Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
nayara t Feb 22
Semuanya berteriak dalam pikir
Mengutuk diri berulang kali
Menyalahkan atas yang terjadi
Dia menginginkan aku untuk pergi

Tuhan, aku ingin pulang
Rumah di sini tidak senyaman milikmu
Di sini berisik
Aku dicekik berkali-kali
Aku kedinginan
Aku ingin hangat yang menenangkan

Barangkali sajak ini sampai saat tak ada senyum merekah
Tuhan, maaf, aku sudah menyerah
Rizma Aulia Feb 14
Sunyi nian, sungguh
Ketika intuk ku tempuh
Lalu hampa melanda angkuh
Lenyap semua yang ku butuh

Dilematis sekali menggapai asa
Hingga nuragapun terkesan percuma
Sungguh, hanya daksa yang ku punya
Sisanya, tak ada yang benar-benar berguna

Pada setiap derap ku melangkah
Tak mungkin terasa resah
Ketika Sang Penguasa bertitah.
Rizma Aulia Feb 13
Bukan sinonim matahari atau mentari,
namun, sama-sama menyinari.

Jika aku harus memilih untuk menghirup satu aroma,
dengan lantang akan ku jawab "aroma tubuh mungilnya, wahai saudara."

Seakan tersihir oleh cengkih khasnya,
lekuk tubuhmu buatku merona.
Sungguh, kau buatku sakit jiwa.

Aku ingin terus menghisap tubuh indahnya.
Menikmati setiap rasa manis yang ada disana.
Karena manismu absolut,
tertinggal dalam bibir penuh asap kabut.

Kiranya bisa ku putar kembali waktu,
nampaknya akan ku salami orangtuamu,
meminta restu untuk hidup lebih lama bersamamu.

Kiranya diberi nyawa,
nampaknya ku terpesona jatuh cinta.

Kiranya bisa kau tebak, sedang ku nikmati tubuh surya dalam malam nan panjang.
ophelia Aug 2024
Dalam lembut cahaya hidup yang temaram,
Dengan yang tercinta di dekat, hati tetap bimbang.

Di balik senyum, ada kehampaan,
Saat malam tiba, menyelimuti kesunyian,
Engkau berdiri sendiri dalam kesulitan,
Jiwa terombang-ambing di lautan kehidupan.

Di ruang riuh, sulit memeluk percaya,
Seribu wajah, namun jiwa tetap waspada.
Pada akhirnya, hanya dirimu,
Yang menanggung langit biru.

Dalam kesendirian, kita belajar menangis,
Karena kesepian tak pernah habis.
zahra ly Oct 2022
Aku adalah
Puisi-puisi yang tak kau ingat
Pernah kau tulis

Kamu adalah
Pasir yang terlalu erat
Aku genggam
Dalam perjalanan pulih dari patah hati. 04 Oktober, 2022
nabs Oct 2022
kepala berkecamuk
menumpahkan isinya
tumpah ke dalam ruang di sekitarnya
tak pernah benar-benar terbebas

sehelai demi sehelai terajut
semakin semrawut hingga kusut
mencoba diselesaikan
tak pernah benar-benar selesai

akhirnya terbaring dalam kalut
terbangun karena kusut
benar-benar tak pernah lucut

bagaimana bisa kepala ini
menampung lebih banyak dari apa yang terlihat
membawa lebih berat dari massaa badannya
double 'a' dalam kata 'massaa' ditulis agar tidak kena sensor 🙏
Nara S Aug 2022
Merindu itu tidak indah
Yang indah adalah bertemu
Setelah lama tak bertukar gundah
Didalam rangkulan saling mengadu

Merindu itu tidak indah
Yang indah adalah bertemu
Setelah lama tak bersentuh
Dibawah selembar kain saling menjamu

Merindu itu tidak indah
Yang indah adalah bertemu
Setelah terdengar lafalan khitbah
Sah tak lagi jadi sekedar tamu
Selesaikah rindu dan berakhirkah sedu?
Nara S Feb 2022
akan kubuat sebuah puisi
bertajuk namamu
berbentuk tubuhmu

sedang kubuat sebuah puisi
bertema sifatmu
berirama nafasmu

telah gagal diriku
membuat sebuah puisi
berisi hatimu

sebab tak lagi ada
suara dan aksara
sejak kau tak lagi ada.
Nara S Feb 2022
sekiranya kau dapati dirimu
cemaskan diriku
maka tunggulah aku
pulang..

dalam pelukmu,
dalam relungmu,

aku kan datang
kembali padamu

obati aku,
rinduku,
dengan hangat kehadiranmu
yang tak kunjung henti
kunanti

jemputlah aku
sebelum hilang
rasa madu
dari bibirmu..
azrouss Jan 2022
Your chest
becomes lightning
in the air,
when
I chant
your worries.

A stare
like waves
on the ocean,
when
it meets
your anxiety.
I will be there.
Next page