tahu apa aku?
tahu apa aku tentang bumi
tahu apa aku tentang puisi
tahu apa aku tentang diri
tahu apa aku tentang hati
tahu apa aku tentang diksi
tahu apa aku tentang mimpi
tahu apa aku tentang dingin
tahu apa aku tentang pergi
tahu apa aku tentang semua ini,
tahu apa aku tentang semua itu?


aku butuh berdiam diri
menarik garis batas
menginjakkan kaki
di ambang pikiran yang waras
aku akan berhenti menulis
sampai waktu tiba
dimana aku tahu dan mengerti.

Where do I even begin?
Many questions are forming in my mind.
I can't rest, I'm too scared.

Depression, anxiety,
I need someone to listen to me. But they're all busy to care.
Has the world turned itself to me?

Where do I even begin?
Someone. Friends? Family? Relatives?
They're just there when they needed you for something.
Why is everyone not listening? I just need one person to listen.

Where do I even begin?
Is there a way? But I'm too scared.
Too scared to talk, afraid that people might judge me.
so then where? Do I even have a place that I belong to?
Where?

Tertera kah di alam
bahwa hati manusia tenggelam
tak mampu menghirup tenang,
mengambang, hanyut dalam tegang
membusuk takut
menjalani hidup

Desember telah di sini
Dan seperti janji yang telah terucap;
saya akan memaafkan diri saya
karena telah mencintai kamu di bulan-bulan sebelumnya.

JOGJA

“Jogja sedang berusaha menutupi kesedihan karena penyesalannya, buktinya akhir-akhir ini Jogja ramai sekali”
“Untuk apa Jogja bersedih?
Bukankah banyak yang mencintainya selama ini?
Buktinya Jogja bisa dengan mudahnya tebar keramahan kesana-kemari kemudian mendapatkan banyak hati.”


JAKARTA

“Jakarta sudah tidak kuat lagi menahan sakit perasaannya hingga ia menangis, buktinya kemarin hujannya turun deras sekali”
“Untuk apa Jakarta menangis?
Bukankah Jakarta begitu kuat?
Buktinya ia tahan mendengar suara bising dari banyak pasangan kekasih yang melempar janji-janji palsu selama ini.”


BANDUNG

“Bandung bingung menanggapi apa yang terjadi terhadap Jogja dan Jakarta, buktinya ia hanya bisa diam.”
“Tidakkah kau tahu bahwa bandung selalu bersuara?
Tetapi selama ini suaranya tersamarkan oleh suara hujan.
Buktinya suaranya tidak bisa dibuktikan.”

Walking in with high hopes
I knew that I’d fall
A cushioned landing waited below

Skin shreds with every reach, pull, and hang
Fingers bleed and sweaty palms
Slide and scrape against the rocks
The climb left me before I left the wall

With numbness in my hands and my toes,
But mostly my cheeks disfigured by nails
Pinning up a spastic smile
You had no belayer obligation
No rope tied on
My harness to your grip
A concrete landing waited below.

Soul
Alive, astir
Gliding, enshroud, obscure
Awaken my tormented soul
Nomad