Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Coco Nov 2018
Aku ikut tertawa
Aku ikut tersenyum
Tapi rasanya berbeda

Aku bersama mereka
Tapi aku tidak bisa menggapai
Dan tidak ada yang menggapai..ku

Ku kira aku air
Ternyata aku hanya embun
Ku kira aku cahaya
Ternyata aku hanya bayangan

Aku berada di kotak ilusi
Berdinding fatamorgana

Bersama tapi terpisah
Hanya aku
Hanya aku yang dipisahkan

Haruskah ku pergi?
Atau mereka yang ternyata berbeda?
Hiii. Im indonesian and not giod at English
Thank you and sorry
Have a nice day! Xo
So Dreamy Jan 2014
"Dunia ini terlalu indah untuk dilukis, Sayang,"
Begitu katanya
"Dunia ini juga terlalu luas untuk dipahami, Sayang,"
Begitu pula katanya

Aku tetap tak mengerti
Mengapa masih ada orang yang merasa dunia ini
Terlalu sempit untuk diketahui
Terlalu sulit untuk dijelajahi

Apakah jendela cakrawala mereka saja yang sempit?
Atau nyali mereka saja yang tak bisa berdiri sendiri?
Hanya berani menguntit ditemani mata menyipit?
Barangkali pikiran mereka juga hanya bisa mengintip?

"Dunia ini dipenuhi orang aneh, Sayangku,"
Ujarnya kemudian
Secangkir teh diteguknya perlahan
"Dunia ini juga dipenuhi orang berotak kosong, kamu tahu itu,"*

Kukatakan dalam hati bahwa aku tahu
Tentu saja kami berdua tahu
Bumi ini dihuni benak-benak yang melayang liar di balik masing-masing bahu
Yang tak bisa diam walau hanya menunggu waktu

Menunggu pikiran gila lainnya merayap masuk ke dalam kepalanya
Membuat secarik kertas dan sebuah pulpen meleleh di tangannya
Melantunkan kalimat-kalimat indah menjadi sebuah sajak
Menyulapnya menjadi sebuah mahakarya yang terus menanjak

Kukatakan sekali lagi dalam hati bahwa aku tahu
Tentu saja kami berdua tahu
Bumi ini juga dihuni benak-benak licik yang tak punya dinding malu
Yang meraup beribu untung tak kenal waktu

Diam-diam aku bertanya juga

Di manakah jiwa-jiwa kotor itu bisa membeli dinding malu?
Mengapa mentalnya tak beda jauh dengan mental para benalu?
Orang-orang aneh itu masih terus menunggu waktu
Orang-orang berotak kosong itu malah berlari meninggalkan waktu

Orang-orang aneh itu terus menciptakan karya
Orang-orang berotak kosong itu malah dibicarakan di berita pagi dan dunia maya
Orang-orang aneh itu terus menumbuhkan bunga di atas nama bangsa
Orang-orang berotak kosong itu malah menumbuhkan duri di bawah nama bangsa

Seperti yang saat ini banyak terjadi,
Seniman dan Koruptor.
Trefild Jul 2023
one person said: "peace is nothing but illusion
all I want is retribution"
[from "Pure Power" by Zardonic]
that's something I can identify with, which is why
I decided to write this heap of lines
————————————————————————————————
on a shooting range in a boondock la[ɛ]nd
with gloves pU̲t on; sta[ɛ]nd
in front of an autocratic ruler chained
by his hands to two moola safes'
[greed]
handles looking way
like an old-fangled car directing wheel
[steering wheel]
have this die-hard fool restrained
so that he, more or less, is still
I'm not a scho[ɑ]lar who can wave
around a degree in the medics field
but it's obvi this high-hat dO̲U̲chebag's plagued
with megalomania in a neglected condition
but there's a dreadfully effectual treatment
and he'll get it like villains
quite a gruesome fate
is looming upon this power-befuddled ****
like darkened clouds that, beyo[ɑ]nd a doubt, are soon to rain
["dark end"]
like waveriders, he's go[ʌ]nna serve
["surf"]
as a punchbag for I'm in quite a mood to raze
gonna wI̲nd up as nada short
of a ****** loon today
like Battinson, clepe me Vengeance
but I'm more something like the Zorro-looking caped
anti-autocratic vigila[ɛ]nte
from the Norsefire-ruled UK
[V from "V For Vendetta"]
meets someone whose work field's tormenting
like victimizers who pertain
to LE in one tsar-sized off-putting state
[law enforcement]
you know, the one that's go[ɑ]t a putrid trait
of always posing as a side you shouldn't blame (it's all the West!)
(now, let's go back to the foul autocrat)
like a jerky boss that you disdain
I give this no[ɑ]b a cool g'day
by douching him from a bo[ɑ]ttle full of straight-
-fro[ʌ]m-a-cooler H2O; just a fE̲w secs break
for him, & once it's U̲p, I ****** this base
being fro[ʌ]m a stE̲wpot great
with **[ɑ]t-a## noodles aimed
into this hU̲mbug's stupid face
[the "hang noodles on the ears" expression]
pepper it with some ground 7-po[ɑ]t to boost the taste
feel how I, like a husband who betrayed
his devoted, yet testy, wife, get rudely gazed
at, racked, beda[ɛ]mned (by who?)
by food-lacking men from Africla[ɛ]nd
[Africa]
ask him: "is the provided food okay?"
zero gratitU̲de displayed
all that comes from this sno[ɑ]t's bazoo's complaint
but nO̲[ɑ]t that I'm surprised
a typical pro[ɑ]sperous gobshite
the tack priorly applied
I do the same with a bucket full of maroonish paint
[autocrats have blood on their hands, hence "maroonish paint"]
like that music producer famed for dull future bass
I put on his viscous head a **** bucket
[Marshmello]
whereafter pick a wedge up & drum it
[golf wedge]
and, like a heap, I barely get started
[worn-out car]
like an unprepped passenger on an insane car ride
with no seat restraints applied
he's about to have a way hard time
I'm a cosmetic surgeon that operates part-time
fix his blamed jawline in just twain sharp swipes
with a steel bat, then yield some keen slaps
that meet his kneecaps until the knees snap
like the Baba Yaga hitman detached
from his peaceful life by someone ge[ɪ]tting him mad
[John Wick]
get his nails removed
which is pretty much the same that you do
when you repaper a room
[wall nails]
having perforated his fingertips
I ge[ɪ]t 'em plastered
a few minutes later, I rip them things
off 'kin/sim. to wax strips
he gets his phA̲[eɪ]lanxes smitten with
a freaking ratchet
[rathet wrench]
pro[ɑ]b'ly, he regrets
that his bo[ɑ]dy's still not dead
pick U̲p a pistol, set
a drum-like clip in, get
it cocked, then shoot lead around his silhouette
till the clip has zero ammunition left
seems like this once co[ɑ]cky piece of dreck
has gotten his khaki chinos wet
but if I've go[ɑ]t him in a sweat
like a summer jo[ɑ]gger being dressed
in venthole-deficient threads
for this brash dude, there's bad news
like me when I write some sick bloodshed
sadly for him, I've not finished yet (uh-uh)
like a runner that's go[ɑ]t some distance left
to complete, & it's not as dark as things can get
'cause, like the heroine o[ʌ]f M. Streep in "Death
Becomes Her" after falling fro[ʌ]m that string of steps
I've got a somewhat twisted head
[Madeline Ashton; the staircase fall scene]
so consider this as an insult-to-inju[—]ry sesh
grab a brace of scissors
for garden mainte[—]nance; Richard
Trager comes into play; begin ta
amputate his fingers; operate at leisure
disarticulate 'em I̲nto twenty eight **** pieces
cauterizing the remains with illuminated cI̲gars
fling into his piggish face some tissues
and some pain relievers
tell this nazissistic patient "hE̲A̲l up"
["****" in the sense of being "severely intolerant or dictatorial"]
let him relax for eighteen minutes
over the spa[ɛ]n of whI̲ch I put on play "La Chica
Rockabilly" & some other ro[ɑ]ckabilly
jams to make the whole vibe a mite less grisly
like an NA brown bear that is gravely injured
["mightless grizzly"; North American]
(as, in fact, this tragic-fated bleeder)
whereafter spray him with a
["wither"]
can of gas & make his dicta—
—torial a## go ablaze akin ta
a straw-fabricated figure
during gala days at the late of winter
[Maslenitsa effigy]
telling this piece of trash "in case you wI̲[ɪ]nd up
in somewhat of Hades, give a
warm shalom to the infamous ******"
consider this autocratic ****
a sugar daddy's skirt
'cause he's gotten what he was asking for
————————————————————————————————
oh, & one thing more to say: the
nullified, like ruler's presiding terms, dictator
was known among some as "toilet sprayer"
like a scuttered urinator
"punishment of an autocrat" by TREF1LD (TRFLD) is licensed under CC BY-NC-SA 4.0 (to view a copy of this license, visit creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0)
langit b Jan 2016
kau masih melukiskan jingga di kepala

bertanya pada sudut jalan yang tak pernah sepi

           “seperti apa senja di kota?”

ya seperti ini

tak dingin oleh kabut

tak terasa oleh waktu

kau akan sibuk menyeberang jalan

sebelahmu akan mati kejang – kejang

dan mereka masih akan meliput gedung

metromini memainkan dendang dengan kencang

selagi pengamen berteriak minta makan

           “dan kamu?”

mataku ini akan merah berair

           “kenapa?”

apa beda aku dengan senja di kota?
Coco May 2019
Hari ini aku ingin bercerita
Bagaimana sebuah rasa berubah menjadi sebuah asa

Saat itu..

Aku melihatmu
Berjalan, tapi tetap pada bayangan yang sama
Bagaimana bisa?
Kau sudah melewati beberapa cahaya
Yang bahkan berbeda beda

Aku penasaran
Rasa untuk membawamu dari bayangan itu muncul
Aku berharap usahaku berhasil
Sebuah rasa yang berubah menjadi asa

Lagi. Aku bermimpi
Agar kau tak berhubungan lagi dengan bayangan lalu mu
Aku bertindak. Membantumu
Lagi, asa itu berasal dari rasa yang sama.
Rasa untuk membantumu bangkit dari bayangan itu.

Namun, lambat laun rasa itu berubah
Berubah menjadi asa untuk kita memiliki bayangan yang sama

Ketika waktunya tiba, ku kira aku berhasil
Ternyata... sangat jauh dari kata itu

Kau lebih memilih menghentikan usahaku, tindakanku
Dengan alasan “aku butuh jeda”

Baik. Ku turuti maumu
aku bahkan masih berpikur positif.
Tapi semakin larut, kau tak juga kembali

Oh. Dan kusadari,
Kau pergi, bersama bayangan itu lagi
Kau menjauhi ku dan mendekati bayangan itu, lagi

Sungguh aku tak sanggup mencernanya
Rasa itu. Asa itu. Bahkan kau tak pernah menganggapnya, kan?
Sungguh, apakah kau mengerti maksud dari segala cerita tentang rasaku?
Tentang asaku?

Kau pergi tanpa mengucapkab selamat tinggal.
Bukan. Setidaknya kau bisa memujiku
Memuji atas rasa dan asa ku.

Sekali lagi, karena rasa ini, asa ku muncul kembali
Ya, sebuah asa.
Asa untuk melenyapkan segala rasaku padamu
Baik itu rasa penasaran, ingin menolong, atau rasa ingin memiliki bayangan bersama mu
はなろ Nov 2017
saya mati dibuat matanya

dari awal jumpa pertama,
mata itu beda tatapnya

mata itu punya bisa ya, tuan?
buat jiwa mati rasa sedemikian rupanya.

mata itu buat rasa selalu berdalih,
sekalipun hamba tahu tatap bukan penuh maksud

tapi rasa terus berdalih,
semakin berdalih semakin tumbuh rasanya

imajinasi semakin keras kepala,
rasa makin liar

boleh mata buat hamba seorang tuan?
boleh, kah?

karna raga dimakan waktu,
tapi rasa tak habis-habis

saya lelah karna tatap itu,
saya mati.
in bahasa
Michael R Burch Feb 2020
Wulf and Eadwacer
anonymous Anglo-Saxon poem, circa 960 AD
loose translation/interpretation by Michael R. Burch

My clan’s curs pursue him like crippled game.
They’ll rip him apart if he approaches their pack.
It is otherwise with us.

Wulf’s on one island; we’re on another.
His island’s a fortress fastened by fens.
Here, bloodthirsty curs howl for carnage.
They’ll rip him apart if he approaches their pack.
It is otherwise with us.

My thoughts pursued Wulf like panting hounds.
Whenever it rained—how I wept!—
the boldest cur grasped me in his paws.
Good feelings for him, but for me, loathsome!
Wulf, O, my Wulf, my ache for you
has made me sick; your infrequent visits
have left me famished, deprived of real meat!
Do you hear, Eadwacer? Watchdog!
A wolf has borne our wretched whelp to the woods.
One can easily sever what never was one:
our song together.

Originally published by Measure

"Wulf and Eadwacer" may be the oldest poem in the English language written by a female poet. It has been classified as an elegy, a lament, an early ballad or villanelle, a riddle, a charm, and a frauenlieder or "woman's song." This famously ambiguous poem is hard to pin down!

Keywords/Tags: Wulf, Eadwacer, Anglo-Saxon, Old English, translation, wolf, pack, ****, whelp, baby, child, dogs, curs, hounds, island, fens, woods, sacrifice, song, sever, severed



Bede's Death Song
ancient Old English/Anglo-Saxon lyric poem, circa 735 AD
loose translation/interpretation by Michael R. Burch

Facing Death, that inescapable journey,
who can be wiser than he
who reflects, while breath yet remains,
on whether his life brought others happiness, or pains,
since his soul may yet win delight's or night's way
after his death-day.

Bede's "Death Song" is one of the best poems of the fledgling English language now known as Old English or Anglo-Saxon English. Written circa 735 AD, the poem may have been composed by Bede on his death-bed. It is the most-copied Old English poem, with 45 extant versions. The poem is also known as "Bede's Lament." It was glossed by a 13th century scribe known as the Tremulous Hand of Worchester because of the "shaky" nature of his handwriting.

Was the celebrated scholar known and revered as the Venerable Bede also one of the earliest Anglo-Saxon poets? The answer appears to be "yes," since Bede was "doctus in nostris carminibus" ("learned in our song") according to his most famous disciple, Saint Cuthbert.

Cuthbert's letter on Bede's death, the "Epistola Cuthberti de obitu Bedae," is commonly taken by modern scholars to indicate that Bede composed the five-line vernacular Anglo-Saxon poem known as "Bede’s Death Song." However, there is no way to be certain that Bede was the poem's original author.

Bede (673–735) is known today as Saint Bede, Good Bede and Venerable Bede (Latin: Beda Venerabilis). One may thus conclude that he was held in extremely high regard by his peers. The name Bede may be related to the Anglo-Saxon word for prayer, "bed."

Bede was a English Benedictine monk of the Northumbrian monastery of Saint Peter at Monkwearmouth and of its companion monastery Saint Paul's in Wearmouth-Jarrow. Both monasteries were at the time part of the Kingdom of Northumbria. Bede, a distinguished scholar, had access to a library which included works by Eusebius and Orosius, among others. His most famous work, "Historia ecclesiastica gentis Anglorum" ("The Ecclesiastical History of the English People"), has resulted in Bede being called "the Father of English History." Bede has also been called the "Father of the footnote" because he was "the first author in any language to rigorously trace his sources, and as a result he set a precedent of scholarly accuracy for writers across the range of disciplines." He was also a skilled linguist and translator whose Latin and Greek writings contributed significantly to early English Christianity.
ga Feb 2018
Maafkan aku suka
Lembut namun menggoda
Senyum manis kutatap lama
Ingin kumiliki walau sementara

Maafkan aku suka
Tak biasa dan tanpa sengaja
Indah walau sedikit memaksa
Beda tipis cinta dan keras kepala

Maafkan aku suka
Harumnya membuat terlena
Sudah kucoba namun tak kuasa
Wanginya mengajak berdansa

Maafkan aku suka
Sosoknya menjadi candu seketika
Selalu kucari entah ke mana
Selalu terbayang kapan saja

Maafkan aku suka
Di atas kertas tampak nyata
Kalian tak mengerti tak mengapa
Walaupun menyiksa
Dia tak perlu membalas suka,
Apalagi cinta
04/02/2018
mirai
Megitta Ignacia Jul 2019
Ah muncul lagi
Lelaki benalu kesayanganku
mengendap-endap masuk ke pikiran kosong

Di hitamnya langit
kutemukan selintas retrospeksi terselip diatara bintang
kau dadakan hilang
tak 1 pun kata kau anggap perlu kau beberkan
mulutmu rapat terkunci
mungkin penjelasan itu hanya bisa ditemukan di air luka hatimu yang dalam

Sini duduk sebentar
biar kupinjamkan sepatu heelsku
malah tak perlu kudandani kamu
tak perlu busana merah muda mencolok
kamu sendiri sadar kamu banci,
maksudku pengecut

Tak sudi kusebut kamu banci
banci saja lebih jantan darimu
mereka berani unjuk diri depan dunia
gagah gigih tampil beda mencolok
meniupkan asap rokok ke muka komentator

Ada udang dibalik batu
ada busuk dibalik hadirmu
kau pergi karena kau anggap tak ada lagi gunaku bagimu kan?

Dalam senyum sumingrah kuucap syukur pada Bapa di sorga
sebab benalu sepertimu tak pantas ada disini
jam pasir telah dibalik
segera akan habis waktu permatamu
biar gelapnya malam yang menghajar pancaran sinarmu yang menjijikan

Lelaki benalu kesayanganku habis digerogoti nafsu keserakahannya
040719 | 00:23 AM ditulis saat mau tidur, sehabis pulang nonton Spiderman Far From Home bersama kawan-kawan. Thanks to wejangan singkat tapi bermakna dari kaka pito, emosi tersulut parah "Itu artinya dia cuma butuh lo sampai sana." begitu bodohnya aku baru bisa liat segalanya secara jelas sekarang. Jauhkanlah benalu-benalu dari orbitku, ya Bapa di sorga. Syukur kepada Allah.
aku memang beda
tidak seperti laki-laki yang sebelumnya kau temui
aku...
tidak pernah yang namanya setengah

hidupku
tidak pernah yang namanya setengah
aku puas telah mencoba segala hal dengan tidak setengah setengah
aku di ajari untuk menyelam
bukan mengapung

disaat ini
aku membebaskan mu dengan sebebas bebasnya manusia
aku membebaskan mu untuk memilih
disaat aku sakit hati kau tau?
itu sakit yang bukan setengah-setengah
aku pernah di posisi yang serupa seperti ini
mungkin sekarang aku bisa lebih menerima hal tersebut,
pendewasaan mungkin?
setidaknya kau tau, bagai mana perasaan laki-laki yang tidak setengah-setengah ini pecah bagai beling, dan ku injak beling tersebut sampai aku merasakan hal seperti ini lagi, bagai bunga lily aku kembali mekar....
disaat kau kembali...
setidaknya kamu tahu, aku memaafkanmu tidak setengah dan tidak akan membiarkan mu sakit kembali, akibat berkelana terlalu jauh...

kamu rapuh...
tuhan masih baik menunjukan sesuatu itu padaku
bukan kepadamu...
mungkin kalo tuhan melihatkan padamu...
hal yang kurasakan, akan kau rasakan juga...
aku belajar untuk tidak ikut campur lagi soal hubungan barumu
mungkin nanti...
kamu akan sadar
dan tergampar akan realita yang besar
memar... bagai terkena tinju
biru... bagai lebam terpukul amarah batin
aku disini, berlatih menjadi laki-laki
untuk bisa menerima kekuranganmu, mungkin nanti tatapan ku masih seperti pertama kita bertemu, harapan yang dulu kita bual-bualkan akan ku realisasikan, hati-hati dijalan, aku menunggu di rumah...
menunggumu pulang dengan sejuta cerita yang telah kau lewati...
Atta Apr 2020
lanjutan dari cerita itu, tidak mungkin bahagia

-----

          setelah desember itu, aku tidak pernah berharap lagi
obrolan putih hari itu membuka matamu
obsesi di matamu meredup, sudah tidak ada binar
perlahan memetakan adnan dalam redup
,
           mungkin salahku untuk itu
andai saat itu semua tambo aku tampung
kebas hati saat itu untuk temurun
ujaranku delusi, kamu mengakui

tergusur semua perasaanku
enggan berpindah, memaksakan dengan angan yang indah
rasa sekujur tubuh seperti sudah lepas dari nyawa
gagu untuk mengatakan sebenarnya
andai semua perasaan tetap terkunci pada tempatnya
nafsu dan akal pun mungkin berelegi
gempar, terbanjiri air mata yang tidak ada gunanya
gusar, tidak mau menangkap realita
uzur sudah jantungku

-----

dan untuk semua awalan, aku sungguh minta maaf sudah menganggumu
dari semua kata, tidak ada yang mampu menggambarkan kehancuran total yang kubuat


ditempatmu padang rumput berubah menjadi padi hijau
ditempatku menjadi gurun tandus
dua itu tidak akan menyatukan yang beda
hehe gpp sih

— The End —