Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Kudengar adzan berkumandang
Ah! Subuh datang
Membangunkanku dari istirahat malam
Mengecoh mimpi indah malam itu

Belum, kubelum siap bangun
Tapi semesta mendoktrinku
Kuharus bangun dan terjaga
Kuiyakan saja mereka

Sesaat pagi tiba
Kelembutan angin memuaskanku
Segar aroma udara memenuhiku
Pipit mericau ramai
Sesal tak ada dalam benakku
Hanya puas dan sentosa
Kutak menyesal bangun subuh
Aku ingin pagi ini bujur

Tiba-tiba sengat datang
Tolong! Tolong aku
Siang datang mencuri pagiku
Aku mulai belingsatan
Panas matahari mengantup
Aku bergidik
Meratap
Siang jahat!
Aku kutuk siang
Namun ia tak mau pergi
Ia malah semakin menjadi-jadi

Aku hilang kendali
Aku marah
Kembalikan pagiku!
Aku memohon pada siang
Aku menangis
Bahkan aku bersujud
"Siang, aku rindu pagiku"
Aku rindu ricauan pipit pagi itu
Aku kehilangan angan-angan

*Novita Olivera.
Silahkan mengartikan sendiri puisi diatas! Ada beberapa persepsi mengenai puisi "Selamat tinggal pagi." Puisi ini saya tulis setelah menonton AADC-2 yang sangat menginspirasi untuk terus menuliskan puisi. Dan sebenarnya puisi ini agak berkaitan dengan kisah AADC-2. -pipi
ga Aug 2017
Ini aku, gambaran hatiku
Kusertakan padamu, kusisipkan untukmu

Sejenak aku rebah, luka tanpa daya
Aku didera puluhan cabikan
Aku kalah dalam perang
Perang melawan hatiku

Gersang namun hujan
Tandus namun ranum
Itulah hatiku

Malam demi malam kulalui
Dengan mata terjaga
Hari demi hari kulewati
Ditemani gundah gulana

Aku yang hanya menunggu,
bagaikan menantang murka laut

Tiang layarku patah dihantam ombak
Kain layarku robek diterjang badai
Aku terombang-ambing antara suka dan duka

Ombak bergulung-gulung menanti di depanku
Aku menoleh ke belakang,
Menimang untuk merubah haluan

Kutak rela
Bukan sosokmu yang kunantikan, cukup kabar darimu. Berserilah hatiku
Kalau saja kau sempat.
Pandang,
bagaimana mulut ini bisa saja menegur,
tersenyum?
Tapi otak membeku bungkam bagai impuls macat karena motor neuron salah menghantar ke jalur yang tak seharusnya

Aku coba pulang,
balik bak kala kau amati
sosokku yang periang dan sayang
Bukannya aneh waktu dulu semua lihat ku dan kamu serupa kawan tanpa ada salah tingkah didalamnya

Ceritakan sekali lagi bagaimana diriku yang dulu
Agar aku kembali,
jadi kita,
aku yang mudah,
kau yang tak ada apa-apa.

Tiap pertama bertemu,
doaku kutak lagi buat kesalahan yang sama.
Semata-mata memang karena,
kau teman yang begitu berharga.
Seorang teman bercerita, bagaimana sulitnya menjaga tingkah di depan orang yang kita kagumi. Saat bertemu, terkadang bisa tertawa berlebihan atau acuh tak acuh sehingga dikira angkuh. Ya itu namanya cinta. Debarannya jauh lebih dahsyat dirasa dari apa yang terlihat dari luar. Sampai saat ini pun aku tak tahu solusi untuk ini semua. Ya nikmati saja.

— The End —