Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
el Jan 2016
aku iri kepada sang mentari yang dapat kapanpun mengikuti jejak langkah kakimu
aku iri kepada sang rembulan yang menemanimu saat kau tidak dapat terlelap di malam hari
aku iri kepada udara yang kau hirup setiap waktu
aku iri kepada hujan yang membasahi tubuhmu ketika kau merasa sedih
aku iri karena aku tidak pernah bisa ada disampingmu
ketika kau membutuhkanku
padahal, kau selalu ada untukku ketika aku membutuhkanmu. maafkan aku.
1.
Noong unang panahon, doon sa lupain ng Mindanao
Puro katubigan ang nangingibabaw
Binabalot nito mga kapatagan
Kaya mga tao’y nakatira sa kabundukan
(Once upon a time, in the land of Mindanao yonder
Rising almost was water
Covering the plains
So people reside on the mountains)

2.
Sa loob ng mahabang panahon
Mapayapa’t masagana doon
(For a time lengthy
There’s peace & prosperity)

3.
Hanggang sa dumating halimaw na apat
Salot at kasawian ang sumambulat
(Until arrive four monsters
Pestilence & death disperse)

4.
Si Kurita na maraming kamay
Kayrami ring sinaktan at pinatay
(Kurita with many arms
Also many it kills and harms)

5.
Nananatili ito sa bundok na tinutubuan ng rattan
Sa bundok na ang ngalan ay Kabalan
(It stays on the mountain where grew rattan
On the mountain named Kabalan)

6.
Mabangis na higante naman ang pangalawang halimaw
Kung tawagin siya ay Tarabusaw
(The second monster is a giant not tame
He is Tarabusaw by name)

7.
Sa Bundok Matutum ito ay nakatira
Panghampas na kahoy sandata niya
(On Mount Matutum it lives on
A tree club is its weapon)

8.
Ang pangatlo kung turingan ay Pah
O kaylaking ibon ng Bundok Bita
(Pah is the epithet of the third one
Oh bird of Mt. Bita so gargantuan)

9.
Kapag mga pakpak niya’y ibinukadkad
Kadiliman sa lupa’y lumaladlad
(When its wings are opened wide
Darkness on land do not hide)

10.
Sa Bundok Kurayan ang halimaw na panghuli
Isang dambuhalang ibon iri
(The last monster on Mt. Kurayan
Also a bird gigantic one)

11.
May pitong ulong lahat ng direksiyon ay tanaw
Grabeng maminsala ang nasabing halimaw
(With seven heads that can see on all directions
This monster brought so great devastations)

12.
Lubos na mapaminsala itong halimaw na apat
Kaya sa kanila takot ang lahat
(So destructive are these four monsters
That’s why them everyone fears)

13.
Maliban sa isang prinsipeng mula Mantapuli
Si Sulayman itong kaytapang na lalaki
(Except for one prince from Mantapuli
Sulayman is this man of bravery)

14.
Si Haring Indarapatra nagpabaon
Isang singsing sa kapatid niyang yaon
(Given by Indarapatra King
To that his brother a ring)

15.
Isa ring pananaim inilagay niya
Sa tabi ng kanyang bintana
(A plant he placed also
Beside his window)

16.
Kapag daw nalanta ang halaman
Kapatid niya’y inabot ng kasawian
(If that plant withers
Death to his brother enters)

17.
At si Sulayman nagtungo sa Kabalan
Tinalo si Kurita na kalaban
(And Sulayman to Kabalan went ahead
The foe Kurita he defeated)

18.
Pagkatapos ay sa Matutum dumalaw
Pinuksa naman si Tarabusaw
(After which to Matutum visited
Tarabusaw too was exterminated)

19.
Sunod na pinuntahan ay Bita
Napatay niya doon si Pah
(Next destination was Bita
There he was able to **** Pah)

20.
Pero dambuhalang pakpak sa kanya’y dumagan
Inabot si Sulayman ng kamatayan
(But he was crushed by the enormous wing
Death to Sulayman was reaching)

21.
Sa oras na iyon ay nalanta ang pananim
Kasawian ng kapatid batid ng hari’t nanimdim
(At that moment the plant shriveled
Brother’s death perceived by king and lamented)

22.
Labi ni Sulayman tinunton niya
Binuhay ang lalaki gamit ang tubig na mahiwaga
(Traced he the corpse of Sulayman
Using magical water resurrected the man)

23.
Si Sulayman ay nagdesisyong umuwi
Si Indarapatra’y haharapin ang kalabang panghuli
(Sulayman to home decided to go
Indarapatra will face the final foe)

24.
Sa wakas ay napuksa rin ang ibong may pitong ulo
Sa pag-uwi ng hari may nakilalang dilag ito
(At last slain was the bird with heads that are seven
Upon the king’s return he met a maiden)

25.
‘Di nagtagal nag-isang dibdib ang dalawa
At muling nagbalik katiwasayan sa lupa
(Not later the two wedded
And in the land serenity reverted).

-08/25-26/2013
(Dumarao)
*for Epic Day 2013
My Poem No. 223
Zien Kartika Jul 2014
Dear Nakama...
      Kau tenang saja, mulai sekarang aku tak kan marah, kesal, sedih, cemburu, iri, ataupun jengkel saat kau berhubungan dengan Dia. Aku tak apa-apa. J

Dear Nakama...
      Sekarang, kau bisa melakukan apa saja sesuka hatimu padanya. Toh, Aku sudah melupakan semua perasaan itu, Aku sudah bisa bangkit dari keterpurukan ini. Jadi, tak ada lagi alasan untuk mu menjauhkan?

Dear Nakama...
      Aku merindukanmu, Tak ingin melihat kau seperti ini, mengapa kau seperti ini? L

Dear Nakama...
      Bukankah, kita sudah saling berjanji takkan pernah saling menyakiti,  akan terus menghubungi dan jangan sampai hilang hubungan? Dan sekarang, Aku ingin menagih janji itu...

Dear Nakama...
      Aku di sini sedang sedih. Tapi semoga, Kau baik-baik saja...

Dear Nakama...
      Apakah aku tidak boleh mengetahui keadaanmu? Tapi, bukankah itu suatu hal yang wajar di antara hubungan persahabatan? Aku tak mau kehilangan “TEMANKU”, aku tak mau kehilangan “SAHABATKU”, dan Aku tak mau kehilangan “KAKAKKU”...  :’(

Dear Nakama...
      Selama ini hanya Kau orang yang bisa mengerti Aku, mempercayaiku, dan menyayangiku dengan setulus hati. Akupun Selalu berusaha agar bisa menjadi seperti itu...

Dear Nakama...
      Setiap hari aku menimbun sedih, menyembunyikan sakit, menampung rindu, menabung kekecewaan, mengumpulkan kegelisahan, dan terus menelan air mata hanya untukmu...

Dear Nakama...
      Pandanganku kabur, pergerakanku kaku, kakiku lesu, tanganku beku, lidahku kelu, air mata terus jatuh, dan sesaat aku merasa duniaku runtuh ketika mengetahui kau sedang berusaha menjauh...

Dear Nakama...
      Apa yang harus ku lakukan agar kau mau kembali seperti dulu? Saat-saat di mana Aku belum mengenalnya, saat-saat di mana aku masih menjadi gadis kecil yang polos dan tidak mengenal cinta, saat-saat di mana kita sering berbincang tentang kartun kesukaan kita!

Dear Nakama...
      Aku minta maaf, jelas-jelas ini salahku. Dan bodohnya lagi, Aku baru menyadarinya sekarang. Maafkan Aku jika Aku melakukan kesalahan yang membuatmu tersakiti. Kesalahan yang di sengaja maupun tidak di sengaja...
Semoga kau berkenan untuk memaafkanku...
Sahabatmu : Haruna J
Gue gak tau nakama itu siapa (/////_////)
Ara Oct 2013
Kau... membenciku kah?
tidak menyukaiku? atau mungkin kau iri padaku?

Kau begitu munafik!
dulu aku selalu bercerita tentangnya padamu, meskipun aku dan dia sudah tak lagi bersama kau pun tahu aku masih sangat sangat menyukainya. Kau tahu aku mengaguminya berbulan bulan, kau juga tahu untuk mendapatkan hatinya seperti berlari mendapatkan satu bintang kecil. Walau pada akhir nya aku hanya jadi pelampiasan perasaannya, tapi aku masih sangat menyukainya pada waktu itu meski kenyataannya harus seperti itu.

Aku teman mu, dan aku juga tahu kau juga temannya lebih dekat dari sekedar pertemananku denganmu.
tapi apa kau tak bisa mengahargai perasaanku sebagai temanmu?
kau tahu semua isi hatiku tentangnya, tapi mengapa kau sekarang?
memadu kasih dengan dirinya yang sampai detik ini kau tahu aku masih sangat mengaguminya!

kau jahat! kau benar-benar penghianat bertopeng pertemanan!
kau bukan lagi temanku sekarang. Itu terlalu sakit, sangat sakit untuk ku percaya.
kau bahkan hanya mengatakan maaf hanya untuk sekali seumur hidupmu?! itukah dirimu yang sebenarnya? menikamku tanpa ampun.

kalian berdua sama saja, tak ada gunanya aku mempertahankan seorang teman penghianat, dan sorang pengagum yang gila perempuan.

'seorang pencuri kekasih sesungguhnya mencuri seorang penghianat!'
Aridea P Feb 2012
Ku pandangi langit yang dihiasi puluhan burung yang terbang
Aku merasa iri pada mereka karena mereka tak sendiri seperti aku
Di malam hari aku termenung tiada teman yang menemaniku
Di siang hari aku memandang burung yang terbang tanpa teman

Adakah orang yang mau menemaniku?
Entahlah, aku merasa terbelenggu

Temanku menghilang meninggalkan aku
Tak sabar aku menunggu teman yang baru
Akan ku ajak teman baruku
Ke tempat terindah di langit biru
My-Girl Nov 2020
A sunflower from me to you
It is not much, but
I am sure it will do.

This is a bit corny
And a little cliche, but
This is what I do when I express my feelings.

When a certain person feels a different way.
They get a single flower not a whole bouquet.
This is to tell the other person that:
‘To the world they may be one, but
To them they are one big world.’

Cupid is blind, yes we know.
And he surprises people when he plays around with his bow and arrow.
You may never know whom you might fall for.
All you know is that you got struck by an abstract called love.

So you get a single sunflower,
And without expecting anything at all
You say to that person…

“Anodiwa shamwari, iri ruva kubva kwandiri kwauri, nekuti ... ini ndaida kuti iwe uzive kuti ndinokuda iwe kupfuura zvaunoziva.”

So this shouldn't change anything,
Especially how you see me.
I am still the same person as I was yesterday.

I do not wish to be with you.
We are not right for each other.

I just wanted to give you what grew in my garden.
This sunflower is to not be watered, but
Left to die.
Discard it if you must.
It is just a sunflower… nothing special.

- My-Girl
Aridea P Oct 2011
Jakarta, Senin 20 Oktober 2008


Ku terlahir di dunia
Untuk hidup dan berusaha
Ku kira, aku akan bahagia
Namun ternyata tidak


Ku berdoa . . .
Ya ilahi … akulah dia
Yang malas bekerja
Yang tak mengejar masa depan
Yang hanya duduk dengan lamunan


Ku iri dengan gunung dan langit
Lirik dengan melodi, hati dengan perasaan
Karang dengan laut, angin dengan pohon
Dan … kini ku sadari
Akulah Manusia Bodoh
Napuno ng tsokolate ang kanilang mga pisnging walang pakiramdam,
At ang awit sa tabing estero’y maingay pa sa pag-iri ng mga metal na may susi.
Unti-unti na rin silang naglabasan
Na tila mga gagambang handa nang pagpiyestahan
Ang mga bihag sa kahon ng posporo.

Narinig ko ang malulutong na mga papel
Na sabay-sabay ang pagpaubaya sa hanging umiihip ngunit mahiyain.
Ang mga palad na kanina’y nakatikom sa mga tela’y
Agarang nagsilikas at humalik sa mga lukot-lukot na papel.

Narinig ko rin ang mga latang may mukha
Buhat sa kani-kanilang sisidlan na kanina’y may makukunat na goma.
Ngayo’y isa-isa silang ipinatumba
Na para bang sa mga napapanood kong pelikula ni FPJ.

Hindi ko matantya kung ano ba ang ibig sabihin
Ng kakaibang sining sa mga mata nilang tila ba santelmo.
Maghuhulaan ba kami sa kanilang mga bolang kristal
O huhubarin na rin nang paisa-isa
Ang mga alagad nito’t maibubunyag ang aking pamato.
Travis Dixon Jan 2013
Rain-slicked reflections of
the sun's last offerings
disperse within the por-
ous asphalt, inducing

a faint chorus of tire-
spun splashes fading-in
and out behind impa-
tient honks, like waves against

a cargo ship announc-
ing itself to the docks,
"I have arrived! I have
arrived!" The workers, their

jackets waxing iri-
descent limes and oranges,
wave in the freight, crane up
the containers and shout

down the lines through the bay
mist inscribed by currents
of blustering winds, top-
lit by a swarm of head-

lamps, crane lights and high beams
careening through the in-
dustrial din of space,
ensuring no foot fal-

ters and no hand misses
a hold, and the cargo
slowly, but surely, moves
on toward its final des-

tination, and like great
migrations of butter-
flies, birds and whales, that place
is always home, sweet home.
Traci Sims May 2017
Tantum tempus temporis
quoniam aliena femina in meo cubiculo dormivit;
ecce illi quantum dulce somnus est.
Quanta etiam libera somnia sunt.
In alia aetate mundum certe rexit
vel optimo regi in matrimonio fideliter ducta est
qui iuxtus flumen psalmos luce lunae scripsit.

**** me iri foras egressum et spatiatum
Nihil occurit hic, nihil umquam fit.
Praeterea si incedat iam volat me narrare;
habeo nihil, praecipue erga quicquid erat.

Viam cepi aviam
qua celeres non superant;
dignis praemia sunt
qui verbum veritatis distinguere possunt.
Hospes solus me docere potuit
praeclaram orem iustitiae contemplari
et videre oculum pro oculo, et dentem pro dente.

Nisi duo homines in mansionem,
Est nullus in viso; verem exspectant,
proinde quasi ver plaustro accederet.
Mundus deleretur ea nocte
sed meae amicae aequum esset;
illa meo cubiculo dormiret *** revenirem.

Meridiano me promoveo
adhuc in obscura parte viae;
in angustos corruere
et constans manere non possum.
Alius mea ore dicit
sed solum meo animo audit,
calcas omnibus etiam tibi feci
quibus tamen careo.

Ego et ego
In creatione quo ingenium alicuius
nec alicui ignoscit nec excolit.
Ego et ego
unus alteri dicit nullus et videre
imaginem meum et vivere possit.

From "Bird's Nest In Your Hair" by Brian Jobe
For Lovers of the Latin language...
flitz Feb 2021
Dalam hati,
Cemburu dalam kekosongan,
Ada merahnya perasaan.


Kebersamaan dan kebersatuan,
Penantian dan perhentian,
Kesabaran dalam kesayangan,
Maka ungulah jiwa dalam iri.

Akan hadir manisnya hari itu,
Bersabarlah duhai hati,
Nikmati birunya suatu dengki.
Muzaffer May 2019
belli
standartlara bağlı kalmadan
uyanıyorum sabahları

kahrolası rüyaların
uykumu budamasından nefret ediyorum
ama alıştım artık

akşamdan kalma suratımı
camdan yalayan güneşe dayıyorum
uyanır uyanmaz

dua etmem
gerekmiyor hizmet için tanrıya
hem kilise ikonları cezbetmiyor

vaaza karnım tok
sübyancı piçler diye kalaylıyorum
okudukça pisliklerini

aslolan
kutsal kase
gri tayyörün eteğine bayılıyorum
susurluk ayranı gibi dökülen döküle
çıkıyor akşam merdivenlerimi

sıyırırken vaftizleniyor parmaklarım
bir ayinden, diğerine
koro halinde akustik ayetlerim
duvarların dili olsa


"tanrı seni korusun emma"

en azından benim için

iri memelerin
sütun bacak ve
barok sevişlerin

sonu gelmez
gelme sorunum için..

"tanrı seni korusun emma"

en azından
ikimizden biri ölene kadar..


..
15 Ang mga lalaki’y ‘di alintana
Na may nagmamanman sa kanila

16 Sila ay tatlong Amazona
Matinik na mga espiya

17 Noong mga nakaraaang araw
Nang sila ay mabulahaw

18 Ang mga manlalakbay na lalaki
Sa mga patibong sinuwerte iri

19 Subalit wala silang takas
Sa mga mandirigmang marahas

20 Isang gabi habang natutulog
Sa kanila’y may nambulabog

21 Nang sila’y manumbalik sa ulirat
Nagulat sa mga nakatutok na sibat.

-07/23/2012
*Gintong Lupa Series
My Poem No. 182
Sito Fossy Biosa Apr 2020
KAMU MENGAKU CINTA AKU-Oklasasadu, yang seisi ruh berdiri melamun.
Oklasasadu, yang biasanya menaruh tangan kananmu di telinga kiriku.
Oklasasadu, pendek pun kali luas menguap berbisa tubuh bukan lagi ruh.
Oklasasadu, mana guna jika mungkin tersisa iri, ruh ini sebagai bukti, HANYA tuhan YANG MEMBENCIKU.

Tadi adalah mimpi, saat Oklasasadu terdapat sapa.
Keluar masuk tanpa rasa, Oklasasadu di saat masa yang hening lagi menyapa dia.
Melihat Oklasasadu sepertinya berubah mentega diantara saya.
Setahuku Oklasasadu hanya benci padanya.
Dia pikir Oklasasadu tidak pernah sadar, adanya dia berulah saja.

Bangun siang di tengah malam, ada Oklasasadu berbunyi (a ku la mu nan mu) diulang hingga benar-benar tenang dalam dirinya. Him. Membunuh dengan halusnya empati.
oklasasadu is a diction that was deliberately created by Sito Fossy Biosa to express his frustration with God, disappointment, against God, and the concept of Godhead. ⊙a concrete poetry project⊙
KA Poetry Apr 6
Hari Sabtu,

Mendung, gelap layaknya dirimu yang sedang termenung di antara dua sandar.
Saat dimana semesta menyaksikan, keindahan yang tak tertandingi.
"Iri" dirasanya. Yap, betul sekali.
Dirinya sudah membuat cemburu Sang Semesta.

Setiap harinya itu yang kurasakan.
Entah kurang bersyukur atau tidak, rasanya ingin sesekali memiliki.
Hanya aku dan kamu, membuat cemburu sekitaran kita berdua.
Mungkin menyenangkan, tidak tahu apa yang engkau rasakan.

Suatu hari nanti kuyakin, hari itu akan datang.
Hari dimana engkau melihatku sama seperti ku melihat dirimu.
Hanya rasa rindu dan sayang yang tak terbendung,
Liar pikiran yang berlari-lari di dalam kepalaku.

Kamu diantara gulungan para ombak.
Nampak indah untuk dinikmati.
Hanya kamu sayang,
Yang mampu melakukan itu semua.
06/04/2024, Jakarta. K.***

— The End —