Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Nita  Nov 2019
Keraguan.
Nita Nov 2019
Kemarin malam
Keheningan datang merayu
Untuk memulai sebuah percakapan denganmu
Dengan topik ringan tentang kehidupan
Duduk di atas motor berboncengan
Sesekali kamu mencuri pandang melalui kaca spion sambil tersenyum
Sedangkan aku berusaha mengendalikan debar  di dada
Ah, senyummu sungguh mempesona
Tapi, apakah kita bisa bersama?
Jogja, 1 November 2019
JHT Jun 2017
Dengarlah gemuruh hujan pada malam hari ini;
Dengan irama tetesannya kebisuan dicurahkan;
Dalam kegelapan jua para pencari melangkah;
Menyusuri persimpangan jalanan yang basah;
Mungkinkah sudah keraguan mereka terhapuskan?
Ataukah praduganya telah menjadi satu bentuk prasangka,
Yang sekiranya kembali menolak untuk lagi-lagi berbicara?

Dengan satu sapuan halusnya kembalilah dikau sunyi menjadi hening,
Hening menjadi tiada, seperti tiada memunculkan hampa;
Lalu hampa pergi meninggalkan luka yang menganga pada dikau;
Hanya kesembuhan dari hujan yang dinanti mereka yang terluka;
Seperti juga berkat yang dinantikan dikau yang tak lelah menanti;
Memegang erat setiap butiran yang mungkin tak mampu dimiliki;
Mendengar irama yang selamanya tak mampu dimengerti;

Bersabdalah hujan pada semesta di malam hari ini;
Hanya kesunyian yang terus ia ajak bicara dalam isyarat;
Hanya kegelapan yang selamanya tak mampu ia lihat;
Pengheningan resah telah menjadi gundah sang hujan;
Seperti gundah itu sendiri menjadi gulana dikau;
Seperti dikau yang hadir dan hilang dalam rimbanya hujan,
Kembali dicari namun tak mampu dihilangkan.
Niraksara perbincangan antara sang Pujangga dan Hujan. Sampai kapanpun kebisuan merupakan satu-satunya bahasa yang mempertemukan mereka.
Megitta Ignacia Mar 2020
Bandung begitu kelabu,
dadaku kosong
rentang fokus kabur entah kemana
ada kacau yang meruang di tubuhku
tersisip kicau yang kian gaduh kepalaku

terus menerus menimbang
mempertanyakan perkara ranah juang
bolak balik singgah pada keraguan
lalu sebentar mampir pada keyakinan

ia, aku, terpicu keras sekali
kilas balik membeludak dalam benak
beririsan dengan manisnya kenyataan
yang juga selalu menjagaku erat

aku benci terpicu seperti ini,
guru geografi pernah ajarkan
ketika panas bertemu dingin, terjadilah puting beliung
ada puting beliung yang meruang di tubuhku

lalu hembusan nafas mengembalikan sadarku
cepat-cepat harus kukerdilkan imajinasi
ya Bapa di Sorga, bebaskan aku dari kekang gelisah
aku hanya ingin melepaskan apa yang perlu dilepaskan
aku lelah mengunci diri dalam kegelapan
030320 | 00:25 AM kamarku di bandung, ternyata kejadian 2 hari lalu masih secara berat nge-triggered sebagian besar porsi acara pulkamku. Rencana untuk rehat cukup berantakan, karena pikiran yang terus-menerus flashback ke masa indah, tapi juga terus menguatkan diri sendiri buat sadar what's done is done. Kaya baru sadar bahwa tuhan menopangku melalui A, without him idk if I could survive my broken heart back then. Found myself not really functioning, makan tp gaada rasanya, jalan tp pikiran masih aja kalut, nyetir atau ngapain aja tapi dalam dada seperti ada coretan hitam awut-awutan kaya di serial Bojack Horseman haha. This too shall pass, percaya tuhan ga pernah "salah" nulis, god's timing is perfect, never too ahead, never late & semua janjiNya akan digenapi, teringat Isaiah pasal 55:9 "As the heavens are higher than the earth, so are my ways higher than your ways and my thoughts than your thoughts." tuhan tau apa yg terbaik, karena dia ada di masa lalu, masa sekarang dan masa depan.
Penunggang badai Feb 2021
Mungkin benar adanya, menantang ketidaktahuan telah dengan pasti menggiring kesadaran pada sebuah langkah menuju keberanian bersikap. Yang karenanya juga, telah turut menjadikan hati begitu lapang di ruang yang begitu sempit, menempatkan intuisi dalam usaha menyeimbangkan ego dan benci, menuntun arah pikiran menuju muara kebijaksanaan.

Sebuah pertanyaan akan kegelisahan, berhak untuk ditelusuri muasal kebenarannya. Semua berhak akan hal itu. Untuk sebuah dinding yang membatasi penglihatan indrawi, merobohkannya adalah kepatutan. Untuk sebuah ketidaktahuan yang memenjarakan, manusia yang berjuang atas akal pikirannya sendiri—berhak untuk terbebas dari kungkungannya.

Meminjam dari Aristoteles, terbang menuju keselarasan ide serta realitas yang tidak terbatas!

Jangan biarkan gelap menguasai malam. Usaha demi setitik cahaya harus selalu terpatri dalam diri. Melekatkan sikap keraguan-raguan pada pikiran adalah sebuah keharusan. Hanya itu bahan bakar yang paling mungkin, untuk menyalakan setitik cahaya yang dimimpikan.

Biarlah menjadi berbeda, biarlah diasingkan. Karena bagi mereka yang merindukan merdeka, beranjak dari ketidaktahuan adalah sebuah keniscayaan!
Galih Prakasiwi Mar 2020
Dibawah hujan
kamu berdiri
memandangi cahaya langit
yang mulai berjatuhan memudar
harapan dan kenangan mulai hilang
ditelan waktu yg tidak pernah berakhir
tangisanmu terefleksi diatas genangan
dengan kilauan dan tertiup angin
mereka semua yang memiliki keterbatasan
mempunyai hati
seperti bintang-bintang
sangat luas dan dalam
setiap cahayanya memiliki cerita
ketika hatimu memiliki keraguan
kamu memandangi langit
mengharapkan sebuah keajaiban
dan melemparkan pertanyaan :
"jika setiap hal akan memudar, apakah kita harus menyimpan semua itu sebagai kenangan?"
"jika satu keajaiban terjadi, apakah kita bisa memilikinya selamanya?"
"waktu memang harus berjalan,
tapi apakah kita sedang berada
di jalan yg memiliki arti?"
#poetry #puisi #indonesia

— The End —