Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Aridea P Oct 2012
Palembang, 21 Oktober 2012

Aku berjalan,
menyusuri lorong gelap dan dingin
Menatap lurus pada satu tujuan
Pintu berukiran abstrak
Tanpa kunci aku bisa masuk dengan mudahnya
Tanpa kode aku lolos dari tes keamanan

Aku terus berjalan,
menapaki lantai yang lembap
Menuju suatu benda tinggi besar yang datar

Aku berhenti.

Berdiam diri cukup lama
Terpaku tanpa mampu berkata

Aku berdiri di depan cermin
Aku melihat diriku
Lihat Dia!
Dialah aku yang haus akan cinta
Dialah aku yang menadah kasih sayang
Aku berlutut dan meminta
Bawa dia ke sini Tuhan
Ke hatiku

Aku masih terdiam terpaku
Menyaksikan apa yang ada di hadapanku
Berpikir, betapa bodohnya aku
Aku berbalik tanpa berkata sepatah pun
Dan pergi meninggalkan aku yang masih terperangkap di cermin itu

Masih bisa kuubah, ucapku pada diriku
Takkan ku biarkan penderitaan menyentuh hidupku,
sedikitpun
Aku akan berbalik dan melupakan semua
Melanjutkan perjalanan hingga tugasku usai
Zharfa Zhafirah Nov 2017
Malam-malam kelam
Perempuan dan kenaifannya

Terperangkap dalam cinta yang tak ada ujungnya
Ia mengalir hingga ia ingin bermuara

Namun ia rindu dalam dekapan sang kekasih
Perempuan itu lenyap dalam mimpi yang gelisah
zrskii Jul 2021
Hidup dalam "zaman" baru yang terasa di dalam sangkar,
Terperangkap seperti binatang buas,
Hampir dua tahun umur dibazir untuk menatap nasib,
Imaginasi permulaan tahun baru kian terpudar,
Halus di udara menjejas kehidupan,
Manusia masih mengharap agar "kamu" terhapus.
Cicavilana Jul 2020
aku ingin tenggelam, karam
di pekatnya tatapmu
aku ingin meresap, terperangkap
di hangatnya dekapmu
aku hanya ingin hanyut
di antara denyut nadimu

aku hanya ingin hilang sebentar
menelusuri hatimu
lalu
bermuara
di ruang
sanubarimu.

"izinkan aku bersandar sejenak"
boleh tidak?

— The End —