Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Merinda Jan 2019
Seberkas cahaya di bawah lambaian sinar mentari
Bermodal keberanian menembus sunyi
Redupmu sungguh berarti
Tergores pada catatan takdir yg terpatri
Engkau lilin kecil sang penerang hati
Jeremy Duff Nov 2013
I thought having a cigarette break
would allow my heartbeat to return
to a standard clip
so I stepped outside
and had one or five smokes.

The winter night was
crisp and it was cold
and the air I returned to it
was polluted and poisonous.

Noticing a star in the sky
I decided to follow it
and it took me to Greenland
and there I met
a beautiful little boy
who told me it was time for him to go home.

He invited me into his home.
standing on the doorstep like a
succubus, his mother greeted
me with sanguine lips
and rosy cheeks.

After dinner
they told me it was time for me to go home
and so I followed the first star that caught my eye
and it brought to the place where we
fell out of love
and there on the ground
I found a circle of wine bottles
that sparkled, containing their dry fluid
they beckoned me to sip
and harshly I did.

The trees barked
and the bark whispered
and the willows
never wanted to be alone again
and so I drank and I drank and I drank
until my body was full
of heat.

I followed the smallest star I could see
and it brought me to your back porch.
Covered in snow and *****
from the winter clouds
I stood, not ready to knock
but more than ready to see you.

I sent out an invitation to you,
via the wind
and you answered with a demonic growl telling
that all is well and I should not be treading here.

Softly
and solemnly I returned inside
to the place I was before,
smelling of cigarettes and apathy.
Distraught,
she asked me where I had been and I told her
I saw an old acquaintance outside
and just needed to recollect.
a daydreamer Jan 2018
Disana,
Diantara bisingnya kerumunan kota,
Aku berdiri sejenak,
Mendengar alunan musik mengendus sajak.

Beberapa pasangan mata menoleh,
Menutur, menyinyir,
Mengikuti bayangan dosa lama
Yang telah tenggelam,
Dilahap oleh manisnya senyum
Dan tawa para badut malam.

Lepuh, rasanya.
Lilin-lilin yang menginduk di kulitku kian meletih
Teriak pedih tak kunjung hari
Terhambur sudah harapan palsu ini.
Aridea P Jun 2012
Palembang, 11 Juni 2012

Debu ini sudah lengket, tak bisa hilang
Meski ku usap dengan kain dari ulat sutra
Angin sudah terlanjur tertiup
Aku tak sempat lagi tuk pakai penutup

Petir sedari tadi mengamuk
Aku hanya bisa bersembunyi di bawah selimut
Banjir belum juga surut
Hujan tak pernah berhenti sedetikpun

Lampu belum juga padam
Padahal lilin dan api telah aku siapkan
Aku sudah siap menekan tombol Stop
Padahal lagu masih panjang untuk dinyanyikan

Aku belum juga tertidur
Padahal aku sudah menentukan mimpiku
Aku masih terjaga menunggu pagi
Meskipun malam belum akan berakhir
NURUL AMALIA Aug 2017
Lihat..
Kamu hanya berdiri seorang sendiri
Tak takut dan tetap berani
Bahkan api merah itupun melelehkanmu
Angin menyentuhmu dengan lembut
Tapi itu akan membunuhmu
Namun kau masih bahagia
Kau menerimanya dengan senang hati
memutuskan dengan percaya dirimu
Memberikan cahaya di tempat yang gelap dan dingin
Kamu rela dibakar habis
Meskipun kamu sudah tahu bahwa kamu ..
Tidak akan mendapatkan apapun, mungkin hanya sakit yang kau dapat
Bahkan kamu tau akan dilupakan dan lenyap
Tapi ini adalah pilihanmu
Ingin tetap diam atau bertindak
Memberikan cahaya ajaib pada kegelapan ..
Aridea P Feb 2012
Ulang tahun singkat ku
Ingin ku rayakan di Surga-Mu
Yang indah penuh warna pelangi
Yang panjang, ku harap bagai usia ku

Ku yakin kamu tak kan tau
Hari ulang tahun ku
Namun, melihat senyummu dari jauh
Adalah hadiah terindah di Hari Ulang Tahun ku

Kue tinggi tidak ada
Lilin pun tak menyala
Hanya ku tusuk di atas tanah
Ku ucapkan harap ku selamanya
Aridea P Aug 2014
Inderalaya, 27 Agustus 2014

Aku putus asa di tengah-tengah hiruk-pikuk kehidupan
Di saat aku sedang sibuk menyemangati orang lain untuk bertahan
Tepat di saat aku berceramah agar mereka terselamatkan
Aku  membela orang lain padahal aku sendiri seorang tahanan
Aku sendiri tak mampu untuk mengembalikan kehidupan, hanya berangan
Melewati waktu tanpa batas yang membuat aku tersesat di jalan
Dengan berani ku telusuri labirin tak berujung di hari tak berawan
Aku mampu menjadi lentera orang lain, di jalan gelap di ujung perapian
Namun aku tetaplah lilin yang tak berapi, angin meniup api dan angan
Aku masih tetap menjadi tahanan yang ingin terbakar di ujung perapian
Nichole Jul 2017
I encounter him
When I'm sleeping
I thought it was a dream
That I'm just lusting
Its incubus
He's dangerous
****** ******* with him
to feed his sin
Diska Kurniawan Oct 2016
Pernah aku melihat sebuah keikhlasan
dari gugurnya daun pohon jati itu
Relakah dia meranggas untuk menghargai
waktu.

Pernah aku melihat sebuah kerahasiaan
dari kata-kata manis seorang ibu
Matikah dia menangis untuk menjadi
hantu.

Tapi seumur hidup aku baru melihat
sebuah kejujuran, dari ujung jarimu
Yang membelai untaian benang biru
kusut, tanpa keluh
Berpeluh namun tak mengenal sendu

Lalu apa artinya ikhlas tanpa rela
ditengah rahasia tanpa kata
dibasuh hujan air mata yang tak jatuh
Membasahi rona merahmu


*Doa kita sampaikan pada awan Nimbus
dan bintang Polaris
Berharap, berdua kita mendapati senyap
Bersama nyala lilin.
Mungkin kita dapat bersama ditengah senyapnya kematian.
svdgrl Apr 2018
Now that I'm settled into another night
of this unsavory gloom, impending doom,
well-marinated in the bitter songs my ex wrote about me
I can start thinking of all the little ghosts of men
I've washed off of myself in the powder room,
some of which still linger in my sheets and in messages,
in empty whiskey bottles and cups of sour wine,
and some of which I keep around to remind myself
how lonely I've managed to remain.
My ex-lover's voice is straining now,
but in spite of the comfortable familiar sound of his wailing,
I only miss the parts about him I've made up with silver lining.
And I'm deadly close to making up solid bodies to those little ghosts, too.
Most of whom should stay swirling deep in the toilet,
or covered in latex in the dustbin.
But I take a pill every day and ignore the many messages.
I hug a soft loneliness and hold seances on the weekends,
bury my dead feelings in a pillow as I scream their several names,
swallow them whole but dribble and fill lines at night
only to cleanse myself of their remnants in the morning.
Coco Dec 2018
Setelah kesekian kalinya,
Dia berusaha

Di sudut nyala lilin kecil
Dia dapat kembali menangis
Terisak hingga kelelahan
Mengeluarkan semuanya
Dan jatuh tertidur

Wahai puan,
Berapa lama topengmu itu kau gunakan?

Tak apa jika kau ingin bersedih,
Tak apa jika kau ingin marah,
Tak apa jika kau merasa dunia ini tak adil

Jangan mengunci dirimu,
Terdapat langkah kaki yang ingin menemanimu diluar sana
Persilahkan lah

Untukmu,
Tolong jangan memenjarakan diri sendiri
Enjoy it!
Coco Oct 2018
Lilin telah nyala
Musik telah berirama
Inikah saatnya?

Tanpa diminta ia datang
Aku yang tak menutup pintu, pasrah

Ia berjalan di alur kerangka kepalaku
di setiap sudut batinku
Abu abu, tapi bahagia

Lilin padam
Musik berhenti
Tapi mengapa dia tak pergi?

Tolong, waktu mu sudah habis
Kau bisa pergi, jejak abu
Jangan takut
Aku tidak lupa dengan keabu abuannya

Aku hanya tak bisa berpikir
Mengapa dia memilih menjadi jejak abu?
Hellooo.  Im Indonesian and not good at English
Thank you and sorry
Xo
ga Jul 2018
Jikalau bisa
Aku ingin menuliskan untukmu sebuah puisi cinta
Tiap baitnya kupetik dari bunga-bunga layu sebelum mekar
Tiap sajaknya sendu layaknya angsana musim gugur
Dan kaupun akan bertanya "cinta apakah ini begitu menyiksa?"

Tanyakan pada nyanyian malam
Yang dilantunkan angin membelai rambutmu
Yang melukis garis wajahmu selembut sinar rembulan
Yang mangecap dingin kening dan bibirmu

Tanyakan pada rintik hujan
Yang menemanimu melewati sore
Yang mengajarimu melupakan malam
Yang membawakanmu aroma hangat padang seberang, degup berdebar dari sela-sela ilalang.

Rayulah bulan dan bawalah pulang
Renggutlah cahaya terakhir milik sang malam
Sembunyikan untaian puisinya yang sepekat hatimu,
Rangkaian kisahnya yang sehitam langitmu

Namun malam tak perlu bulan
Ketika seribu lilin berpendar sendu
Samar melampiaskan jingga
Menyala atas bara apimu
28/06/2018
Kuberikan puisi dan malamku, kau berikan senyuman manis berhias ilusimu
Aku pernah menjadi lilin ulang tahun
untuk orang yang kuCintai.

Menerangi.
Menemani.
Merayakan.

Lalu, ditiup hingga mati.

Dan kemudian orang-orang di sekitarnya bahagia.

— The End —