Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Aridea P Nov 2013
Semusim ini ku jalani dengan bebas
Hingga suatu hari di musim berikutnya aku tersesat
Menanggung sakitnya duri kehidupan akibat perbuatanku sendiri
Di saat begitu siapa yang ada bersamaku di jalanan sepi?
Kalian bisa lihat sendiri betapa kehilangannya diriku
Kehilangan akal sehatku
Kalian tidak mengerti, kalian tidak mau mengerti
Aku memang terlalu rumit

Musim ini aku ditemani sepi
Melanglang buana sendiri
Mencoba tuk temukan ketenangan yang pernah aku miliki
Aku duduk lama di tepi sungai dan menatap ke air seraya lirih
Menggoyangkan kaki-kakiku yg beralas sepatu usang
Merasakan angin sore menusuk hingga ke telapak kaki
Aku menunggu mentari jatuh di ufuk barat
Kemudian pulang berjalan kaki berharap pamrih
Hari ini aku masih sendiri
Musim masih lama berakhir
Moonity Nov 2018
Upaya faal semesta
Beginilah adanya
Insan di dalamnya
Begitulah hadirnya

Katamu semesta tiada pernah salah
Dan aku percaya padamu, pada semesta

Bahkan ketika waktu terus pergi
Dunia lantas berevolusi
Kalakian musim bersilih
Keyakinanku padamu tak lantas lenyap

Lain halnya dengan waktu, dunia, musim, dan cinta

Katakan
Kau dan aku, apa kita pernah mengkhianati buana?
Sehingga menjadi kami adalah kesulitan berarti

Arkian, cinta ubah wujudnya jadi bersyarat
Insan, iman, susila, keharusan

Sedang cinta terlampau luas layak angkasa
Semesta tak salah, aku percaya
Begitu juga cinta
—dari : yang tak lagi percaya kisah kasih.
Moonity Sep 2018
Aku tak mampu mencintaimu serupa sosok yang kau kasihi lalu
Tak mampu pula mencintaimu ibarat kau menyayangi belah jiwamu
Cintaku sebesar surya
Lamun cintanya seolah semesta

Maka izinkan aku menjadi langit yang membuatmu hirau akan buana
Terbanglah dengan tinggi
Rujuklah saat kau tak mungkin bernapas di bimasakti yang luas
Pulanglah ketika semua yang kau rasa gelita
Rindulah pada rumah yang tak suah kau cinta

Sebab aku mencintaimu tanpa khawatir
akan cintamu berlabuh pada siapa
—kalau tanyamu tentang bagaimana cara mencintai sedalam aku padamu. Maaf, sekalipun kuberi kiatannya, hanya aku yang mampu mencintaimu dalam makna.

— The End —