Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Aridea P Sep 2012
Palembang, 5 September 2012

Aku melihatmu,
sama seperti waktu pertama kali aku melihatnya.
Bukan karena ketampananmu,
tetapi karena kamu seorang Lelaki.

Namun dia bukan kamu,,,
dan kamu bukanlah dirinya,,,

Tak pernah aku melihat jari-jemarinya,
seperti aku melihat jemarimu.
Bukan hazel green eyes dia juga yang kulihat,
melainkan hitam bola matamu.

Aku melihatmu,
dari kursi belakang bus.
Did you see me?
Aku turun dari bus dan menghampirimu.

Namun yang kulihat bukan senyumanmu,
karena kamu tak pernah tersenyum kepadaku.
Bukan senyumannya juga yang ku harapkan,
melainkan senyumanmu.
Elle Sang Jan 2016
Tersenyumlah selagi kau mampu
Tertawalah kalau kau ingin
Karena ada kalanya dimana senyumanmu akan membuat orang menangis
Dan tawamu akan berubah menjadi air mata yang kau luapkan
Hidup di dunia hanya sementara
Jangan kau sia-siakan hanya demi kesenangan semata
Seperti semua yang ada, hidup diciptakan berpasangan
Ada susah ada senang
Dan kalau kau hanya terpaut pada kesenangan
Kau akan menyadari suatu saat
Bagaimana waktu tak dapat diputar kembali
Dan hanya penyesalan yang menemanimu pada akhirnya
For eyang Rini, may she rest in peace.
Tik tok tik tok
Suara jarum jam menggema dalam ruangan kosong tanpa makna
Menggerogoti memori memori lampau
Menghadirkan sebuah kenangan
Tik tok tik tok
Sunyi, sepi tanpa kehadiranmu
Senyumanmu
Kerinduanku
Menjalar disetiap nadiku
Tik tok tik tok
Engkau pria ku
Tegakah kau membuatku menunggu
Menunggu hal yang tak pasti
Bagai matahari dan bulan yang berdampingan
Tik tok tik tok
Bahkan eksistensimu melebihi suara jarum jam
Yang selalu menggema direlung hati ku
Yang bahkan kosong melompong
Tik tik tik tik
Kini tak terdengar lagi
Jarum jam sudah lelah
Waktu sia sia
Terkelupas bersamaan dengan hujan yang membasahi hati
Loveeyta Feb 2020
Aku selalu suka caramu menceritakan dunia, dengan barisan kata yang asing, membuatku harus memutar otakku yang rendah kapasitasnya ini.

Aku selalu suka caramu bahagia, bahkan kamu tidak tersenyum ketika bahagia.
Hebatnya kamu, bahagiamu bisa sampai ku rasa tanpa senyumanmu yang hadir.

Aku selalu suka caramu bersedih, kamu selalu kehabisan kata. Melampiaskannya dengan hal yang bisa mematikanmu, namun pada akhirnya kamu juga butuh pelukanku.

Aku selalu suka caramu marah, kamu selalu terdiam. Sampai pada akhirnya kata maaf terucap, karena kamu takut aku akan terganggu dengan marahmu.

Aku selalu suka caramu optimis, membanggakan dirimu sendiri sampai lupa kalau di dunia ini ada orang sehebat Pak Habibie.

Aku selalu suka caramu pesimis, tidak henti menyalahkan diri sendiri, tapi tidak memakan waktu lama. Setelah itu kamu bangkit lagi.


Tapi satu yang tidak aku suka,
caramu yang selalu mematikan rasa.
Kamu tidak pernah membiarkan rasa-rasa dalam dirimu menyala. Kamu benci rasa. Sama seperti aku membenci diriku sendiri.

Tapi tidak apa,
Nanti kita sama-sama belajar untuk merasa lagi, ya?

Namun, akan lebih baik jika pada akhirnya kita yang bisa saling menumbuhkan rasa.
Favian Wiratno Jul 2018
Sepucuk Surat Cinta kutuliskan untukmu
Isinya bukan tentang bagaimana cantiknya dirimu
Atau betapa indahnya tatapanmu

Sepucuk Surat Cinta kuwarnai untukmu
Isinya bukan tentang janji janji murahan
Atau pujian pujian manis tentang senyumanmu

Sepucuk Surat Cinta kuhias untukmu
Isinya kosong,
Tidak ada bualan omong kosong
Maupun pujian pujian palsu
Hanya kosong.
Bukan karena aku tidak bisa
Tapi memang aku sudah tidak merasakan Cinta

Sepucuk Surat Cinta kuberikan untukmu...
cinta indonesia patahhati

— The End —