Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Moonity Jun 2018
Aku pergi menyusuri alam di suatu hari yang sunyi
Langit kelabu dan rintik hujan
Matahari juga awan dekorasi cakrawala biru datang kemudian
Yang kutahu alam tak pernah mengecewakan
Potretnya barangkali menyimpan kenangan
Akan pemandangan tak terlupakan
Kali ini aku salah
Pantasnya aku menikmati alam
Dan merelakan bahara melelahkan
—tidak ada pilihan selain menyimpan kamera dan mulai menyadari, "Ah, alam memang terbaik kalau dilihat langsung."
Jou intrieke detail
En fokus, riem deur
Jou werk soos are...
En ontmitologiseer die
Twyfel rondom ń
Onbetwyfelde meesterstuk...

Jou woorde is die huid
Van ń poëtiese mens
Wat sy stem verhef
Oor die onbenullighede
Wat my begaan , en
My fyn moed,
So breekbaar soos ma
Se porselein goed...

Raak jy verlore of
Raak jy aan my hart.
Raak jy dalk moeg
Vir die bleeksiel wat
Vêr verlore raak in jou
Oneindige insig.

Want jou woorde spoel
Oor die blaai in ń
Vloedgolf van misverstand,
soutwater smart streel
Jou alliterende liefde
Wat verby my rym...
Ons was nog altyd ń klug.

Verlief op ń digter.
Onbenullig, die metafoor.
Tussen die lieflike lyne
-Sal ek myself verloor.
Aridea P May 2013
Aku menulis
Menulis lagi hal yang semu
Makna yang tak pasti
Aku berpikir keras,
kata demi kata ku ketik
Klik, Klik, Klik
Berharap kelak tulisanku terpajang indah di tembok lorong

Aku tidak melihat ke depan,
ataupun ke belakang
Aku hanya fokus pada layar yang ada di depanku
Memandang, membaca, memahami
Mengimajinasikan visual hidupku ke dalam kata
Terus
Klik, Klik,
klik
Aku berusaha tak terputus,
terus mengetik

Tiada orang lain yang ada dipikiranku
Tidak diiidiii, ibuku, bahkan kawanku
Hanya berpikir, huruf apalagi yang harus ku tulis setelah huruf ini?
Klik,
klik,
klik,
Aku mulai melambat
Namun ku tak pernah menyerah
Tak ingin kutinggal

Kini pikiranku buntu
Di saat aku mulai meninggalkan layarku
Sejenak imajinasiku berbicara
"You can not be changed... But you can make a change."
.
.
.
Tak ada lagi Klik, Klik, Klik

Aku hanya memikirkannya
Dan semua selesai
Hanya dengan satu KLIK
Bintun Nahl 1453 Mar 2015
Mumet i hate you ! Mumet tingkat kecamatan ! Mumet adalah ketika suasana hati sedang tidak bagus + badan yang lelah karena kerja terus-menerus + fikiran tidak fokus + tempat kerja yang jenuh menjerumus + dompet telah kurus + temen berprasangka buruk dan berkata ketus + orang tua banyak menuntut khusus + janji diingkari terus + keinginan terputus + harus menunggu, akhirnya emosi tingkat kedusunan menyebabkan pening d bagian alis kiri yang serius + semua orang tiba2 pergi dengan berbagai jurus = Sehingga merasa sendiri tak terurus... akhirnya sakit tipus, tinggal menunggu waktunya pupus
Coco Sep 2019
Silau mobil menabrak kelopak mataku
Bersandar pada jendela kenangan
Sambil tangan berpeluk pada ruang hampa

Aku melewati bekas tapakan kita, lagi
Aku langsung mengembara melewati waktu

Masa itu, kita duduk berdampingan
Sangat jelas diingatanku
Didalam bis, kita mengobrol
Kau duduk bersandar di bangku mu
Dan aku yang bersandar di jendela

Kau hanya fokus padaku
Menatap ku dengan sabar sambil mendengarkan cerita ku
Bahkan, kalau boleh jujur, pada masa sekarang pun aku masih ingin tatapan itu, lagi

Bagaimana kau tersenyum melihatku berimajinasi
Menyambut segala harapanku

Tuan, aku ingin melihatmu lagi
Adakah celah kesempatan itu?
Masihkah kau sama seperti isi memori ku?
Hope u get the feeling
Atta Jan 2020
mungkin akan menjadi cerita ter-lusuh yang pernah aku tulis

-----

ingat ketika aku dan kamu di padang rumput yang menguning?
lalu kita sama-sama terpukau dengan pemandangan di depan mata
waktu itu kita sama-sama tidak berusaha memotretnya
karena masing-masing kita hanya fokus mencari ide untuk memulai percakapan


mungkin saat itu aku sudah terpikir sesuatu untuk aku mulai
tapi lucunya, malah kamu yang memulai percakapan
waktu itu kamu bertanya tentang kehidupanku semester ini
baik atau tidak baik
seperti biasa aku mengumpat, sungguh, tidak baik hidupku satu semester ini


kamu tertawa, entah menertawakan nasibku atau reaksiku
kamu tertawa seakan aku baru saja memberi lelucon terlucu abad ini
mungkin kalau kamu bukan kamu, aku sudah marah
tapi aku justru suka
dan jujur, aku bisa saja bersyukur mempunyai nasib seburuk itu hanya untuk mendengarkanmu tertawa


setelah itu giliranmu bercerita
aku sudah bisa menebak, ceritamu pasti seputar hal yang tidak penting
dan memang benar.....
tapi aku tetap mendengarkan, karena pupil matamu melebar
tanda kamu suka dengan hal yang kamu ceritakan
dan aku suka ketika kamu semangat dalam meceritakannya
aku mendengarkan


-//-


waktu berjalan, obrolan kami mulai masuk dalam topik yang rumit
tentang penciptaan, tentang dunia, tentang alasan kami hidup
biasanya otakku mulai memanas ketika membicarakan hal ini
dengan lawan bicara yang lain
tapi denganmu, aku mengidamkan lebih
seperti perpustakaan yang disinari lampu kuning hangat
dan kutu buku yang tersenyum membaca tumpukan buku harum


setelahnya...
ini bersambung ya udh mlm ngantuk bye
kepo kan syp xixixiix
Louise Sep 2016
det orange skær lægger sig som et yndefuldt lag over alle de opsatte trekanter, der så fint repræsenterer den syvdags-beboende flok af festglade mennesker, der dag for dag snor sig spruttende af glæde rundt mellem de mange stier, der opfyldes af et ocean af humørfyldte druklege

jeg selv er en del af det, og jeg trasker nynnende rundt mellem lattergaspatroner, smadrede oliofska flasker og knækkede stoleben
lad os kalde det en smuk losseplads

jeg er så stærkt fascineret af atmosfæren
også selv når mit hoved sumre og pumpes op af den velkendte klang af dak
og når jeg næsten dehydrere, af alt det vand jeg burde ha indtaget, i stedet for at anvende det til at drukne min hjerne i, når mine tanker lader sig sejle roterende rundt i orange bølger
dette dræner også én fra energi
så jeg mindes tydeligt øjeblikket, hvor vi tillod os selv at falde hen en times tid
og derefter, med et sæt, vågne op af tørsten samt trangen til at fortsætte indtagelsen af det påvirkende væske

vi går over mod apollo for at
endnu en gang
opleve nydelsen af tame impala's smukke udsendelser af øregangsorgasmer
jeg har det lidt halvdårligt, og forsøger lidt akavet at rette fokus mod mine eksotiske babyhår i panden, som stikker ud fra den gule skyggekasket, der meget udiskret og med en ekstrem ensfarvet sammensætning, matcher alt andet gult på min krop
for en stund virkede ignorancen

åh, se, en pomfritbod

et sødt pars hænder smelter sammen i aftensolens skær, lige inden de vender sig mod hinanden og blidt lader deres læber mødes. selve romantikken i seancen, bliver desværre hurtigt udvekslet af et råsnaveri, og jeg ryster let på hovedet
mine midlertidige følgesvende hiver straks deres mobiler frem og filmer et nøjagtigt pragteksemplar af mit sørgelige kærlighedsliv, mens jeg står standhaftigt og udstråler et hjerteskærende ansigtstryk
under mit humoristiske og selvironiske lag af skuespil, står jeg og overvejer alvoren i den thomas helmig sang, mine ører skuer i det fjerne
og med ét fremstår hele situationen nærmest egentlig som en bedrøvelse i sig selv, når jeg realiserer sandhedens betydning

en brummende bas drøner bagfra forbi os, og jeg opfanger i selvsamme sekund, at den gigantiske højtaler, imponerende nok, er blevet hægtet fast på cyklen med knapt så sparsomme mængder gaffatape
og jeg tænker, at cyklens skarpe sving, har en vis lighed med den roterende fornemmelse af lidelse, der dybt mærkes langs min rygsøjle
om det er fra mit efterhånden propfyldte net med unødvendige, fjollede småting eller de mange udmattende gåture på pladsen er jeg ikke helt klar over

nu ligger jeg herhjemme
ikke i teltet eller hos andrea, for den sags skyld
men helt hjemme
mine øjenlåg vibrerer af savn, når jeg hører musik, der minder mig om roskilde gengivelsen af de mange øjeblikke, 'nede mette' har sejlet rundt mellem mine slidte øregange, kan ikke fremstå på samme måde, som det gjorde på festivalpladsen
lugten af cigaretter sidder stadig mellem mine fingre
jeg spekulerer over, om det måske skyldes de mange gennempillet filtre

alt i alt har jeg en mærkværdig fornemmelse af, at skulle vanedanne mig selv ind i roskildes dagsrutiner, hvilket ville være en stor overbelastning for den ellers ganske normale hverdag
men jeg sidder alligevel her, inde i min nøddeskal og tænker at min modreaktion på savnen, vel umuligt bør være andet end at lede efter de små værdifulde ligheder, der kan genskabe min fascination af roskilde festivalens mange glæder
Coco Feb 2019
Di bawah lampu bulan,
Aku sadar kau menatapku
Aku yang tengah tersipu,
Berusaha tetap fokus akan topik pembicaraan

Ditengah emosional, kau menarikku ke pinggir
Berteduh di matamu yang sejuk
Ya. Kau berusaha menurunkan suhunya
Agar tidak sepanas sebelumnya

Masih ada beberapa hal kecil yang ku ingat tentang dulu
Dan ku rindu
Walaupun kau tak ingin mengingatnya

Hanya untuk malam ini
Biarkan ku kirim rindu ku
Aku pernah membaca,
“Kau hiduplah bahagia, untuk rindu ini biar aku yang mengurusnya, karena aku pemiliknya”.

Sekian dan salam rindu.
Penunggang badai Feb 2021
Kuingat, waktu itu aku membawamu ke sebuah kedai. Sebuah tempat yang hari lalu pernah kujanjikan padamu. Dengan motor tua peninggalan ayahku, aku merasa bangga. Dengan kau di jok belakang, malu-malu mendekap badanku erat, kita melaju tanpa banyak bicara melintasi jalanan kota.

Sesampainya kita, aku menoleh kesana-kemari mencari tempat yang pas. Tempat yang khidmat untuk kita menunaikan ibadah temu, setelah lama menjalankan puasa rindu.

Masih seperti biasanya, tanpa memandang situasi bagaimanapun, kita tetap saja seperti biasa: tidak banyak mengobrol. Hanya tersenyum, basa-basi (aku dengan pernyataan pamungkas bahwa "rambutmu cantik hari ini", dan "jangan memujiku terus" adalah andalanmu ketika malu) , tersenyum lagi dan salah tingkah sejadinya. Begitu kikuk kita di waktu itu.

Kita begitu seadanya. Saling berhadapan, saling menggenggam tangan meski canggung. Kutengok dari balik jendela, hujan perlahan jatuh membasahi seisi bumi. Tentu kedai tempat kita juga. Kulihat ramai manusia mulai bergegas dan menepi menghindari tumpah ruah sang hujan.

Rinainya mulai melantun tak beraturan di jalanan, di atap kedai, di jok motorku dan di hati kita berdua. Sambil memandang keluar, aku yakin kau merefleksikan hal yang sama dengan apa yang ada dipikiranku. Bahwa keping ingatan masa lalu mulai berpendar, berputar dalam kepala. Yang mungkin selalu berusaha kita lupa.

Satu hal yang benar, bahwa hujan dengan begitu saja telah menjadi bagian dari identitas kita berdua. Kutipan bahwa hujan turun selalu membawa kenangan, bagiku sesekali benar. Dan diantara kau dan aku, memiliki kisah yang dianggap kelam.

Kita adalah dua manusia yang hatinya pernah patah dan kecewa, lalu dipertemukan dengan cara yang begitu acak oleh semesta. Atau, entahlah. Aku hanya yakin begitu. Mungkin buku-buku Fiersa Besari banyak mempengaruhi caraku berpikir soal ini.

Ditemani lagu-lagu dari Dialog Dini Hari, dan dinginnya suasana kedai sebab hujan yang menggerayangi, semakin menambah kesan romansa terlebih kopi pesanan kita datang menghampiri.

Masih ditengah hujan yang mulai menjinak, aku mengingatkanmu soal buku bacaan yang telah kita sepakati sebelumnya saat masih hendak merencanakan via telepon. Ya, benar, tujuan utamaku adalah mengajakmu menikmati buku bersama. Untukku, Ini kali pertama. Semoga saja engkau suka.

Dan hujan, adalah diluar dari rencana. Aku tersadar, bahwa ia membantuku banyak kali ini. Untuk memeluk hatimu kian erat, untuk menghempas keluh-kesahmu jauh tak terlihat.

Kita mulai mengeluarkan bacaan. Dari ranselku, dari tas jinjingmu.

Aku dengan Tan Malaka, kau dengan Boy Candra. Begitu kontras, namun kutau bahwa ada bahagia dengan harta yang masing-masing kita miliki itu. Yang bahwa kita membacanya karena terpana dengan mantra disetiap kata-katanya—atau juga karena pemikiran kritis yang disulap menjadi sebuah goresan pena pada setumpuk kertas oleh sang aditokoh. Kagum dengan warisannya—dalam tulisan, mereka benar-benar kekal selamanya—dalam ingatan.

Kita tenggelam jauh kedalamnya, jauh kedalam setiap paragrafnya. Mata kita beradu sesekali saat fokus tergoyah, saling melempar senyum karenanya. Lalu pada satu waktu, kita mulai menutup buku, mengartikan temu, menyempurnakan rasa hingga waktu tenggelam berlalu.

Berlalu... Benar, semuanya berlalu sejalan dengan gerak sang waktu. Tak terkecuali kita didalamnya.

Aku menyayangimu, sebagaimana keberlakuanku pada buku. Aku merindumu, sebagaimana bumi merindukan hujan. Dan episode-nya bagiku selalu saja menyajikan wangi yang sama, sebagaimana wangi petrichor yang tersisa, dari rinai yang pergi meninggalkan bentala.

Kita menjadi "pernah", lalu lestari selamanya.
uhåndgribeligt, fragmenteret
    forvirret
mudret
   tunnelsyn, papirsfly, sammenkrøllet note
opmærksomhedskrævende intethed
larmende stilhed

sukkende sindstilstand
jeg føler mig separeret fra min egen krop, fra mine egne handlinger, fra denne verden og himmelrummet og tankerne og sidste år
tåge, sumpet, nysgerrigt; hemmeligt
     struktureret tilintetgørelse
frakoblet virkelighed
rutine-kunst, ikke fra hjertet eller hovedet men fra hånden
udslukt, for nu
vi vender tilbage efter vi har fikset de tekniske problemer
nu: afsted til IKEA, discountmøbler i dårlig kvalitet som alle alligevel køber

verden smelter sammen omkring os og vi vil ikke indse det; ikke SE DET
menneskelig fejhed, menneskelig fejl
terrorangst og global opvarmning og fattigdom og ****** up

EN UGES PAUSE
som mininum
   hvis det endelig skal være, så skær mig dog helt væk; fjern det hele
ikke endnu
er træt af at lave noget - er træt af ikke at lave noget
det hele står stille og kører med 300 km i timen på én gang
sælsomt
livet er som en sky
flyvende, himmelen er ikke blå
   virkelighedschok
jeg er! jeg er! du er! vi er!
min verden er aldrig blevet set fra andet end mine menneskelige øjne
vestlig, menneskelig kropslighed

skyer, man som barn troede, var håndgribelige totter vat; men som i virkeligheden bare er kolde, våde og gennemtrængelige vand-konstellationer

virkeligheden er både det allermest vidunderlige og det mest skuffende
en bizar periode, nogen kalder den '2.g'
mine digtes fokus
er blevet bredere, mere abstrakt og mindre detaljeret
jeg kan hverken passe tankerne i en kasse eller sætte en rød tråd (sorry)
at separere handlingen fra den, der handler
mennesket, uspejlet i sine handlinger
handlingen, uafhængigt at menneskelig magt
at prøve at være over det hele går simpelthen ikke
nogen må stoppe mig
stop mig!
stop samfundet!
stop jordkloden!
stop Tiden!
      det stolte og det sårbare
det kan godt være at der på den ene eller anden måde er opstået en sammenhæng og en kausalitet i dette: det er skam ikke med vilje! trust me! mine tanker er en grødmasse! : )
ensom i kernefamilien
kaotisk godmodighed, at være alene i sit liv
venskabeligt lavpunkt
øvelser i at lytte, erfaringer og fællesskab
unuanceret skildring
en ro i at gøre det ordentligt
at sætte egne behov i fokus
kropslig omsorg
lystbetonet adfærd
tag dig selv alvorligt
omsorgsfulde hænder
Megitta Ignacia Mar 2020
Bandung begitu kelabu,
dadaku kosong
rentang fokus kabur entah kemana
ada kacau yang meruang di tubuhku
tersisip kicau yang kian gaduh kepalaku

terus menerus menimbang
mempertanyakan perkara ranah juang
bolak balik singgah pada keraguan
lalu sebentar mampir pada keyakinan

ia, aku, terpicu keras sekali
kilas balik membeludak dalam benak
beririsan dengan manisnya kenyataan
yang juga selalu menjagaku erat

aku benci terpicu seperti ini,
guru geografi pernah ajarkan
ketika panas bertemu dingin, terjadilah puting beliung
ada puting beliung yang meruang di tubuhku

lalu hembusan nafas mengembalikan sadarku
cepat-cepat harus kukerdilkan imajinasi
ya Bapa di Sorga, bebaskan aku dari kekang gelisah
aku hanya ingin melepaskan apa yang perlu dilepaskan
aku lelah mengunci diri dalam kegelapan
030320 | 00:25 AM kamarku di bandung, ternyata kejadian 2 hari lalu masih secara berat nge-triggered sebagian besar porsi acara pulkamku. Rencana untuk rehat cukup berantakan, karena pikiran yang terus-menerus flashback ke masa indah, tapi juga terus menguatkan diri sendiri buat sadar what's done is done. Kaya baru sadar bahwa tuhan menopangku melalui A, without him idk if I could survive my broken heart back then. Found myself not really functioning, makan tp gaada rasanya, jalan tp pikiran masih aja kalut, nyetir atau ngapain aja tapi dalam dada seperti ada coretan hitam awut-awutan kaya di serial Bojack Horseman haha. This too shall pass, percaya tuhan ga pernah "salah" nulis, god's timing is perfect, never too ahead, never late & semua janjiNya akan digenapi, teringat Isaiah pasal 55:9 "As the heavens are higher than the earth, so are my ways higher than your ways and my thoughts than your thoughts." tuhan tau apa yg terbaik, karena dia ada di masa lalu, masa sekarang dan masa depan.
Umi Dec 2018
The biggest value of life might be forgotten about,
But it's passing with every ticking of each glock,
Every seconds shifts into a memory, of either sweet dreams or nightmares, accompanying one for a lifetime if not forgotten about,
We fokus on work, on studying and about planning ahead whilst forgetting about the most important thing, slowly fading away,
Time is transient, and surely one will run out of it without notice,
So treasure each careful step, each breath and each heartache,
Feeling the joy and pain in life makes us more human after all,
Take a break, watch the sun, slowly, gently setting beyond the scene,
Even if you might think you have no purpose, you can always create one for yourself and be satisfied with your being
And when the cooler, starlit night softly takes over this shining world
Close your eyes and spirit away into a realm of sweetness,
Some see sleep as a waste of time, however it might be for another the greatest treasure this life, this whole existence beholds for them,
A land of fantasy and greatness far better than the pleasure of living,
Maybe because we have infinite time there,
Or, perhaps it's the realisation that..
I don't need to die in a dream

~ Umi

— The End —