Hello Poetry*
Classics
Words
Blog
F.A.Q.
About
Contact
Guidelines
© 2024 HePo
by
Eliot
Submit your work, meet writers and drop the ads.
Become a member
Moonity
17/F/Indonesia
4 followers
/
643 words
Follow
Message
Block
Stream
9
Poems
9
Latest
Popular
A - Z
Favorites
1
Moonity
aku
yang
tak
dan
akan
kau
cinta
tidak
itu
alam
juga
semesta
lagi
adalah
dengan
menangis
pada
sebab
dalam
andaikata
satu
pernah
tanpa
langit
hati
pun
kita
awan
mata
mengatakannya
bisu
jiwa
tengah
untuk
musim
layaknya
ribuan
ada
siapa
padamu
kedua
mampu
ketika
lantas
mencintaimu
salah
dari
pergi
rindu
atau
saling
tapi
seorang
hujan
cintaku
lalu
berucap
matahari
insan
menjadi
sekali
biru
apa
jarak
ruang
lemah
seekor
orang
impian
manusia
sadar
burung
diam
menutup
pemandangan
membuat
tahu
lelaki
sekian
perasaan
luas
sejatinya
bahkan
dunia
kelabu
pelan
akal
buana
lain
kalimat
waktu
kali
terakhir
surya
bawah
bergerak
senyum
pula
percaya
angin
kadang
kesepianmu
jadi
sayap
keduanya
bebas
berbahana
sosokku
seulas
belukar
rumah
arti
bahara
bumi
putih
memiliki
bertuan
suatu
sepi
semua
pulanglah
senja
kulakukan
inginnya
menikmati
lagak
membentangi
gelita
kasihi
dingin
gadis
jangankan
kaki
fisik
berujung
malaikat
pasang
tempat
senggang
untukmu
hormat
tempatmu
merekah
lamun
segalanya
kekal
menghargai
saja
merelakan
wujudnya
lelah
bersilih
padanya
bagi
beginilah
susila
malam
percakapan
tenang
hidup
usai
pereda
melekang
dalamnya
bagian
pantasnya
bercokol
dapat
mengutuk
bertabur
jauh
berjaya
iman
merasa
berteriak
berubah
keharusan
bersandar
hampa
melelahkan
sana
salamku
semak
hembusan
keyakinanku
belahan
mengkhianati
sebelum
tatapan
suara
juta
angan
laut
bersyarat
merindu
jika
belantara
lenyap
puncak
mulut
cerah
udaranya
terbanglah
bulan
bercakap
mungkin
ranah
potretnya
saat
tentu
ibarat
rindulah
membutuhkan
selamat
realitas
berlian
perlu
serupa
akankah
sendiri
dua
belah
tiada
izinkan
begitulah
sakit
mereka
sosok
panjang
benakmu
bimasakti
hutan
takdir
tangis
cakrawala
tenangnya
menapaki
kepada
barangkali
terbangun
nyata
senyap
bunga
suah
asing
kemudian
peran
pahit
sebagai
liarnya
menyandang
namun
membuatmu
kenangan
menjaga
kamu
potret
tertawa
rujuklah
kian
bagimu
semburat
antara
tiga
enggan
sunyi
rasa
bila
tentang
lihat
batas
sedang
konyol
menyusuri
diubah
mengunci
dimana
hadirnya
berdetak
tangan
kutahu
menyimpan
bak
bukan
serta
lupa
ialah
praja
tidur
kesunyian
adil
terpaksa
terpejam
bintang
ubah
terdengar
ini
mimpi
cintamu
sangat
buta
hirau
berlabuh
datang
arkian
tinggal
keluh
emas
jantung
adanya
menyayangi
begitu
katakan
halnya
nanti
maka
telah
kebencianmu
salju
stigma
kalakian
ribu
mau
berevolusi
sebesar
upaya
katamu
jiwamu
berpijak
mengecewakan
dilarang
kesepian
adam
terlupakan
hari
dekorasi
persatu
kuat
sederhana
udaraku
khawatir
hadapannya
angkasa
sekilas
coba
lara
faal
air
tinggi
berbicara
seolah
melepas
rintik
satria
rekaan
dekat
seraya
harusnya
berarti
sehingga
deru
terus
kamus
hilang
saya
pikiran
otentikku
getir
kala
cintanya
tumbuh
debaran
menemani
kesulitan
fokus
terlampau
terbang
sama
kami
layak
salam
bernapas
nan
betapa