Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Sharina Saad May 2013
I promised my PATI.. a chapati for breakfast
A plain chapati I passionately learnt to make
Oh.. What an impression I will make...
A marvelous chapati and a glass of milk
I will prepare with all my heart..
A SUPERB Chapati from a BIWI to her PATI..

I am a BAHU.... an obedient BAHU...to my SASU MAA..
Ohh and she will brag ... I am the best BAHU...
The best in India if not in the world...
I am so proud... What a chapati maker I am..
A super BIWI.. an obedient BAHU...
I will make superbb.... chapati...
The whole India will dance with me...
Dance in my kitchen with me....

But my SASUR requested for a Masala Chapati
And he wanted it for lunch... today
for dinner tonight and for breakfast tomorrow..
An obedient Bahu... I am.... A super Biwi I am..
Ohhh ...I am no MASALA CHAPATI maker...
Plain chapati... plain chapati thats what i learnt...

I searched for a recipe... MASALA CHAPATi...
Butter,Chilli and coriander powder..
I cook them all together...
Cumin seeds, vegetablas and GARAM MASALA..
Ohh la la la.... here goes the chapati masala...

Oppss... when everything is set..
My SALI comes to check....
AMMI JI.... AMMI JI... she called..
My MASALA CHAPATI is about to ready...

My pati.. my sasu maa... my sasur and my Sali
We all sit together..
My cooking smells good..
When MASALA CHAPATI is served....
They all smile and look at me...
WHAT?? IS THIS MASALA CHAPATI????
And we all dance on the kitchen floor....
To my family in India....
sweetrevoirs Dec 2016
Relei ingat. Baju hangat kuning kecoklatan, 4 kerutan di tangan kanan dekat siku dan 5 lainnya di dekat bahu kiri. Rok kotak-kotak selutut yang untung dan sayangnya tak pernah terisngkap sedikit pun angin berkata tiup. Adalah pakaian yang melekat di badan Malia kali mereka bertemu tatap.
Udara dingin malam Sabtu sama sekali tidak membuat para pujangga mengurungkan niatnya untuk berteriak kata cinta. Atau cerita patah hati. Mungkin iya di tempat lain, tapi tidak di sini, di 8th Avenue, sebuah ruangan tak terpakai beberapa tahun lalu yang di percantik jadi sebuah tempat pertemuan para penyair dari berbagai penghujung kota. Dengan satu podium kecil –sekitar setinggi 1 meter dan selebar tiga dada- di sebelah barat, membelakangi dinding yang berwarna merah marun sedangkan tiga dinding lainnya adalah batu bata yang tidak dipoles.
Malam itu Relei seperti malam Sabtu lainnya, berjalan dari kamar loft ke tempat favoritnya, menyusuri 6 blok dalam suhu 21 derajat dengan tentu pakaian hangat.
Semua wajah yang berpapasan, tak ada satupun yang Relei lupa. Ada 13 wanita, 8 diantaranya bermata coklat, dan 6 pria, satu diantaranya memegang setangkai bunga mawar, yang sudah bertatap sapa selama perjalanannya menuju 8th Ave. 8 bunyi klakson mobil dan 4 suara orang bersin yang selalu di balasnya dengan “semoga tuhan memberkati”. Tidak, Relei tidak selalu menghitung seperti ini dalam sehari-harinya. Hanya saja Relei selalu ingat.
“ Lalu bulan masih saja datang, pun tak sepertimu, yang malam ke malam, masih saja semakin semu.” Seorang wanita paruh baya sedang membacakan barisan terakhirnya di atas podium dengan parau sangat menghayati. Penyair lain yang ada di ruangan itu menjentikkan jari mereka terkagum, ada juga yang bersorak kata-kata manis. Kode etis dalam pembacaan puisi di 8th ave adalah : tidak perlu bertepuk tangan terlalu kencang untuk berkata bahwa kau kagum akan satu puisi, cukup dua jari saja.
“ Biarkan aku datang ke mimpi buruk mu, lalu mimpi indah mu, lalu mimpi mu yang kau bahkan tak tahu tentang apa, atau pun mengapa,” Selanjutnya adalah giliran seorang perempuan muda yang naik ke panggung. Ia bercerita tentang buah mimpi, bahwa Ia ingin menjadi fantasi yang dibawa kemanapun sang pemimpi berjalan.
Baju hangat kuning kecoklatan, 4 kerutan di tangan kanan dekat siku dan 5 lainnya di dekat bahu kiri. Malia –atau seperti itulah tadi perempuan itu memperkenalkan dirinya sebelum memulai puisi- menyisir rambutnya kebelakang kuping sebanyak 3 kali sepanjang ia membacakan puisinya. Ia bergeliat di boots hitamnya, entah karena grogi atau tidak nyaman. Malia berambut coklat ikal sepinggang, dan memiliki bulu mata yang lentik bahkan dilihat dari ujung ruangan.
“ Untukmu, yang bersandar ke bata merah dengan tangan memegang kerah.” Malia mengakhiri puisinya sambal menatap ke arah Relei. Tangan Relei yang sedang membenarkan kerah baju otomatis langsung membeku. Ia sadar penyair lain sedang mengalihkan semua perhatian mereka kepadanya. Tapi hey, ayolah, pasti bukan, gadis di atas podium itu pasti bukan sedang membicarakan tentang Relei. Gadis yang sekarang sedang menuruni tangga podium dan berjalan ke arahnya itu pasti bukan sedang- Oh tuhan, atau mungkin memang iya.
Aridea P Oct 2011
Palembang, 22 Juni 2011

Api itu hampir merajai waktu
Merenggut harta benda tanpa ampun
Mangarang tubuh yang sesepuh
Duduk pun terdiam di kursi besi butut

Kekuatan api bagai Sang Supernova
Membumbung tinggi tak ada yang terjaga
Meletup-letup bagai haus dan lapar
Tinggallah hamparan abu di senja tiba

Sebelum fajar menyingsing indah
Berisik di tengah jalan sirine mengulang
Langkah kaki mondar-mandir yang tentu arah
Bergotong royong pun dengan peluh dan baju basah

Ku duduk terdiam terpaku
Setengah melamun di sebelum senja muncul
Ku tersadar pun di tengah padam lampu
Dan ku lihat Monalisa tersenyum pada ku

Ku duduk bersimpuh di kaki
Menunduk dan berharap ini hanya mimpi
Dan aku bangkit tuk lihat situasi
Ku dengar mayat rapuh bagai tiada arti lagi

Tak mampu tumpah air mata
Hanya tubuh kaku mati rasa
Pikiran yang ingin selalu waspada
Mental ini rapuh butuh udara

Abu terasa di mana-mana
Terinjak, menyatu dengan tanah
Menutup mata kini selaalu terjaga
Menjaga hari tanpa Supernova

9 Juni penuh cerita
Di bawah tangisan dan panikan
Wanita memasak dan menjaga anak
Pria bahu membahu membangun rumah
Vineeta rai Apr 2019
Ek ldki apne pure jeevan Me kya kya sehti hai ish kavita ke madhyam se batana cahti hu....

Waise to Laxmi, durga, saraswati kaha jata hai ladkiyo ko..
To kyu uske janm par mara jata hai ush masum ko....
Ladka hai to hamara chirag hamara vans aur ladki hai to sir ka bojh...
Jara yaad kro aise soch walo ladki na rahe to kahan se laao tum apna vans apna chirag...
Jo tmhe har khusiya De uski jra izzat ni krte....
Samjhte pair ki jutti **...
Are suno bewakufo...
Bina aurat aage ni badh sakte **....

Ladki ka to pura jeevan hi aisa hota hai... Ladki kabhi apna nahi soch sakti suru se maa baap Ka kaha manana aur fhir pati aur saas sasur ka... Apni khusiyo se jada pariwar ka sochna khud ki khwahiso ka Gala ghot sabki baat Manana....girls don't have life of there own... Chaliy aage dekhte hai.... Jb ldki ki saadi ** jati hai...

Ladki ko to suru se paraya dhan samjha jata hai....
Kyuki ushe vida hokr dusre ka ghar swarana hota hai...
Apni maa ka anchal chod...
Kai nae rista nibhana hota hai...
Kisi ki bahu kisi ki biwi kisi ki cachi 1000 riste bn jate hai...
Un sbko pyar se nibhana hota hai...
Ladki ka to naam hi tyag hai...
Kyuki suru se usne apni khusiyo ko tyagna sikha hai...
Kabhi maa baap ke majburi ke karan..
Kabhi society ke karan...
Aur fhir apne maa baap ko chod sasural jana hota hai...

Jara puchna cahti hu un ldko se... Kya tum apne maa ka saya chod reh skte **... Nahi na... To socho ek ldki kaise rehti hogi.... Wo tumhare liy apna har kuch chod skti hai... To kya tumhara farz ni ki uske khusiyo ka khyal rkho... Itna hi to ek ldki mangti hai.. Aur afsos tum log ushe wo bhi Ni de skte... Ldke bus apni jimmedari saupte hai apne faisle thopte hai... Ldki ke saadi ke baad to ushe apne mayke tk jane ka haq ni hota jbtk pati raazi na **... Kya ldki ki koi life hi  nahi...
Hum niyam to nahi badal sakte par itna to kar sakte hai na ki uske khusiyo ka bhi dhyan rakh ske...Kabhi socha hai ek ldki ke andar kitna kuch chlta hai par itne risto Me wo bandh kar kuch nahi keh pati.... Jara samjho ushe jo tumhe ache se samjh jati hai...
Tum kya khate **... Kya pasand hai... Kya kaam kb krte **... Tumhare kapde se lekar jutte tk har cheez ka khyal rkhti hai... Aur tum uska bhi khyal nahi rakh Pate...

Waqt chlta hai ldki maa banti hai....
9 mahine kya kuch seh ke ek bache ko janam deti hai....
Ush 9 mahine wo kis daur se gujarti hai wo wahi janti hai...
Sb kuch Sehti hai par chu tk ki aawaz nahi nikalti...
Aur ladki ka dard koi samjh ni pata...
Ek bache ko achi parwaris deti hai ushe Bada karti hai...
Ek ladki ki puri lyf ek battle field se kam nahi hoti...
Ladki janam se maut tak bahut kuch jhelti hai...
To apka bhi farz banta hai ushe samjhna....
Uski khusiyo ka khyal rkhna...
Ajj jada nahi ek baar Akele baith kr socha what a Girl do for uhh...
As a mother, sister, wife even ur girlfriend...just think ND try to understand her....
Ek khusi ushe bhi dekr dekhiy... Sach Me ldki ishse jada kuch nahi cahti...

Last Me itna hi kahungi...ladki dusro ke liy jeete jeete apna antim saans leti hai....
Pls I request to all boys and men.... Stop to hurt ur wife sister mother or gf just respect what they do for you.... And app bhi kuch krna sikho... Unke liy...
So Dreamy Jan 2014
"Dunia ini terlalu indah untuk dilukis, Sayang,"
Begitu katanya
"Dunia ini juga terlalu luas untuk dipahami, Sayang,"
Begitu pula katanya

Aku tetap tak mengerti
Mengapa masih ada orang yang merasa dunia ini
Terlalu sempit untuk diketahui
Terlalu sulit untuk dijelajahi

Apakah jendela cakrawala mereka saja yang sempit?
Atau nyali mereka saja yang tak bisa berdiri sendiri?
Hanya berani menguntit ditemani mata menyipit?
Barangkali pikiran mereka juga hanya bisa mengintip?

"Dunia ini dipenuhi orang aneh, Sayangku,"
Ujarnya kemudian
Secangkir teh diteguknya perlahan
"Dunia ini juga dipenuhi orang berotak kosong, kamu tahu itu,"*

Kukatakan dalam hati bahwa aku tahu
Tentu saja kami berdua tahu
Bumi ini dihuni benak-benak yang melayang liar di balik masing-masing bahu
Yang tak bisa diam walau hanya menunggu waktu

Menunggu pikiran gila lainnya merayap masuk ke dalam kepalanya
Membuat secarik kertas dan sebuah pulpen meleleh di tangannya
Melantunkan kalimat-kalimat indah menjadi sebuah sajak
Menyulapnya menjadi sebuah mahakarya yang terus menanjak

Kukatakan sekali lagi dalam hati bahwa aku tahu
Tentu saja kami berdua tahu
Bumi ini juga dihuni benak-benak licik yang tak punya dinding malu
Yang meraup beribu untung tak kenal waktu

Diam-diam aku bertanya juga

Di manakah jiwa-jiwa kotor itu bisa membeli dinding malu?
Mengapa mentalnya tak beda jauh dengan mental para benalu?
Orang-orang aneh itu masih terus menunggu waktu
Orang-orang berotak kosong itu malah berlari meninggalkan waktu

Orang-orang aneh itu terus menciptakan karya
Orang-orang berotak kosong itu malah dibicarakan di berita pagi dan dunia maya
Orang-orang aneh itu terus menumbuhkan bunga di atas nama bangsa
Orang-orang berotak kosong itu malah menumbuhkan duri di bawah nama bangsa

Seperti yang saat ini banyak terjadi,
Seniman dan Koruptor.
Àŧùl Aug 2019
A swansong of the Indian Partition...
Kal humaare ghar ke diye bujhe rahenge,
Kal hum kuch rishton ke liye rote rahenge...

Tomorrow the lamps of our home will remain put out,
Tomorrow we shall keep crying for some relations...

Rishte un bantwaara hue kheton se,
Rishte un bhatakte hue jawaanon se...

Relations with those partitioned farmlands,
Relations with those misguided young men...

Rishte us chamakti Multani mitti se,
Rishte us damakti Pakhtunkhwi **** se...

Relations with the glistening soil of Multan,
Relations with the bright snow of Pakhtunkhwa...

Rishte Ganga ke us Bangali muhaane se,
Rishte Sindhu dariya aur samudr ke us mel se...

Relations with the Ganga's Bengali estuary,
Relations with the confluence of Indus and the Sea...

Rishte us Balouchi kapaas se,
Rishte udhde un kapdon se...

Relations with that Balouchi cotton,
Relations with those clothes torn away...

Rishte luti us izzat se,
Rishte mari us bahu se...

Relations with the disrobed honour,
Relations with the slain bride...

Rishte jo sajaaye the mandap mein,
Rishte jo likhaaye the jannat mein...

Relations decorated inside the temple,
Relations written in the paradise...


Tomorrow is the Independence Day of India.
An Independence attained at such high costs.
A nation divided by the illegal British occupiers on communal lines in a hotchpotch.

My HP Poem #1759
©Atul Kaushal
Shrivastva MK Jun 2017
Maine paise ke liye insaan ko badalte dekha hai,
Maine paise ke liye insaan ko tadapate dekha hai,
Ye bhagwan to nahi par,
Iske liye insaan ko marte dekha hai,

Maine Paise ke liye kisi ko kadi dhup me jalte dekha hai,
Maine Paise ke liye kisi ko thand me tadapte dekha hai,
Ye grihdata to nahi par,
Iske liye kitno ke Ghar ujarte dekha hai,

Maine Paise ke liye riste badalte dekha hai,
Maine Paise ke liye kisi ko naak ragarte dekha hai,
Ye koi aahar to nahi par,
Iske bina kaiyo ko bin bhojan ke sote dekha hai,

Maine Paise ke liye insaan ko nazaro se girte dekha hai,
Maine Paise ke liye insaan ko aag par chalte dekha hai,
Ye koi Ann to nahi par,
Iske bina insaan to bhukh se marte dekha hai,

Maine paiso ke liye aurat ke kapade utarte dekha hai,
Maine paiso ke liye Ghar me bahu ko jalte dekha hai,
Ye koi vastra to nahi par,
Iske bina kaiyo ko bin kapade yu tahalte dekha hai,

Maine paiso ke liye Bhai Bhai ko ladte dekha hai,
Maine paise ke liye ladki ko sadak par thirkate dekha hai,
Ye koi bhagya to nahi par,
Esse kaiyo ke bhaag badlate dekha hai,
Bhag badlate dekha hai.....
Its my personal opinion about money,if any word or sentence hurts u sorry for that,
We have really seen the real figure of money,and have seen children working in company for money..
Translation available
Sarah Aug 2021
The journey started from me looking for a partner loyal, family oriented, committed, knowledgeable and sort of an ideal ma

quite opposite to him
but now looking back, it strikes me major things in ife are sense of humor, fun, friends, understanding, someone who aspires to be better each day,  

and now it just makes me sick that none of this is there
I feel am stuck in walls surrounded with heavy silence, no laughter and smiles, orthodox mindset, traditional setup, no way to improve on yourself

I don't understand why this world has defined how a daughter in law should be
What should she wear
How should she talk
When should she wake up
What should she eat
And most important of all
In the mindset of the Indian Society she shouldn't leave the house at all

this is what i am facing
i feel that it is sin to speak up your mind
when i was always taught the opposite
i feel in the scenario like this it is sin to be who you are
and I have always followed the opposite

I am expected to change myself
because apparently i dont fall under the definition of ideal "bahu"

And Why marriage comes with so many compromises on adjustments
and as far as i am understanding girls here are expected to adjust in the family
why??? are we not human beings
Why we are not allowed to dream
Why we are not allowed to speak up against the wrong happening to them
Why we are just expected to be silent and say nothing

I dont know who will survive this
this is getting difficult each day

i feel somebody has caged me in an apartment luring me with open windows that there is a world outside but no you are not allowed to leave as per your wishes

I feel somebody has caged me in a room you are not allowed to keep open because thats not the way it should be, apparently doesnt fall under their list of ideal bahu

I feel somebody has caged me in a place you are not allowed to wear eat breathe sit stand as per your wishes

I know all this can be easy but not for a person like me

whose basis of survival is the word "Freedom"
Freedom to eat sleep talk act roam listen sit stand wherever and whenever
as per her heart

The world here is expecting her to just give up on herself totally.
but then what they are getting in return??

what happiness they will get in return
where will this take them ??
Nowhere!!!
they will be left with a person who is  lifeless and colorless

Nobody to hear me screaming
Nobody to see me drowning

This is affecting my inner soul
but who is bothered??
noone!!!

because now that i am married , i am their asset
and no am not allowed to live my life as per my wishes

Because
"Bahu" is expected to make compromises and adjustments each day.
Orked Saerah Nov 2014
Seorang Part I
Baru-baru ini aku merasakan yang hidup ini tidak lagi bermakna buat aku. Di mana aku rasa kosong setiap kali nak memulakan sesuatu. Bagaikan terputus tali layang-layang yang asyik ditiup angin di langit biru itu. Aku cuba dan terus mencuba untuk memahami setiap apa yang berlaku di sekeliling aku. Akhirnya aku masih di situ dan terbelenggu keseorangan tanpa sesiapa pun sedar aku di mana. Tidak ada tangan yang mahu menolong aku apatah lagi bahu untuk ku sandarkan tiap kali aku mencurahkan air mata. Aku keseorangan.

Seorang Part II
Aku masih diam di situ kaku. Sejenak aku terdetik untuk mendongak ke langit. Tika itu kelihatan malam pekat dihiasi dengan bintang-bintang berkerlipan penuh gemerlapan dan juga bulan yang terang memukau aku seketika. Waktu itu aku masih ingin menangis lagi kerana aku lupa pada Yang Maha Mendengar Yang Maha Melihat Yang Maha Mengasihi. Aku alpa kerna selama ini aku melupakan Yang Maha Berkuasa. Aku merasakan kerdil waktu itu dan pada saat itu juga aku merasakan aku dibius semangat baru.

Seorang Part III
.............................................................­..............................
Al-RAFFY MIMA Feb 2014
HINDI AKO TAKOT SA BAGYONG YULANDA TAKOT AK SA BUNGANGA MOMG BAHU GOMA
aviisevil Jun 2022
6/6/2022

to you, from the slopes of Shivalik





Nestled between two hills flows the river Tawi



"you should see my city in autumn," i say to an old friend in his new apartment in Gurgaon.

In the bastion of the mighty Dogras, nestled between two hills flows the river Tawi - daughter of the sun

and there i was, standing on the old bridge overlooking Bagh-e-Bahu, "you should see the great Tawi during heavy rains, you should see her might when no one is looking"

the very might, of a son, that saved the king of the serpents, and in return the father crowned him the lord of the virtuous slopes of Shivalik

"she flows here from kailash kund," i tell him with a smile, "to the land of my father, of his brother, and his sister"

the land where the maharaja once saw a beast and his prey - bowing together, quenching their thirst in the month of June; free from shackles

"you should come on a sunday, and have some Rajma," as we take out the foreign bread from a local joint.

"maybe we can have some khatta meat too, if you decide to stay," i say to him as i take another bite.

for long have our forefathers told us to take pride in the soil of our birth.

they know of the threads that bind us to the place that has come before us.

some escape, some never come back, and some carry with them, always, the colour of their soil.

before i left, i too, stood on the old bridge - on my way to the old city; bowing to the Goddess at Bawe, as she looked on, ever present -- in the land of the Dogras, in her ever lasting abode.

"you should come see my city in December," i say to him as i take a last bite.

Nestled between two hills flows the river Tawi - daughter of the sun, nourishing land of the Dogras




@writeweird
Amira I Jun 2020
Rumah joglo di tengah sawah.
Dengan cahaya remang yang berasal dari pojok ruangan ini.
Pemutar piringan hitammu baru selesai kau perbaiki.
Ku memilih untuk mendengarkan album Chet Baker Sings dengan vokalnya, seingatku itu milik mendiang kakekmu.
Gelas-gelas tinggi sudah kau siapkan, sebotol anggur dari Bordeaux sudah ku buka.
Makan malam kita sudah tandas, dua piring penuh berisi daging sapi yang sore tadi ku panggang, hampir matang penuh, bersama hancuran kentang yang sedikit dibubuhi garam dan lada, dengan saus krim jamur.
Jasmu sudah kau tanggalkan dan sampirkan di sisi sofa coklat tua itu.
Gaun hitamku masih rapih melekat pada tubuhku, namun rambutku, yang hanya sepanjang bahu, sudah ku urai, agar kau bisa menghirup harum bunga sakuranya.
Kita menari, pelan, sembari menengguk asam dan manisnya anggur Bordeaux itu.
Ku kira Chet Baker telah letih bernyanyi dan bermain trumpet, suaranya perlahan hilang, digantikan oleh suara jangkrik dari luar sana.
Aku pun lelah, ku rebahkan tubuhku di sofa coklat itu, menyandarkan kepala di dekat sampiran jasmu, menghirup bau cendana yang hampir hilang.
Kau menghampiriku, memelukku erat, menghirup leherku, pipiku, dan mengecup bibirku.
Pelan-pelan, satu per satu pakaian kita tanggal, di bawah cahaya temaram, ditemani suara jangkrik, kita melebur, melebur jadi satu.
Tanah Ubud, tak pernah gagal membuatku jatuh cinta, sengaja maupun tidak.
terinspirasi dari lagu Sal Priadi berjudul sama.
Bvaishnavi Apr 2022
Bachpan se tha laad  pyaar,
Sab mein achhe, imaandaar,
Hum bhi banenge khuddaar,
Sabne kaha bahu samachaar,
Par bahar jaane ka naakar tu vichaar,
Duniya mein bari hai andkaar.


Bachpan se tha laad pyaar,
Clg hogaya ab job ka tha khayaal
Ek dum se nikle the bahar,
Hairaan hogaye dekhkar,
Aise hotha hai dhuniya dhaar,
Na khoi address ka tha patha,
Na koi routes ka idea tha,
Poore shareer ke andhar chah gaya tha dar.

Bachpan se tha laad pyaar,
Junoon tha man mei,
Dhikana tha duniya ko kuch bankar,
Par jab aayi naukri ki baari,
Paani paani hogayi confidence saari,
Zor zor se padgaye thaane,
Aakhir kyu aati ** tum kamane.
Jo bachpan se thi perfect,
Uspe padgayi daant ka effect,
Mote mote nikalgaye aasu,
Rou bhi na toh kya karu khasu.
Rone ki humpe lag *** tag,
Sabko jaise bangayi mazak.

Kehne ko aazad hai hum,
Abhi bi hai laachari ki gum,
Aasan nahi hotha yeh sehna,
Mazak banake na rakdo,
Mere bhai aur behna.
This was just a small part of the problem.
fatin Aug 2022
kamu menjauh.
itu bukan salahku
aku tak lagi rindu
aneh.. tapi nyaman.
dingin, sunyi tapi aku suka.
ketidakpastianmu aku tak rasa lagi
aku sudah aman pastinya..
tapi, ada beberapa pertanyaanku tak kau jawab
.
.
sudah kau jumpa tempat nyamanmu?
apakah sama empuk bahu itu?
apa kau menangis lepas seperti dulu?
apa kau jumpa rumahmu?
ketawamu sudah girang?
bagaimana hatimu?
baikkah orang-orang disana?
indahkah permandangan tempat barumu?
apa kau tak lagi sedar?
.
.
tempat nyamanmu bukanlah rumah, tapi orang yg memberi kau rasa cinta.
empuk bahu itu bukan tentang siapa, tapi nyaman yg kau rasa.
menangis lepas itu bukan tentang malu, tapi jujurkah kau pada dirimu sendiri?
apa kau tak lagi sedar?
.
.
.
takkan kau temu kan apa yang kau cari selagi kau tak berbaik pada semesta
.
berbaik hatilah

— The End —