Hello "Poetry"
Classics
Words
Blog
F.A.Q.
About
Contact
Guidelines
© 2024 HePo
by
Eliot
Submit your work, meet writers and drop the ads.
Become a member
Novita Olivera Sihombing
Indonesia
9 followers
/
1.4k words
Follow
Message
Block
Stream
16
Poems
14
Latest
Popular
A - Z
Collections
1
Favorites
19
Poems
(16)
Members
(3)
Novita Olivera Sihombing
aku
dan
tak
yang
ada
ini
cinta
kau
atau
jangan
jika
itu
mata
jadi
semut
saja
kita
mereka
pesta
hanya
begitu
nurani
namun
waktu
lebih
dari
hujan
memang
kisah
tidak
teman
mau
siapa
semua
siang
karena
dimakan
dengan
ingin
hari
pelangi
pagi
juga
hilang
pernah
belum
dalam
rasa
binatang
orang
rumput
lagi
tanpa
atas
sayangku
harus
lihat
bagaimana
terlalu
tapi
epsilon
sudah
katanya
datang
salah
banyak
didunia
malang
malam
tanya
air
mati
mulai
pas
untuk
biru
seperti
pagiku
pun
sang
bangun
buruk
kan
entah
bahkan
cukup
demi
serupa
bahagia
punya
sayang
kulihat
sungguh
gagah
tuk
lukisan
panas
mencolok
benar
terlihat
subur
kecil
menanti
sial
tolong
manis
dunia
suka
anggur
tanah
sosok
biar
baik
bibir
buku
tersenyum
lupa
bekerja
buat
dulu
pada
sesal
cakap
berlari
kembali
muak
pucat
hati
uiku
bukan
pipit
selesai
masih
maka
mungkin
makanan
kalau
daniel
tanggal
terinjak
jua
tetap
rantai
kutak
petang
apa
hingga
kecut
nyaring
berharap
tinggal
sejauh
kiasan
subuh
menutup
muka
ayam
makin
pusing
nanti
puas
hadir
malah
menuju
pohon
pertama
kala
dihati
kembalikan
cerah
kasih
kawan
elang
warna
terasa
tuan
kesakitan
marcapada
bagi
tiap
rindu
puisi
namaku
pergi
abu
aneh
bila
berakhir
nasib
opsi
tibanya
lidah
benci
kian
olivera
menari
kalungkan
uimu
tinggalah
kekasihnya
listrik
sakit
raja
enyah
warni
dipembuangan
berigizi
semakin
menengok
adzan
berbuahkan
membungkus
gombalan
sendiri
berbagi
bodoh
masa
udara
senang
menyesal
sosokmu
kucam
orangtidak
enaknya
merintih
bungkam
alat
menyambar
tadi
tenggat
berpapasan
jemuran
berjumpa
mencuri
kali
pintarmu
derasnya
lamunanku
persetan
nyawa
amarah
sengat
mempesona
rasanya
cintamu
bopok
melanglang
tanaman
kubelum
ponsel
akhir
dihirau
merana
nama
ceria
deras
bijinya
berkenan
memilih
bagai
jalur
bertanya
istirahat
didalamnya
berkunjung
terjerat
belingsatan
sehingga
membaca
saksi
bahwa
terrcium
rujuk
terisak
tiada
pundak
seperjuangan
bocah
hehe
bancuh
ganas
enak
coba
paksa
bisa
berkumandang
kopi
merapuh
sebelumnya
marah
menyalahkan
dikuping
berbiak
malangnya
menegur
tiang
seberapa
derai
gemang
minum
jemu
harap
harapan
bergizi
dengung
kupandang
gerak
manusia
damai
terima
dingin
kuda
tumbuh
menyeret
bagaikan
menyiram
perlu
bisik
takaran
lagu
menilik
biji
pemeluknya
nyengir
kotoran
menumpang
diri
mencampakkan
lulus
percakapan
ulat
omong
ungu
debu
sesuatu
matahari
biarkan
segar
secercah
handal
sela
selamat
ayo
dijiwa
senyum
pemegang
kalian
tertimpa
merona
malu
kedinginan
canda
aga
buangan
kedahuluan
mengecoh
padahal
mengemongku
tertawa
menyanyikan
pelupuk
dirimu
anak
renta
menindas
nian
kedalam
berlagak
kumiliki
limit
menghardik
panorama
makanya
bertahan
tua
segerombolan
sedikitnya
kepala
sempurna
menebar
darah
kekurangan
kerak
mandat
belang
santainya
menyapuh
sipit
sentosa
pandangkulah
lepas
menandakan
nya
bengis
sedemikian
sekarang
geriknya
mengenangkan
kursi
indonesia
warisan
sebayacinta
boleh
membinasakan
tugas
tuhanku
pahlawan
terangkum
luka
disekelilingmu
kuharus
singa
banjar
berawai
menyapu
bertumbuh
pajang
didepanku
penghabis
terkena
gairah
asmara
jahat
mari
kukenakan
jemari
mencerca
kelebihan
menemani
lalu
kumakan
ijin
berharga
mengenyangkan
kutuk
alamat
dermawan
habis
sepertiku
cemar
universitas
kosong
hasrat
pandang
putih
tiba
skripsi
dimimpiku
nol
apakah
mulia
kujawab
doaku
saking
gula
berderap
tebal
sekali
ceritakan
novita
disadari
gembur
ikut
langsung
belaka
kisahnya
beranjak
pulang
peran
sedang
sama
kebahagiaankejayaanatau
membangunkanku
kamu
matinya
kesana
membelai
bersalah
memenuhiku
lewat
ingatlah
tuaianmu
kulahap
didekat
bujur
dungu
dua
jakun
menjadi
berfikir
bak
masuk
karpet
terhentak
pilu
toloooooooooong
dada
memekik
melangkah
mengemis