aku sangat menikmati hobiku merangkai aksara tentangmu. walau kadang maknamu sudah terasa hambar.

kamu tahu mengapa? karena tangan ini tidak akan pernah mampu meringkuh wajahmu dan mulut ini akan kaku ketika bertatapan denganmu.

aku membiarkan tangan ini menari-nari diatas papan kata dan merangkai karangan tentangmu.
pun sampai kamu sudah bahagia dengan pilihanmu, aku tidak menyesal karena hatiku sudah memilihmu, orang yang datang ke hidupku karena satu kesalahan bodoh.
Atta Feb 2017
Jadi, bukan puisi atau lantunan ayat yang ingin ku tuliskan.
Hanya hal biasa yang mungkin kau lupa eksistesinya.

Kamu lupa berterima kasih dengan segala sesuatu yang kamu lewati. Kamu pernah berjanji ingin berubah (apaan anjing omdo).
Kamu pernah mengingkari dan selalu aku yang memaafkan. Kukatakan itu wajar.
Tapi melebihi batas wajar itu, kamu terus acuh dan acuh.
Brengsek.
Cacian saja sudah puas aku lontarkan?
Aku butuh lebih dari ini, bukan hanya kata-kata pedas yang kamu butuhkan.
Kamu butuh mati.
Kamu butuh mati rasa.
bodo amat bye.
Indonesian.
Loveeyta Feb 2020
Aku selalu suka caramu menceritakan dunia, dengan barisan kata yang asing, membuatku harus memutar otakku yang rendah kapasitasnya ini.

Aku selalu suka caramu bahagia, bahkan kamu tidak tersenyum ketika bahagia.
Hebatnya kamu, bahagiamu bisa sampai ku rasa tanpa senyumanmu yang hadir.

Aku selalu suka caramu bersedih, kamu selalu kehabisan kata. Melampiaskannya dengan hal yang bisa mematikanmu, namun pada akhirnya kamu juga butuh pelukanku.

Aku selalu suka caramu marah, kamu selalu terdiam. Sampai pada akhirnya kata maaf terucap, karena kamu takut aku akan terganggu dengan marahmu.

Aku selalu suka caramu optimis, membanggakan dirimu sendiri sampai lupa kalau di dunia ini ada orang sehebat Pak Habibie.

Aku selalu suka caramu pesimis, tidak henti menyalahkan diri sendiri, tapi tidak memakan waktu lama. Setelah itu kamu bangkit lagi.


Tapi satu yang tidak aku suka,
caramu yang selalu mematikan rasa.
Kamu tidak pernah membiarkan rasa-rasa dalam dirimu menyala. Kamu benci rasa. Sama seperti aku membenci diriku sendiri.

Tapi tidak apa,
Nanti kita sama-sama belajar untuk merasa lagi, ya?

Namun, akan lebih baik jika pada akhirnya kita yang bisa saling menumbuhkan rasa.
annvelope Nov 2015
Aku suka kamu,
Dalam diam, sejak dulu lagi.
Aku terpikat dengan puisi kamu.
Tiap coretan indah kamu buat aku tersenyum.
Sungguh aku teringin bercakap dengan kamu,
Apakan daya rezeki belum nak ada,
Entah bila kita boleh berjumpa lagi.

Surat khabar sahaja yang buat aku rasa aku dekat dengan kamu,
Itu sudah cukup buat aku tersenyum, bahagia.

*Maaf,puisi tidak cukup hipster tapi ni saja yang ku mampu tulis untuk kamu sebab kamu suka puisi deep lahanat melayu.
Joshua Soesanto Jun 2014
sajak yang terulang
semua terlihat sama
balkon di pagi hari dengan kopi kita
bercengkerama lepas kata

rasa manis tanpa gula terasa
kita masih tetap bertukar kisah
dari hulu ke hilir tanpa derasnya alur
kita masih tetap saling menghibur

akan ada waktu
waktu di antara batas cemburu dan kerelaan
menerima kenyataan
sebagai buah resonansi pengakuan

kamu selalu bisa menerjemahkan
rasa yang tak sempat singgah
sederet sajak demi sajak, aku begah
kapan terhenti?
terhenti saat di culik damai
pertanda bahwa jiwa kita pergi
kata itu diam
sediam damai itu sendiri

langit biru mendayu
tapi mata ini semu
hanya bayangan perlahan melayu
haru..
karena tak sempat menyentuhmu

hanya memaksa sumpah
menanak lelah
meminum darah
sedikit sengatan lebah, aku pun rebah
terbangun, lalu ingat
ternyata ada..ya..ada
seikat warna yang tak pernah kita miliki

ternyata kau pun tahu, aku menunggu
dari balik pohon tua di seberang sungai
"tunggu sajalah, sampai lumut memakan dinding waktu"
abu-abu, karena takut jatuh hati

kamu di bawa pergi seorang tuan
dengan kapal bernama masa lalu
sedangkan aku disini
diam-diam menyulam awan menjadi kamu

jika kamu
di antara damai dan terang
aku rela menyembunyikan bintang
aku rela menyembunyikan mentari
aku rela menyandera damai semesta
karena kamu keajaiban
yang aku panggil dalam percakapan bisu
tanpa suara

sejauh perjalanan mata dan hati
aku pun pergi
tak sempat menoleh kebelakang
hanya menitipkan pesan tak harap balasan

semoga harimu bermuara pada kesederhanaan
sesederhana tuhan menaruh cinta baru tiap pagi
sesederhana embun pada dedadunan
sesederhana matahari..
indah dan jatuh begitu eloknya
sesederhana..
sesederhana..

kamu apa adanya.
Dustin Tebbutt - The Breach #Nowplaying #Tracklist
stephanie Jul 2020
(Disclaimer: gue udh lama ga nulis jadi maaf ya kalo aneh he he he)

6 tahun. Itulah lama kita berteman.


Umurmu 14 tahun ketika kamu menyapaku dan mengajak berkenalan di ruang kelas 8B. Namamu bagus, Thevin. Tapi entah mengapa orang disekitarmu memanggilmu Ncek. Akupun mulai mengenalmu sebagai Ncek, teman pertamaku di kelas itu. Entah apa yang membuat kita menjadi akrab; aku yang sering memintamu untuk menemaniku berjalan ke Citraland sampai kamu jatuh sakit, atau kamu yang sukarela mengambil novelku yang dibuang ke tempat sampah oleh Pak Eko.

Umurmu 16 tahun ketika kita kembali berteman. Diujung masa SMP (dengan bodohnya) kita bertaruh untuk tidak berbicara lagi setelah lulus. Namun lewat Aji, kita memutuskan untuk berteman lagi, bahkan jauh lebih dekat dari sebelumnya. Kamu melindungiku dari patah hati dan aku mendengar kisahmu mengenai hatimu yang patah.

Umurmu 19 tahun ketika persahabatan kita terasa retak. Aku yang terlalu rapuh dan kamu yang menjaga aku dan dia secara bersamaan membuat semuanya semakin mustahil. Sahabatku menjadi sahabatnya; hal itu terngiang-ngiang didalam kepala. Aku memutuskan untuk menjadikanmu musuhku, orang yang sepihak dengannya. Padahal kamu hanya ingin menjadi sahabat yang baik bagi kami berdua.

Sekarang, umurmu 20 tahun. Kamu bukanlah orang yang sama seperti Thevin yang mengajakku berkenalan 6 tahun yang lalu, namun rasanya kamu masih familiar. Kamu terasa seperti kota Jakarta yang terus berubah namun aku tau aku akan selalu pulang ke rumah.

Dirgahayu Thevin. Selamat datang di masa dewasa.

Dimana kamu akan tertawa lebih keras bersama teman-temanmu. Bercerita lebih banyak kepada ibumu. Berusaha lebih sabar menjaga kedua adikmu. Berbicara lebih dalam bersama ayahmu. Menangis lebih banyak karena masalah yang menimpa. Memaafkan diri lebih dari menyalahkan diri.

Semoga tahun ini seorang Thevin dapat lebih mengenal dirinya sendiri!
claviculea Feb 2021
Kenapa diam?
Matamu berisik ingin berbisik—perasaanku ini asing, mengusik—tapi kamu tahu, kan?
Kamu masih diam.
Kenapa menjauh?
Aku bukan rumah tak bertuan—aku ini sudah dirumah—tapi kamu salah rumah, kan?
Kamu diam lagi.
Kenapa mengelak?
Setiap kenangan ada di angan, kamu langsung meninggalkan ruangan—jangan, jangan kamu, tidak boleh kamu—dirapalkan terus menerus seperti denting jam dinding tua diujung jalan, kamu takut, kan?
Kamu diam lagi.
Kenapa menyerah?
Rautmu tidak terbaca, saat iris kita beradu lewat kaca.
Begitu pula dengan langkahmu, yang berhenti setelah ujung sepatu kita bertemu.
Inginku kita bertemu lagi besok pagi, nyatanya mulutmu hanya tahu elegi—karena aku maunya dia, makanya aku meninggalkan ruangan, cukup dia—rasa ini mati sebelum sempat mendapatkan hati.
You desire the things that you want, not you need.
Aridea P Nov 2011
Palembang, 28 JULI 2011

Ya Allah,
Kamu tau nggak setiap hari aku selalu sakit?
Kamu tau nggak BESAR banget keinginan aku buat ketemu Westlife?
Kamu tau nggak setiap detik aku pengen punya BB?
Kamu tau nggak setiap hari aku nunggu pesanan yang aku minta sama Kamu?
Kamu tau nggak aku selalu ingin terusmenyembah-Mu?

Tapi mengapa Engkau masih musuhi aku?

Jawab pertanyaan aku ya Ya Allah :)
Aridea P Jul 2012
Palembang, 26 Juni 2012

Sayang, aku akan menjadi matamu ketika kamu tak mampu melihat
Sayang, aku akan menjadi telingamu ketika kamu tak mampu mendengar
Sayang, aku akan menjadi hidungmu ketika kamu tak mampu mencium
Sayang, aku akan menjadi bibirmu ketika kamu tak mampu bicara
Sayang, aku akan menjadi jarimu ketika kamu tak mampu menyentuh
Sayang, aku akan menjadi kakimu ketika kamu tak mampu melangkah
Sayang, ambil jantungku ketika punyamu tak mampu memompa
Sayang, aku ingin berbagi nafas ketika kamu tak mampu
Sayang, aku akan berbagi tempat dengan mu di sampingku ketika tak satupun menginginkanmu
ayu rinanda Apr 2012
Gua sama sekali gak maksudbuat ngejelekin, ngejatuhin cowo gua yang sekarang 

gua punya cerita yang mungkin lu semua pernah ngadapin dengan kejadia yang sama

gua punya cowo, asli gua sayang banget sama dia, gua pengen ngebahagia in dia kayak gua pengen ngebahagian keluarga gua. Tapi, ada banyak hal yang selalu buat gua ragu sama dia.
1. dia gak pernah sms ato nelponin gua duluan alesan tidur.
2. gak pernah bilang sayang sama gua, kecuali waktu nembak
3. kalo di ajakin alesan nya segudang, mungkin penuh kali tu gudang 
pasti lu semua punya pikiran kalo dia Cuma mainin gua, ato pun gak sayang sama gua?

tapi biarpun dia kayak gitu, gak tau kenapa gua tetep aja sayang. Gua ikut aturan dia, gua ikut apa maunuya dia. Pokoknya semua maunya dia gua jabanin deh 
karena ada satu hal di diri dia yang sulit banget gua lupain selama ini adalah KENYAMANAN kalo dideket dia.
Padahal yah, gua punya seseorang yang jelas.jelas sayang sa,ma gua, bias ngasih apa aja yang gua mau, yang bias ngebahagia in gua dengan semua hal yang dia punya, dia adalah mantan gua yang pacaran sama gua 2 tahun lebih.
gua udah banyak ngelewatin hari sama dia, susah maupun senang, dia mungkin satu.satu cowo yang paling ngerti siapa gua.
cowo yang paling care sama gua, pokok nya cowo yang paling sempurna deh dia 
meskipun kayak gitu tetep aja gua gak bisa boongin ati mgua sendiri, pacaran sama dia tapi inget orang lain buat apa coba?
lagian gua harus nurut apa kata orang tua gua gak boleh pacaran sama dia, toh gua gak bias ngelawan.

buat kamu cowo yang jadi pacar aku : please donk sayang, jangan cuek sama aku.
jangan suka banyak alesan, aku tuh sayang banget sama kamu.
coba deh kamu yang ngertiin aku sekali.kali jangan akunya terus donk 

buat kamu cowo yang aku sakitin : maapin aku udah nyakitin kaamu, semoga diluar sana kamu bakal ketemu cewe yang syang banget sama kamu.
maapin aku 

#sekarang gua Cuma pengen satu hal yaitu lepas dari kedua.duanya.
gua mau orang baaru, tapi gua takut tuk memulai itu semua 
sangat.sangat btakut

— The End —