Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Ceyhun Mahi Sep 2017
Merhaba ey parlak şehir!
Bu vakitte yalnız meydan,
Görünmüyor ki bir insan,
Sokaklar kurumuş nehir.

Yalnız deniz yeli gelir,
Kuşlar geçer zaman zaman,
Millet kafede mi bu an?
Bu şehir ve Mevlam bilir.

Ne o aşıkları gördüm,
Nede ışıkları gördüm,
Bir serin boşluk sadece.

Lakin bu ortam rahattı,
Erkendi şehrin saati,
Bu da bazen kardır gece.
Greetings o gleaming city!
At this time the square's lonely,
Because I see no person,
The streets are dried rivers.

Only a sea breeze does come,
Birds pass by from time to time,
Are the crowds at the cafes?
Only the city and God knows that.

I haven't seen the lovers,
Neither have I seen the lights,
Only a serene emptiness.

But this atmosphere was calm,
It was an early time of the city,
This is sometimes too a benefit at night.
Buddy T Mar 2017
bu-dump bu-dump**
my heart beats
slow and constant
never stopping
never skipping
the same rate

bu-dump bu-dump
on my chest
I hold my hand
the feeling lulls me to sleep
it's my music
my reassurance

bu-dump bu-dump
I know I'm alive
I know I'm beating
I can feel it through me
I count the time why my beats
my heart beats
Michael R Burch Feb 2020
Ben Sana Mecburum (“You Are Indispensable”)
by Attila Ilhan
translation/interpretation by Nurgül Yayman and Michael R. Burch

You are indispensable; how can you not know
that you’re like nails riveting my brain?
I see your eyes as ever-expanding dimensions.
You are indispensable; how can you not know
that I burn within, at the thought of you?

Trees prepare themselves for autumn;
can this city be our lost Istanbul?
Now clouds disintegrate in the darkness
as the street lights flicker
and the streets reek with rain.
You are indispensable, and yet you are absent ...

Love sometimes seems akin to terror:
a man tires suddenly at nightfall,
of living enslaved to the razor at his neck.
Sometimes he wrings his hands,
expunging other lives from his existence.
Sometimes whichever door he knocks
echoes back only heartache.

A screechy phonograph is playing in Fatih ...
a song about some Friday long ago.
I stop to listen from a vacant corner,
longing to bring you an untouched sky,
but time disintegrates in my hands.
Whatever I do, wherever I go,
you are indispensable, and yet you are absent ...

Are you the blue child of June?
Ah, no one knows you—no one knows!
Your deserted eyes are like distant freighters ...
perhaps you are boarding in Yesilköy?
Are you drenched there, shivering with the rain
that leaves you blind, beset, broken,
with wind-disheveled hair?

Whenever I think of life
seated at the wolves’ table,
shameless, yet without soiling our hands ...
Yes, whenever I think of life,
I begin with your name, defying the silence,
and your secret tides surge within me
making this voyage inevitable.
You are indispensable; how can you not know?

***

Original text:

Ben sana mecburum bilemezsin
Adini mih gibi aklimda tutuyorum
Büyüdükçe büyüyor gözlerin
Ben sana mecburum bilemezsin
Içimi seninle isitiyorum.
Agaçlar sonbahara hazirlaniyor
Bu sehir o eski Istanbul mudur
Karanlikta bulutlar parçalaniyor
Sokak lambalari birden yaniyor
Kaldirimlarda yagmur kokusu
Ben sana mecburum sen yoksun.

Sevmek kimi zaman rezilce korkuludur
Insan bir aksam üstü ansizin yorulur
Tutsak ustura agzinda yasamaktan
Kimi zaman ellerini kirar tutkusu
Bir kaç hayat çikarir yasamasindan
Hangi kapiyi çalsa kimi zaman
Arkasinda yalnizligin hinzir ugultusu

Fatih'te yoksul bir gramofon çaliyor
Eski zamanlardan bir cuma çaliyor
Durup köse basinda deliksiz dinlesem
Sana kullanilmamis bir gök getirsem
Haftalar ellerimde ufalaniyor
Ne yapsam  ne tutsam nereye gitsem
Ben sana mecburum sen yoksun.

Belki haziran  da mavi benekli çocuksun
Ah seni bilmiyor kimseler bilmiyor
Bir silep siziyor issiz gözlerinden
Belki Yesilköy'de uçaga biniyorsun
Bütün islanmissin tüylerin ürperiyor
Belki körsün kirilmissin telas içindesin
Kötü rüzgar saçlarini götürüyor

Ne vakit bir yasamak düsünsem
Bu kurtlar sofrasinda belki zor
Ayipsiz   fakat ellerimizi kirletmeden
Ne vakit bir yasamak düsünsem
Sus deyip adinla basliyorum
Içim sira kimildiyor gizli denizlerin
Hayir baska türlü olmayacak
Ben sana mecburum bilemezsin.

Keywords/Tags: Turkey, Turkish, Attila Ilhan, modern English translation
So Dreamy Jan 2017
Di ujung jalan Merbabu III, ada sebuah bangunan tua berwarna cokelat muda berlantai satu dengan sebuah taman yang dipenuhi semak bunga Gardenia dan sebuah pohon pinus. Itu adalah rumah kami. Sebuah gunung berdiri tegak di depan kami. Teh beraroma melati yang disajikan dalam cangkir putih membiarkan asapnya mengepul memenuhi udara dan menghangatkan atmosfer di sekitar kami hanya untuk sepersekian detik. Ditemani sepiring pisang goreng atau roti bakar berisi selai cokelat yang meleleh, bersama ibuku, kami berbincang tentang banyak hal di atas kursi kayu di teras rumah berlatar gunung.

Kami banyak membicarakan tentang masalah pendidikkan dalam negeri, masalah keluarga, hobi masing-masing, masa depan, pelajaran di sekolah, pekerjaan lainnya, dan mengeluh bagaimana hal-hal tidak berjalan sesuai dengan ekspektasi kami. Ibuku adalah sahabat terbaikku. Bisa dibilang dia merupakan orang terfavoritku walaupun aku lebih mengidolakan band-band asal Inggris yang jaya di pertengahan era 90-an. Tapi, ibuku adalah pendengar terbaik selain secarik kertas HVS putih yang biasa kutulisi dengan rangkaian kata menggunakan pulpen biru Faster. Dia mendengar, benar-benar mendengar. Dia mengerti apa maksud dari seluruh ucapanku, bukan hanya sekedar menyimak cerita-ceritaku.

Setiap kali aku mengeluh tentang suatu hal, Ibu menghujaniku dengan nasihat-nasihat dan pepatah-pepatah hebat. Ia selalu mengingatkanku untuk selalu bersyukur.

“Bu,” panggilku pada suatu siang di tengah bulan Juni yang sangat panas.

Kami sedang membersihkan sayur kangkung dan ikan Gurame di dapur dengan jendela yang terbuka lebar di hadapan kami sehingga kami bisa melihat jelas isi dari taman belakang rumah sebelah.

“Aku heran mengapa bunga-bunga liar ini bisa tumbuh. Maksudku dari mana mereka berasal dan bagaimana bisa mereka tumbuh begitu saja?" tanyaku.

Ibuku tersenyum. “Penyebaran bibit itu bermacam-macam. Lewat serangga, bisa jadi?” jawabnya sambil terus membersihkan sisik ikan. “Lagi pula, bunga rumput itu sangat cantik. Setuju dengan Ibu?”

Aku mengangkat sebelah alis, kemudian menggeleng. “Cantik apanya? Mereka berantakan, ya, kan? Bagaimana bisa Bu Jum betah melihatnya tanpa merasa gatal untuk segera mencabutnya?”

“Mereka adalah bunga yang kuat,” katanya, “mereka tumbuh di mana saja, kapan saja. Mereka tidak peduli seperti apa rupa lingkungan sekitarnya dan bagaimana lingkungan sekitarnya bersikap pada mereka, menampar atau menerima. Mereka tetap tumbuh, bertahan, dan hidup. Bunga rumput adalah bunga liar yang sering diacuhkan banyak orang, tapi mereka adalah bunga yang kuat dan mereka terlihat cantik dengan cara mereka sendiri.”

Aku tertegun.

“Itu hanya pandangan Ibu saja. Semacam filosofi, kamu paham, kan?”

Sejak saat itu, aku percaya pada kecantikan di setiap kesederhanaan. Hal-hal yang biasa tidak diperhatikan atau dilupakan banyak orang sesungguhnya memiliki keindahannya sendiri. Meneguk secangkir kopi panas di malam hari ketika tiada satu pun suara dan bintang berkedip di langit tinggi, cahaya matahari yang mengintip dari balik dedaunan dan ranting pohon atau jendela kamar, mendengar dan melihat bagaimana tetes-tetes hujan turun dari genting ke permukaan tanah. Jalanan kelabu yang basah dan sepi, suara dan kilatan petir, kabut yang memenuhi ruang udara setiap Subuh. Suara deburan ombak yang berujung mencium garis pantai atau suara aliran sungai yang mengalir dengan tenang. Hal-hal seperti itu, selain mereka cantik dengan caranya masing-masing, mereka juga indah tanpa pernah sekalipun menyadari bahwa mereka indah. Dan, itu adalah kecantikan yang paling murni dari segala hal yang nyata.
Nyl  Aug 2015
Ki·na·bu·ka·san
Nyl Aug 2015
Minsan na bang naglaro sa iyong isipan
na sa bawat araw na nagdaraan
ikaw lamang ang mayroong kakayahan
na makapagpatakbo sa iyong kinabukasan?

Mula sa pagmulat ng iyong mata,
sa liwanag na iyong nakikita; ikaw ba'y nagtataka?
Na bakit ang isang katulad mo ang nabiyayaan
na makapaglakad sa mga malamig na sementadong daan?
Gayong sa iyo naman ay walang kakaiba.
Teka, wala nga ba talaga?

Sa bawat dugo na pinahintulutang sa iyo ay dumaloy
malaman mo sanang nalunasan mo ang aming panaghoy
Huwag mo sanang isipin na nawawalan ka ng karamay
sapagkat ako'y narito, handang iabot ang aking kamay

Sa iyong mga mata, nawa'y masalamin ko pa ang kinabukasan
ang ngiti sa iyong mga labi, huwag sanang lumisan
sapagkat, kaibigan
narito kami upang ikaw ay tulungan

Sabay nating hintayin ang hinaharap,
baka sakaling doon ay matapos na ang paghihirap
4J
Muzaffer Mar 2019
hergün yazıyorsun
diyordu
*** bir iş bul kendine

seni kimse okumaz
bu saçma hikayen de
karnımızı doyurmaz

ütü işinde becerikliydi
koca götlü daphne

sürekli geriye atardı saçımı
zekamla birlikte
üzüm misali karardım
3-5 yıl

sonra kırmızı bir araba geldi
günün birinde long island’dan

kocaman gözlükleri vardı
beyaz önlüklü gergedanların

karga tulumba severmiş gibi
bileklerim bağlı
sedye
tarlasında buldum kendimi

güney
cepheden yağmur yağıyordu
ve
saat 3 yönüne dönüyorduk
her köşe başından

ve hep aynı resim
aynı dişti ağızdan fırlayan

macun reklamı olduğunu
anlamamıştım
ama sonra hatırladım tabii

süt şişesi kalınlığında hemşire
kepinden tanımıştım
kaba etime
zerk ettiğinde iğne olduğunu

sonra bana abuk sabuk
şekiller gösterdiler
gri bir odada

sürekli
soruyordu dolma burun
bu ne
bu ne
peki bu ne
ya bu ne

hep aynı
cevabı veriyordum
çaydanlık
çaydanlık!

yemekler oldukça kötüydü
beyazlar da öyle

ama dostlar
onlar prima
mc.allison vardı b blokta

acayip severdim
güvercin beslermiş o zaman
büyükçe bir parti vermiş birgün
ve kuşları zehirlemiş

down town
sheriff’i bile gelmiş düşünsene

hayli keyifli geçmiş gece
sabaha karşı herkes hastanede

40 ölü var diyordu gülerek
20 güvercinle 40 domuz vurdum

deli herhalde diyordum içimden
sahi ben neden buradayım

altıma kaçırıyordum mütemadiyen
hergün temiz çarşaf
hergün ters yüz yatak
1yıl sonra
kurul toplandı

her yerde çaydanlık resmi vardı
tuhafıma gitmiş
sormuştum bunlar ne diye

hepsi ayrı ayrı dizayn edilmiş
ve hepsi farklı keyif

köşede olana takıldı gözüm
soruları sularken

ama sürekli
o çaydanlığa bakıyordum
sonra anladım

görüyordum
çaydanlıktan
akıyordu beynime daphne

ve maalesef
yanık tütüyordu çenesi
*** iş bul
iş bul der gibi
kuzineden sarkan dili...
Sundari Mahendra Nov 2017
Selamat pagi bu....
Selamat pagi jawabku
Perjalananku segera dimulai
menembus fajar yang masih galau

Lewat mana bu....
Biasa saja pak jawabku
Jalan raya yang masih sepi
Tetapi aku sudah duduk sendiri

Macet bu....
Biasa pak jawabku
Tiada ada jalan yang lancar
Tiada hari yang tak sukar

Lampu merah bu....
Iya pak panjang pula jawabku
Berhentilah walau hanya sebentar
Melemaskan kaki dan mata yang nanar

Sudah sampai bu....
Terimakasih pak jawabku
Ku mulai pekerjaan hari ini
Dengan harapan dan asa yang baru
cimen altinda gecen 225 gunden sonra benden daha *** sey biliyor olmalisin.
kanini emip bitireli epey oldu, artik bir sepetteki kuru bir cubuksun.
bu isler boyle mi oluyor?
bu odada hala ask saatlerinin golgeleri var.
birakip gittiginde asagi yukari herseyi alip gittin.
geceleri beni ben olmaya koymayan kaplanlarin onunde diz cokuyorum.
senin sen olman asla bir daha olmayacak.
kaplanlar beni buldular ama artik umurumda bile degil.
translated by somebody
suicidal twitch Sep 2015
She's done it! She's free!
But now that "She" is a "He"!
I'm proud of Him. As should be!
For now he smiles in glee!

He's jolly again, grins from ear to ear!
I can't help but shed a tear.
I'll support you always my darling dear.
Even when the bullies sneer.

Bu my Hannah is now a Ryan.
Once a woman, now a man.
You're doing what I can't;
You're restarting your life and its just began.

I'm so proud of you.
But you already knew.
I'll support you through and through,
Even when life becomes anew.
My best friend came out as being transgender, and I'm supporting him every step of the way!

— The End —