Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Bintun Nahl 1453 Feb 2015
Senja masih terasa sama , ia hadir menyapa seakan menghadirkan sejuta tanya ?
kemudian tak lama 'anganku mulai bermain , berhalusinasi akan sebuah daun yang jatuh kemudian terbang bersama angin .
hidup tanpa senja seakan berjalan tiada tulang , tak berdaya , rentan dan rapuh .

appapun yang ingin aku sampaikan melalui goresan ini , adalah bukti bahwa aku tidak pernah mengingkari janji Allah ,
bahwa senja akan terus menemuiku setiap ia akan pulang .
meskipun terkadang ia hadir bersama rintikan hujan yg terus menerus membasahi tanah jakarta

Dan aku tak tau lagi , kapan aku bisa menyaksikan senja tenggelam di pinggir pantai lengkap dengan deburan ombak .
Senja engkau berhasil membuat rekaman itu selalu berputar memplay memori ku bersama bapak . memori dan kenangan di masa kecil itu .
aku tidak pernah memikirkan apakah yg harus ku cari esok hari
Aridea P Nov 2011
Palembang, Selasa 29 November 2011

Aku yang selalu menyalahkan diri sendiri atas kesalahan ku
Terus menerus berfikir apa pantas tuk mendapatkan itu
Bila berdoa saja pun aku selalu bolos

Aku yang kata orang tak sadar diri
Selalu dan selalu membela diri
Memang iya, aku melakukannya sendiri

Aku yang sedang-sedang saja
Tak pintar, tak menarik pun tak beruang
Masih mau bersedekah untuk batin ini juga

Aku yang segalanya
Segalanya bohong, malas, bodoh
Hanya bisa menangis ataupun acuh seperti orang hilang

Aku yang masa depannnya suram
Tak berani berucap mau jadi apa
Kalau mengadu pada-Nya saja aku sungkan

Aku yang hidupnya menyedihkan
Duduk memangku harapan
Menunggu keajaiban Tuhan
Bintun Nahl 1453 Mar 2015
Mumet i hate you ! Mumet tingkat kecamatan ! Mumet adalah ketika suasana hati sedang tidak bagus + badan yang lelah karena kerja terus-menerus + fikiran tidak fokus + tempat kerja yang jenuh menjerumus + dompet telah kurus + temen berprasangka buruk dan berkata ketus + orang tua banyak menuntut khusus + janji diingkari terus + keinginan terputus + harus menunggu, akhirnya emosi tingkat kedusunan menyebabkan pening d bagian alis kiri yang serius + semua orang tiba2 pergi dengan berbagai jurus = Sehingga merasa sendiri tak terurus... akhirnya sakit tipus, tinggal menunggu waktunya pupus
Megitta Ignacia Apr 2019
Pasir memeluk kakiku, tak mau melepaskanku.
Licinnya pasir berkali-kali membuatku terhisap.
Sama seperti pelukanmu kala itu,
yang terus mengunciku,
berontak tiada artinya
sampai akhirnya jiwaku tunduk pula padamu.

Kita pernah bahagia,
Bagai burung-burung yang terbang rendah, bermain-main diantara air,
Mengintip manisnya pantulan diri air biru.

Yang lama terasa singkat.
Seperti langit merah muda yang lama lama termakan kabut pindah ke kegelapan malam yang menenangkan hanya dalam hitungan detik.

Bagai kapal yang mengapung terombang ambing kencangnya ombak,
Ia tetap teguh karena telah menjatuhkan jangkarnya.
Begitulah aku ketika pada akhirnya hanya kau dijiwaku.

Namun arus laut begitu kuat,
begitu sulit untuk berenang pada arah tujuan.
Semesta punya ceritanya,
berkali-kali kupaksakan tubuhku tak terbawa arus,
namun kakiku lemah, terus menerus terobek tajamnya batu karang yang tak kelihatan.
Mungkin itu cara semesta beritahu
bahwa disana bukan tempat yang aman bagiku.

Aku menyerah.
Seperti butiran pasir yang kugenggam erat dibawah air laut,
satu per satu rontok,
aku tergoda untuk membuka tanganku di bawah air
dan menyaksikan kemegahan pasir-pasir kecil yang jatuh menghilang terseret air.
Itulah kau.

Laut punya caranya.
Semuanya akan terjadi alami.
Semesta poros pengaturnya.
Biarlah laut hapuskan kau.

Tenang saja,
aku akan kembali baik-baik saja.
Seperti debur ombak yang menyapu kasarnya pasir, ia mampu mendatarkan lintasannya yang sebelumnya hancur teracak-acak angin.

Bagai tapak kaki di basahnya pasir,
berjejak namun akan segera hilang begitu terhanyut ombak ataupun angin yg berhembus.
060419 | 9:38 AM | Kost Warmadewa
ditulis sebelum berangkat kerja,setelah kukirimkan teks panjang padamu.

"are we done?"
"
kautsarhilmi May 2020
~a letter for you

Kita,
Dari daerah melangsir ke kota
Dari kota berbalik ke daerah
Dan takkan dapat lagi ke kota
Lain sebab apa, lain sebab kenapa
Kendatipun impresi memberontak kita

Kota,
Kita ingat tentang kota
Kota takkan ingat kita
Sebab kita tak miliki tahta
Lain sebab apa, lain sebab kenapa
Apa daya reminisensi meronta

Kota,
Kita ingat tentang kota
Kawanan sutet di kota kita
Menari menawan menara kota
Dekorasi dari kita, gradasi ufuk dunia
Persuasi para penguasa kota
Prasasti Suwarnadwipa, pula
Visualisasi ragam abiotik Tuhan Yang Esa

Kota,
Kita ingat tentang kota
Hamparan ladang pabrik di kota
Riasan pipa asap terus-menerus menyala, gradasi ufuk dunia
Luas menggugah animo di daerah
Meski honorarium tak seberapa
Kita duga cukup tuk besar di kota
Manalagi di daerah

Kita,
Telah lama tak singgah pada kota
Lain sebab apa, lain sebab kenapa
Kota kita indah katanya
Kota, bilamana kita berjumpa pula?
Kita takkan abaikan memori tentang kota
Lain sebab apa, lain sebab kenapa
Kota kita indah katanya
Kota, bilamana kita berjumpa pula?
Dari pengagummu di daerah
Tuk segenap kenangan kota yang hampa.
a letter for you~
oshooney Apr 2021
Keretanya melaju sangat kencang.
sampai-sampai, ia lupa cara untuk bernafas.
Matanya tertuju pada kesunyian yang tampak di luar jendela.
Otaknya terus menerus melontarkan tanya,
Apakah ia bisa beratahan dilajunya kereta ini?
Apa ia bisa untuk berdiri dan berjalan kemanapun yang ia mau?
Apa bisa?
kalau hatinnya mati, ia takkan kesepian lagi?
Tetap saja, ia tak tahu bagaimana cara menjawab pertanyannya sendiri.
Dan,
keretanya takkan pernah berhenti.
/ rembulan /
claviculea Feb 2021
Kenapa diam?
Matamu berisik ingin berbisik—perasaanku ini asing, mengusik—tapi kamu tahu, kan?
Kamu masih diam.
Kenapa menjauh?
Aku bukan rumah tak bertuan—aku ini sudah dirumah—tapi kamu salah rumah, kan?
Kamu diam lagi.
Kenapa mengelak?
Setiap kenangan ada di angan, kamu langsung meninggalkan ruangan—jangan, jangan kamu, tidak boleh kamu—dirapalkan terus menerus seperti denting jam dinding tua diujung jalan, kamu takut, kan?
Kamu diam lagi.
Kenapa menyerah?
Rautmu tidak terbaca, saat iris kita beradu lewat kaca.
Begitu pula dengan langkahmu, yang berhenti setelah ujung sepatu kita bertemu.
Inginku kita bertemu lagi besok pagi, nyatanya mulutmu hanya tahu elegi—karena aku maunya dia, makanya aku meninggalkan ruangan, cukup dia—rasa ini mati sebelum sempat mendapatkan hati.
You desire the things that you want, not you need.
Megitta Ignacia Mar 2020
Bandung begitu kelabu,
dadaku kosong
rentang fokus kabur entah kemana
ada kacau yang meruang di tubuhku
tersisip kicau yang kian gaduh kepalaku

terus menerus menimbang
mempertanyakan perkara ranah juang
bolak balik singgah pada keraguan
lalu sebentar mampir pada keyakinan

ia, aku, terpicu keras sekali
kilas balik membeludak dalam benak
beririsan dengan manisnya kenyataan
yang juga selalu menjagaku erat

aku benci terpicu seperti ini,
guru geografi pernah ajarkan
ketika panas bertemu dingin, terjadilah puting beliung
ada puting beliung yang meruang di tubuhku

lalu hembusan nafas mengembalikan sadarku
cepat-cepat harus kukerdilkan imajinasi
ya Bapa di Sorga, bebaskan aku dari kekang gelisah
aku hanya ingin melepaskan apa yang perlu dilepaskan
aku lelah mengunci diri dalam kegelapan
030320 | 00:25 AM kamarku di bandung, ternyata kejadian 2 hari lalu masih secara berat nge-triggered sebagian besar porsi acara pulkamku. Rencana untuk rehat cukup berantakan, karena pikiran yang terus-menerus flashback ke masa indah, tapi juga terus menguatkan diri sendiri buat sadar what's done is done. Kaya baru sadar bahwa tuhan menopangku melalui A, without him idk if I could survive my broken heart back then. Found myself not really functioning, makan tp gaada rasanya, jalan tp pikiran masih aja kalut, nyetir atau ngapain aja tapi dalam dada seperti ada coretan hitam awut-awutan kaya di serial Bojack Horseman haha. This too shall pass, percaya tuhan ga pernah "salah" nulis, god's timing is perfect, never too ahead, never late & semua janjiNya akan digenapi, teringat Isaiah pasal 55:9 "As the heavens are higher than the earth, so are my ways higher than your ways and my thoughts than your thoughts." tuhan tau apa yg terbaik, karena dia ada di masa lalu, masa sekarang dan masa depan.
Diadema L Amadea Oct 2020
gak harus senang setiap saat.
gak harus senyum setiap saat
gak harus terlihat baik setiap saat.

kamu sedih? ya terima saja.
kamu marah? ya rasakan saja.
kamu kecewa? beberapa hal memang patut dipasrahkan.

untuk yang bilang 'self-love' harus senang senang terus, aku menentang.

apa artinya 'self-love' kalau memang emosi dan keinginan diri ditahan terus menerus hingga lecet lecet saat berusaha keluar dari rantainya.

aku cuma takut diakhir nanti saat saking lecetnya, daging daging itu terkelupas, tulang tulang itu patah, takut takut di akhir kamu tidak dapat menahan lagi rasa sakitnya.
lalu? menyerah.


tidak mau kan?
jadi terima saja kalau diri ini sedang kalang kabut, diberi pengertian perlahan agar mengerti.
jangan langsung bilang 'JANGAN!' 'SALAH KALAU BEGITU'
jika terus terusan begitu, kamu jahat dengan diri sendiri.
Ingar bingar Nov 2021
Rasanya seperti ingin muntah,
perutku bergerumul,
dadaku bergemuruh,
hatiku penuh amarah,
tubuhku lemas tak bertenaga.
Aku lelah.

Air mata di ujung pelupuk mata,
mengalir deras sekali terpicu.
Sumbu kesabaran yang kian pendek,
terus menerus terbakar oleh amarah.
Aku lelah.

Hari-hari berlalu begitu saja seolah tak bermakna,
yang kutunggu hanya Sabtu Minggu saat tak perlu kutatap layar terang itu 12 jam sehari.
Detik-detik lewat tak memandang lara dan amarah yang terus membakar hati
Apa aku bisa bertahan, atau sebentar lagi hati ini mati?
Aku lelah.

Bakar. Bakar. Terbakar.
Bila hati ini kemudian mati dan dipenuhi kebencian dan kegusaran,
bila kemudian ia dikuasai oleh kegelapan,
bila hatiku mati...

Aku bagaimana?

— The End —