Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Andika Putra Jul 2019
Matanya yang kalap di kotak

menghampas debur debu dari atap ke puncak dahan. Menutup temaram lampion.

Berusaha menampik getar di dada yang telanjang. Itu-kini

sampai kesekian lintas kelokan. Terlewati.

Enam uang logam terbuai lendir lintah saat kududuki kursi tak ubahnya senjakala & engkau sadar. Berdiam & terus bungkam

menunggu henti nyanyian puan nun sumbang

berkaca daku yang terpasung, itu di abu

letupan yang mencandu hujam asam &

melulu jadi bisu-kita. Di renda setengah tertutup/ semua orang sudah tahu.

Perihal hening yang memang tak pernah membuah harap.


Hilangnya alkisah kemuning pala kambing yang enggan memerah.
Walau bertumpu akan cita dalam almanak musnah-karam

/ tiada henti di jaga oleh wajah-wajah muram;

di garis vertikal

di persegi dua dimensi/ hitam

pun segitiga/ jajar genjang

& semut kita mengerubung oval. Seraya penonton menyilang dua lengan di dada

di lingkar rafia sementara ini semakin terasa di Kursi. Meja. Cangkir. Jendela. Cat. Kuas & Tv. Lentera. Buku. Radio. Senter

/beringin di jiwa.
Joshua Soesanto Jun 2014
baru saja kopi tersedia
terpikirnya kembali gambaran diorama
ku rasa rusaknya irama menjadi bencana
namun terkadang rasa asa menjadi surat suara

cinta rasa gejolak mesin rusuh suara
jalanan menanti sosok pengembara
terbakarnya arang ara
sepinya jalan bintaro jaya

makin ku pacu mesin waktuku
kuda besi tanpa boncengan terisi
ingat akan mimpi
kita pernah bersama menepi

gergaji rantai pembalik waktu
marlboro atau kretek kopinya satu
koboi gudang garam saling menunggu
kecaplah air liur kita bercumbu

akan ada waktu terbaliknya jam waktu
ia disana bersama pejantan baru
rasa rasanya pukulan tepat pada paru-paru
sesak napas ingat dia diatas saat bercumbu
KA Poetry Dec 2017
Waktu adalah sahabatku
Jarak adalah musuhku
Bersamamu adalah saat kesukaanku
Berjarak denganmu adalah keengananku

Terlintas di benak ingin membuat mesin waktu
Melintasi waktu
Teleportasi menuju duniamu
Menghabiskan waktu yang tersisa bersamamu

Berbicara segala hal
Mendengarkan segala hal
Mencintai segala hal tentangmu
Bersenggama selamanya denganmu

Tuhan telah menurunkan malaikat di hidupku
Setiap malam kubisikkan doa-doa ku kepadaNya agar diriku layak
Setiap hal di dirimu membuat segalanya sempurna untuk menjadi layak
Tuhan, jaga malaikat ini untuk tetap disisiku.
06/11/2017 | 23.56 | Indonesia
wonderwall Aug 2019
Pukul 02.30
Aku terdiam tanpa berbahasa
Memikirkan sejuta hal yang seharusnya kulakukan
Aku terbiasa bermimpi
Namun kini aku tak mampu

Pukul 02.30
Andai waktu adalah lomba
Maka aku selalu kalah
Lagi-lagi aku tidak dapat terpejam

Pukul 02.30
Aku dan semua lamunanku
Terhenti sejenak oleh suara dengkuran disebelahku
atau mungkin suara angin sejuk dari mesin diatasku

Pukul 02.30
Aku ingin berlari ke dalam lautan
Menantang ombak berderu kencang
Lalu terhempas oleh bayang-bayang

Pukul 02.30
Aku berurai air mata
Berusaha mengartikan rasa
Pencarian yang tak berujung

Pukul 02.30
Katanya Tuhan itu Mahakuasa
Maka aku percaya jawaban itu ada
Dan kupejamkan mataku
Harap semua ini sirna

-wonderwall-
Yulia Surya Dewi Mar 2018
Bangsa pribumi di era modern
Memaksa batin untuk jadi keren
Sudah lewat aku di zaman batu
Ku langkahkan kaki di zaman baru
Aku tidak tahu cara naik bus
Yang aku tahu adalah kursi bertikus

Oh jarak..
Jarak yang membuatku berpisah
Aku rindu suasana desa yang indah

Oh jarak..
Sampai kapankah aku gelisah
Aku gundah tidak tahu arah

Oh jarak..
Selamatkanlah aku
Selamatkan aku dari rasa putus asa

Aku takut..
Aku takut pada gedung besi berasap
Aku takut pada mesin yang berjalan
Aku takut pada benda panjang beruap

Siapakah aku disini?
Siapapun tolong bantu aku
Siapapun keluarkan aku dari sini
Siapapun tuntunlah aku

Oh Tuhanku..
Berikanlah Petunjuk-Mu
Tidak ada yang lain selain Diri-Mu
Aku disini hanya pencari Ridho-Mu


-Kediri, 19 Maret 2018-
B'Artanto Mar 2019
Mati aku.
Tidak ada lagi subuh yang dingin,

Manusia hanya dibangunkan alarm pengingat dunia setiap harinya

Hatinya lumpuh, sejak berhari lalu

Yang ia ingat hanya cara menambah digit angka di mesin penyimpanan

Mati aku.
Tuhanku pergi jauh

Bukan, sebab kita yang bergerak mundur menuju didihan bara api

Untuk subuh esok yang terlalu pagi, kami titipkan niat menjemput Tuhan

Tetap saja esoknya hanya duniawi, hartaku tak boleh terkikis

Dimana surga subuh Tuhan kami?

'buang dengkimu sebelum ngigaumu berhenti, sebab surga subuh datang pada hati yang bersih'



18 Maret 2019
16:11
Safira Azizah Sep 2019
Kini kamu bukan hanya
berdiri di atas kaki sendiri
Melampauinya-
kamu berani berdiri
di atas permukaan laut
yang hitam dan muram

Menyelaminya dalam-dalam
tersedak-sedak air asin
mendesak-desak ruang
dengan gelagat cemas
sambil menderit-derit
seperti mesin berdesing

Dan aku bangga
melihat mu mampu
bahkan mulai menantang
batas-batas ruang dalam waktu
yang berkelebatan

Maka terbanglah, kawan ku!

Terbanglah--
karena luas laut tak mampu
membendung derai hasratmu
Terbanglah jauh
karena dunia taksabar menantimu

Terbanglah dan lupakan
lautan itu

Lautan yang selalu kau kutuk: Sialan
bila malam datang dan pagi
enggan kau jumpai
Maka lupakan ia
lalu

Terbanglah
sekarang
juga!
Nabiila Marwaa Dec 2020
pukul 02.04
aku terdiam tanpa berbahasa
memikirkan sejuta hal yang seharusnya kulakukan
aku terbiasa bermimpi
namun kini aku tak mampu

pukul 02.11
andai waktu adalah lomba
maka aku selalu kalah
lagi-lagi aku tidak dapat terpejam

pukul 02.19
aku dan semua lamunanku
terhenti sejenak oleh suara dengkuran disebelahku
atau mungkin suara angin sejuk dari mesin diatasku

pukul 02.22
aku ingin berlari ke dalam lautan
menantang ombak berderu kencang
lalu terhempas dan menghilang

pukul 02.30
aku menahan air mata
berusaha mengartikan rasa
pencarian yang tak berujung
katanya tuhan itu mahakuasa
maka aku percaya jawaban itu ada
dan kupejamkan mataku
harap semua ini sirna
xGalih Aug 2020
Sejenak kita tunda laju lalu-lalang kendaraan yang kebingungan di kota kecil yang mulai penuh sesak.
Menghentikan bising suara mesin di kepala.
Memejamkan mata dari keriuhan yang rumit dalam saku.
Menggantung gaun-gaun yang telah lama tak kita baringkan.

Barangkali kita terlalu sibuk melupakan.
Terlalu berusaha menjauh dari diri sendiri.
Mungkin kita ini tak pernah tersesat pada dunia yang menyesatkan siapa saja.
Tersedak tawa oleh lelucon yang mencekik mimpi-mimpi.

Kita terus berlari tanpa tahu arah, kebingungan dan gelisah.
Seperti kereta kuda di taman bermain yang sepi pengunjung.
Kita terus saja berbicara tanpa pernah merasa.
Seperti suara klakson yang meraung-raung di kota yang semakin sibuk.

Kita terlalu berapi-api memperdebatkan apa saja.
Terus berteriak dan terbakar.
Terlalu sering menertawai, tanpa tahu lelucon sesungguhnya.
Tanpa tahu upacara kematian telah dipersiapkan di akhir tawa.

— The End —