Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Aridea P Sep 2012
Palembang, 21 September 2012

Jika cinta adalah air,
maka kamulah dahagaku

Jika cinta adalah padi,
maka kamulah lapar ku

Jika cinta adalah rumah,
maka kamulah tujuanku

Jika cinta adalah hati,
maka kamulah sakitku

Jika cinta adalah hidup,
maka kamulah matiku

Jika cinta adalah waktu,
maka kamulah hidupku

Jika cinta adalah jiwa,
maka kamulah ragaku

Jika cinta adalah kekuatan,
maka kamulah lemah ku

Jika cinta adalah masa tua,
maka kamulah sehat ku

Jika cinta adalah kesalahan,
maka kamulah sempurnaku

Jika cinta adalah perpisahan,
maka kamulah lahirku

Jika cinta adalah kamu,
maka itulah kesalahan terbesarku
Bintun Nahl 1453 Mar 2015
Kepada Kamu.

Kita terlalu sama. Suka menangis diam diam. Kelihatan tegar di luar, padahal hancur di dalam. Ketika kini kulihat tawamu yang terlalu keras, aku tahu bahwa kau sedang tidak baik baik saja. Kau memang ahli bermain peran, tapi tidak di hadapanku. Cobalah hidup jujur terhadap apapun yang kau rasa.

Tuhan tidak menciptakan apapun untuk sia-sia. Hidup tidak melulu soal bahagia, tapi juga sebaliknya. Itu kemutlakan yang tak bisa kau tolak. Seperti sekarang, jangan selingkuhi perasaanmu sendiri, menangislah. Sungguh, tidak ada yang salah dengan jatuhnya airmata. Airmata bukan penanda lemah, sebaliknya itu pertanda agar kau tidak lengah.

Setiap kita memiliki lukanya sendiri sendiri. Juga, memiliki cara sendiri sendiri untuk memulihkannya. Airmata adalah cara lain kau berbahasa dan mengungkap rasa, ketika kau tak sanggup mengolah kata. Biarkan luka terbawa oleh setiap tetes airmata yang menitik sukarela.

Terkutuklah mereka yang percaya ‘anak hebat tidak menangis’ lalu menurunkan kebijakan yang tidak bijak itu pada anaknya. Mereka pasti mati rasa.

Izinkan aku menemanimu, tanpa banyak bicara, memberi petuah yang menjemukan, atau bertingkah konyol agar kau tertawa. Aku hanya akan duduk di sampingmu, menemani selama kau mau. Dan sesekali memberi genggaman, untuk menguatkan.

Note: bahkan airmata adalah buah tawa, saat aku bahagia bisa menemanimu dan mendengar cerita kegiatanmu seharian.
Joshua Soesanto Jun 2014
perempuan dalam wujud rubah
matahari kecil disekelilingnya
atmosfer terasa berbeda
saat dia berjalan menapak, sebuah sajak indah

goresan pada tenggorokan
daging angsa berupa jari manusia
lalu, mimpi tersimpul pada rambutnya
sepertinya aku mabuk di buatnya

setiap lekuk tubuhnya
tanda bahwa cetakan kita sama
terkadang realita berbanding terbalik
digital dan klasik

penyerahan berarti keselamatan
bersenandung dalam kulit
bersinar dalam retina
berbulu hangat dalam lukisan kata damai

seringai senyum ceria mapan
dia tersenyum hilanglah awan hitam
seperti bunga teratai dipotong dipagi hari
dengan senyum memerah

aku seperti icarus
mencoba meraih fajar serta senjanya
oh..matahari
meleleh, lemah, dan longgar
ternyata helios terdahulu mengagahinya

sebuah nadi rasa tajam
berburu tepat hingga ke hati
mata merenung pada sebuah sosok
harapan..
NURUL AMALIA Sep 2016
Aku terlalu kecil
Sekecil titik di atas kertas kusut
Aku hanyalah satu dari ribuan
bahkan tak terlihat
Terlindung dalam cangkang sempit dan tipis
Bersembunyi di balik daun yang mulai berubah warna
Rumah pertamaku
akhirnya aku terlahir
sebagai sesuatu yang aneh
Aku si buruk rupa
Tubuhku dipenuhi bulu
Merangkak lemah menyusuri ranting
Menggerogoti daun disekitar
membuatnya berlubang
melarikan diri dari burung
Bergulat dengan semut rangrang
Membuat saya jatuh ke tanah
Hingga buluku rontok berserakan
Hanya cacing yang menyapa
Mereka membenci saya sangat
Aku bisa terbunuh, tidak semuanya menerimaku
sampai aku terjebak dalam dimensi lain
Aku si  ulatbulu kesepian yang bersembunyi
Bertapa di dalam kantung usang yang kecil
Mencoba untuk membunuh waktu
Berjuang dalam kegelapan untuk mencapai keindahan
Sudah cukup persinggahanku
Mengarungi kerasnya penantian panjang yang membelenggu
Aku terlahir kembali
menjadi berbeda dan mereka menyukaiku
kebahagiaan berlimpah tiba
terbang tanpa batas dengan kedua sayap yang cantik
pergi ketempat yang indah yang kumau
Galih Prakasiwi Mar 2020
Niat menyatakan perasaan
malah demam duluan..
Terluka duluan
sebelum menyatakan..
aku memang lemah
dalam urusan perasaan
juga dalam segala hal

tidak punya kekuatan
untuk menggapai impian
tidak punya tujuan
untuk menentukan jalan
aku memang lemah
jadi cuma bisa berangan-angan

Tidak punya seorang pun untuk dicintai
Tidak punya satu teman pun untuk disayangi
ku hanya punya bayanganku sendiri
yang mengikuti kemanapun aku pergi
Aku... hanya jiwa yang sepi
Aridea P Dec 2011
Hidup ku ini bukanlah permainan!
Yang bisa dimulai dan dihentikan kapan pun

Perasaan ku juga bukanlah medan perang!
Yang terus saja tertindas
Kau buat lemah!
Kau buat aku tak berdaya

Hati ku ini adalah emas
Yang apabila hilang, aku akan jatuh miskin
Miskin iman karena kehilangan arah
Miskin materi karena pikiran ku tak jalan

Aku ini bukanlah babu!
Yang selalu menuruti apa mau mu

Aku ini hanyalah pekerja lepas
Yang tak mau terkekang manghadapi mu
Aku ini hanyalah pasien rawat jalan
Meski sakit parah tapi tetap berjuan untuk hidup

Kau kira aku ini apa?
Kau membuat ku menjadi korban terparah
Aku pecundang di antara manusia
Mengapa kau tidak pergi saja dari hidup ku?
Hey, aku ini bukan papan catur 'tuk dipandangi
Aku juga bukan sarung tinju tuk menuruti mu

Lepaskan aku!
Ku mohon lepaskan aku

Aku tak ingin lagi menangisi hidup ku
Ku ingin berhenti mengasihani hidup ku
Tolong, damaikanlah hidup ku
Aridea P Oct 2011
Teriakan demi teriakan
Kami... menangis...
Sakit... sakit...
Kenapa? Mengapa?

Setiap detik hati kami
Selalu resah dan gelisah
Terbelenggu, kami terbelenggu
Apa salah kami? Apa yang jadi dendam?

Anak cucu kami
Tak bersalah? Tak tahu menahu?
Tapi mengapa?
Kau binasakan mereka?
Kau hancurkan kami?

Mengapa kami, tempat tinggal kami?
Kenapa? Mengapa?
Tolong... tolong... Tuhan
Apa rencana-Mu?
Apa yang Kau inginkan?

Kami sabar, kami diam!
Seakan menunggu ajal datang
Kami diam, kami takut
Suara ledakan hancurkan hati kami

Kenapa? Tak ada pembelaan?
Mengapa? Harus ada perang?
Kami lemah kami tak  berdaya!
Kami hanya bisa menunggu!
Entah apa yang ditunggu.

Ajalkah...
Damaikah...
Ataupun derita...
Ya Tuhan kami...
Mengapa ini terjadi??
Moonity Aug 2018
Laki-laki itu menangis
Tidak ada seorang pun tahu
Atau mau tahu
Sebab sekian juta jiwa berucap
Sejatinya lelaki tidak menangis.

Dan di sana seorang gadis
Terpaksa menutup mata dan mulut
Buta akan pemandangan getir di hadapannya
Bisu akan kalimat pereda lara
Sebab sekian ribu jiwa berucap
Sejatinya lelaki tidak lemah.

Yang sama dari keduanya
Hati dan perasaan tak kian menutup
Akal tak kelabu layaknya
Ribuan orang yang mengutuk mereka.

Lalu akan sangat tidak adil bagi adam
Jika tangis dilarang dalam kamus hidup
Yang kuat juga menangis
Yang menangis bukan arti lemah
—insan yang tak lagi dapat menangis ialah konklusi. Dan sebuah terminasi tak dapat bertukas dari mula.
Pengkahiran dari ceritanya, pribadi lain lahir. Pun orang tetap mengutuknya.
Jack Jun 2022
Terbangun aku di kamar mimpi,
dulunya kau ada di sisi,
kini sepi,

mata dan minda tempat ku jelajah,
menerokai diri mu tanpa lelah,

kembara kita tiada henti,
kerna, tiap kali kita bersua,
kucupan dan senyuman manis menghiasi pipi,

ku susun aksara ini,
untuk mereka tahu,
bertapa indahnya kau di mata ku

cereka tiada noktah atau koma,
kerna di sini,
kau kekal selamanya.

Bila kau tiada,
Jumantara ku gelita
Malam ku sunyi tanpa suara,
renjana pada roh ku kian lemah.

ku berharap kita bersua lagi,
dengan renjana sama dengan ku,
kau bagaikan sahmura,
menghiasi kamar mimpi,
dengan ukiran kirana di bibir,

kerna

Gian aku kepada sanubari mu,
tiada henti
ga Sep 2017
Senyum itu, dari mana datangnya
Tolong beritahu aku rahasianya
Agar nanti bisa kulakukan lagi
Biar mereka tahu, manisnya kau kala itu

Senyum itu, bisakah lebih lama?
Maafkan aku ini ingatannya lemah
Jadi tolong tersenyumlah lebih lama
Biar aku ingat, manisnya kau kala itu

Senyum itu, di hari yang sunyi tanpa kabar
Apakah senyum itu ada di kala hujan?
Aku ingin tahu, jadi bisikkan padaku
Di mana senyum itu saat malam menuju Minggu

Senyum itu, semanis kala itu
Tapi, siapa yang dituju senyum itu
Mungkinkah senyum semanis itu
Menyisakan pahit yang teramat pahit?

Tetaplah semanis itu, kalaupun pahit
cukup aku yang tahu
Tetaplah semanis itu, aku masih ingin
membagi malamku padamu
Kali ini kau harus punya waktu..
Ceritakanlah rahasia senyum manismu itu.
Megitta Ignacia Apr 2019
Pasir memeluk kakiku, tak mau melepaskanku.
Licinnya pasir berkali-kali membuatku terhisap.
Sama seperti pelukanmu kala itu,
yang terus mengunciku,
berontak tiada artinya
sampai akhirnya jiwaku tunduk pula padamu.

Kita pernah bahagia,
Bagai burung-burung yang terbang rendah, bermain-main diantara air,
Mengintip manisnya pantulan diri air biru.

Yang lama terasa singkat.
Seperti langit merah muda yang lama lama termakan kabut pindah ke kegelapan malam yang menenangkan hanya dalam hitungan detik.

Bagai kapal yang mengapung terombang ambing kencangnya ombak,
Ia tetap teguh karena telah menjatuhkan jangkarnya.
Begitulah aku ketika pada akhirnya hanya kau dijiwaku.

Namun arus laut begitu kuat,
begitu sulit untuk berenang pada arah tujuan.
Semesta punya ceritanya,
berkali-kali kupaksakan tubuhku tak terbawa arus,
namun kakiku lemah, terus menerus terobek tajamnya batu karang yang tak kelihatan.
Mungkin itu cara semesta beritahu
bahwa disana bukan tempat yang aman bagiku.

Aku menyerah.
Seperti butiran pasir yang kugenggam erat dibawah air laut,
satu per satu rontok,
aku tergoda untuk membuka tanganku di bawah air
dan menyaksikan kemegahan pasir-pasir kecil yang jatuh menghilang terseret air.
Itulah kau.

Laut punya caranya.
Semuanya akan terjadi alami.
Semesta poros pengaturnya.
Biarlah laut hapuskan kau.

Tenang saja,
aku akan kembali baik-baik saja.
Seperti debur ombak yang menyapu kasarnya pasir, ia mampu mendatarkan lintasannya yang sebelumnya hancur teracak-acak angin.

Bagai tapak kaki di basahnya pasir,
berjejak namun akan segera hilang begitu terhanyut ombak ataupun angin yg berhembus.
060419 | 9:38 AM | Kost Warmadewa
ditulis sebelum berangkat kerja,setelah kukirimkan teks panjang padamu.

"are we done?"
"
Alia Ruray Feb 2015
Papa sekarang sudah di puncak
Turun kebawah bukan tugasnya.
Mama hanya bisa terseret
Laksanakan tugas seorang pasangan.

Apadayaku yang berada di sini..
dalam, dalam, di bawah tanah.
berteriak jua tak sampai
bisingku tak kuasa menyentuh

Semata-mata mengandalkan kacang;
puluhan bungkus tuk bahagia
Semata-mata mengandalkan air;
puluhan gelas tuk air mata

Mama mengingatkan tuk bersua
Nyatanya bersua itu lemah,
dan anak 16 tahun tidak kuat.
Gaduh, gaduh, gaduh saja bisanya.

Semak pun belukar menjadi-jadi
sebuah bentuk proteksi yang nyata.
Biarkan durinya berfungsi;
bak pedang tuk mereka.
made on 11/11/2014
EVewritesss May 2018
terbalas pertemuan singkat tadi siang
dengan sedikit berdebah dengan ego
malu menukik dan gemetar beramai gaduh

sulit juga, berjuang dengan lara yang
kian runyam
kian dalam
kian menepis dalam malam

aku yakin dia bertanya
"kenapa dia?"
haha.. apa aku harus jawab aku rindu
aku rindu seperti dulu

bukan apa-apa
tidak ada lugas kata atau tindakannya
hanya saja aku sudah terlajur menyukainya
menyukai derap langkahnya
lemah gemulai tubuhnya beradu dengan udara sekitar
aku juga suka saat matanya bertemu dengan mataku
sisi lainnya muncul
lebih hangat dari yang kubayangkan

bolehkah juga aku berseru ?
aku menyukaimu ! sangat..
lungai sudah jika itu terucap
pasrah..

tapi tenang, aku masi pandai menyimpan
masih pandai menukik ego
tapi tetap
aku rindu,.,.,.,.

                                                      -rindu,mengenang-
pada malam yang dingin setelah banyak mengerutu basa basi tak pasti
ga Sep 2017
Kau duduk dalam diam
Segaris senyum kau tebar
Aku yang lemah menyerah kalah
Membakar omong kosong
Menciptakan bara apiku

Aku terpaku, pertama kalinya bagiku
Suara renyah bergairah
Menggelitik daun telinga
Mendarat indah di relung hati
Tak perduli yang kau katakan
Aku hanya ingin mendengarkan

Ingin rasanya kugenggam tanganmu
Menculikmu dengan gagah berani
Layaknya ksatria dan kau sang putri
Menyibak rambut ombakmu
Kusematkan bunga
Yang kita petik bersama

Namun...

Aku bukanlah ksatria
Dan kau sendirilah pemilik kastil itu
Tak ada bunga mekar yang bisa kupetik hari itu
Namun di lain hari kuharap kita bertemu lagi
29/09/17
Diadema L Amadea May 2018
Aku tak bisa mencintaimu dengan lemah.

Yang jorok membenci jarak.


Yang kubisa hanya percaya dan menuliskan puisi sebagai tanda;
Bahwa kata kata adalah tentara yang bergerilya, merambat ke semak-semak.
Membekuk musuh-musuh yang belum berhasil menuju pelukanmu.

Aku tak bisa mencintaimu dengan payah.

Yang aku bisa hanya menuliskanmu di jantung puisi
Membuat namamu berdenyut serindu sekali.
ga Jan 2018
Andaikan aku dirimu
Akan kulangkahkan kakiku keluar pintu
Melayang seringan bunga kertas
Kan kupenuhi hari-harimu dengan warna indahku

Andaikan aku dirimu
Akan kujelajahi setiap sudut kota
Kutelisik namamu di papan-papan pengumuman
Kucari wajahmu dalam setiap poster iklan
Kan kuceritakan padamu hargamu bagiku
Sambil mengantarmu pulang ke rumah

Andaikan aku dirimu
Aku akan berkawan dengan malam
Kutangisi bintang-bintang jauh yang berpendar lemah
Kemudian kupeluk rembulan dengan erat
Kurayu agar ia mau menyinari jendela kamarmu
Dan sinar lembut sewarna perak menerpa wajahmu
Indah menemani kau yang terlelap

Andaikan aku dirimu
Jikalau nanti kau tak melihat diriku
Aku sedang mencari pulau yang tak dikelilingi air
Biar kuisi dengan lautan kembang api
Agar kau menyaksikan letupan-letupan rindu penuh warna
Merasakan jarak indah yang menyiksa
29/01/2018
mirai
nabilah Jun 2020
-
Dia habiskan beberapa malam untuk menangis
Sendiri ditemani kesedihannya yang tak mau pergi
Mengutuk diri karena lemah hati
Hangatnya hilang lantaran yang dirasa hanya dingin
Jatuh seribu kali, bangun seribu satu kali
Dia bantu dirinya sendiri untuk berdiri
Sudah tugasnya menjadi selalu terlihat gigih
Kesepian sudah menjadi teman baik
Hampa seakan sudah memiliki tempat khusus dalam diri
Tidak apa-apa menjadi lemah malam hari
Asal kembali tertawa besok pagi
Dan seterusnya begitu lagi
Tidak sabar menanti rasa yang akan mati
Sito Fossy Biosa Oct 2020
REKTOR SEKALIGUS SIASAT BODOHNYA. USAHA KERAS YANG PERCUMA IA KAN RAWAT SEHIDUP SEMATINYA. DI BAWAH tuhan IA MIRIP DI ATAS TUHAN. REKTOR MEMBUNGKAM SI PENAKUT KURUS YANG BERPURA-PURA NYARING SEPERTI DUA CERMIN YANG NYATANYA MEMANTUL LEMAH. BUDAK-BUDAK LAHIR DARI REKTOR YANG NYATANYA KERUH ISI PERUTNYA. DARMA NAN BAIK TERNYATA 3750. ASAP KOSONG DENGAN INJAKAN KERAS BAGI KAUM INTELEKTUAL PALSU. SEKALI LAGI, BIAR KUPASTIKAN LAGI, REKTOR BESERTA SIASAT BODOHNYA.
oklasasadu is a diction that was deliberately created by Sito Fossy Biosa to express his frustration with God, disappointment, against God, and the concept of Godhead. ⊙a concrete poetry project⊙
Penunggang badai Feb 2021
Hati dirantai sepi
Sedih tertata rapi
Jiwa dipasung waktu
Pilu makin membiru

Gelap menggrogoti batas imaji
Cemas memeluk diri
Melihat yang mulai redup
Sirna kini tujuan hidup

Tergopoh...
Jelas langkah kian lelah, kian lemah

Tersungkur raga sepertinya kalah
Bersamanya putus asa
Tangis menyatakan sesal
Ingatan meremuk dada
Hening memeluk semesta
Ada yang mati di ruang hampa

Barangsiapa enggan merayakan kehilangan
Bersiaplah abadi dalam ketiadaan
neverlands Dec 2019
tampaknya malam ini, seekor koala tak bisa menahan tangisnya.
bukannya dia lemah, hanya saja dia tak tahan akan hati kecilnya yang terus dijajahi pikiran tak terkendalinya. Mungkin, kesedihan sudah seharusnya dinikmati bukan disesali. Anganku semoga ia tidak mengalami kesedihan yang berlarut-larut.

— The End —