you write a poem about how beautiful the moon is and here i am secretly tell the moon that you're the most beautiful.

i may not will be the one who listen to your mixtape everyday but i do know one song that you always serenade near the windowsill, which i found it strangely funny.

all up in my head,
5 minutes disappear within a blink.

you were a personal poet to me until all these pages no longer interesting cause you took every words away with you, nothing left here.

"Dulu aku pernah merasa kalau dicintai dan diterima saja sudah cukup, ternyata sisanya hati dan pikiran jadi babak belur"
Dia tertawa sangat puas, "Lalu? Kapan kamu sadar ternyata manusia punya tiga wajah?"

Besok matahari akan terbit lagi
dan aku sangat mencintai pagi hari.
Besok masih ada
dan aku akan suka esok hari.

"Will we be together soon?"
"I guess. We'll never know what's forever if we just let it pass, right?"

Pagi ini kugantung kemeja favoritmu depan pintu
Sambil menarik satu senyuman
Menahan apa yang tertahan di kerongkongan
Yang seakan jika kuhembuskan saja
Bisa sampai merobek paru-paru

Lalu aku memakai serba hitam
Merayakan kepergian ini sendirian
Atas dirimu yang tak lagi ada untuk menyapa.

Sejauh mana dirimu memandang?
Sampai luput dari pandangan
Aku ini bukan pendatang
Pun juga pelampiasan.

Lupa kapan terakhir kali tersenyum pada pantulan diri
Memuji senyuman tanpa gincu merah
Merasa cukup saat jarum berputar ke arah 50 kilogram
Atau membuat diri pantas akan segala yang baik

Kapan ya, terakhir kali?