Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Aridea P Nov 2011
Palembang, 3 November

Masih ingat ku di usia muda
Saat ku dikelilingi ruang hampa
Jari tetap menggoreskan tinta
Hati tetap menerawang asa

Di hati terdalam terselip doa indah
Permohonan gadis kecil yang kesepian
Aku berdoa tapi terus bekerja
Sendirian.. Tak ada seorangpun di sekitar

Merasa orang biasa tak kan mengerti
Susah pun tuk diungkap
Tak mampi lagi berucap
Malu pun yang ada di setiap kata

Berjanji kepada Tuhan
Akan berbuat baik jika diberi teman
Tipe yang langsung mengerti akan keadaan
Dan tak harus ku ucap lagi tuk Dia dengarkan

Bisa ku dengar semua sunyi
Ada kejutan dibalik kesunyian-Nya
Akan selalu ku nanti Soulmate Aridea
Hingga Tuhan percaya aku akan membutuhkannya


Created by. Aridea Purple a.k.a Erika Maya W Handoko
Aridea P Jul 2012
Palembang, 28 Juni 2012

Haruskah ku hapus semua fotomu dari folderku?
Haruskah ku buang semua gambarmu dari kotakku?
Haruskah ku remove kamu dari teman facebookku?
Haruskah ku unfollow kamu dari twitterku?
Haruskah ku kubur dalam-dalam kertas puisi untukmu?
Haruskah ku tutup semua jejaring sosialku?
Haruskah ku berjalan ke seluruh dunia,
menghafal semua nama negara tuk melupakan namamu?
Haruskah ku menyelami seluruh samudera,
mengingat semua rupa makhluk laut
agar bisa melupakan rupa wajahmu?
Haruskah aku menyusuri padang pasir serta pegunungan,
berjalan tanpa arah supaya melupakan jalan rumahmu?
Haruskah aku terjun dari tebing tertinggi,
atau dari jurang terdalam,
supaya kepalaku terbentur dan melupakan semua tentangmu?
Haruskah?
Karena aku sudah tak sanggup lagi di sini
Hidup denganmu, dengan kamu
el Aug 2014
kursi di bawah pohon kenari
masih dengan setia duduk disana
tidak peduli siapa yang mendudukinya
atau siapa yang lewat di depannya
ia tetap setia menunggu kedatangannya
burung-burung dengan bebas menyuarakan
nada-nada indah berisi pesan
untuk diberikan kepadamu,
tuan tanpa nama
jangan berpura-pura tidak peduli kepada dunia
di lubuk hatimu yang terdalam, sial,
aku sangat yakin kau kesepian
kau membutuhkan seorang teman yang rela
mendengar ocehan mautmu sampai matahari
tenggelam di ufuk barat nantinya
kemarilah, tuan tanpa nama
duduk bersamaku di bawah pohon kenari
dan menikmati indahnya matahari senja
Klo Sifa Jul 2015
Bahkan kegelapan malam ini tak segelap hatiku.
yang ingin memilikimu.

Sulit bernafas jika kau tak disini.
Tak mau hidup kalau kau tak disisi.

Jika menginginkamu adalah dosa terbesarku, biarkan aku masuk ke neraka jahanam terdalam.
Dengan busungan dada.
Bangga.
Terinspirasi dari lagu Love You To Death oleh Taeyang
Rizka hafizoh Apr 2018
Salahkah dikala palung hati terdalam bertanya,
Kemana ini?
Karna yang ku tau berjalan tanpa tujuan adalah sakit.
Sakit oleh pertanyaan-pertanyaan tanpa batas,
Mengira-ngira sampai lelah.
Punyakah kita rasa yang sama?
Karna sikap mu menunjukan tidak.
Haruskah aku berhenti?
Namun takut kehilangan mengiringi.
Zharfa Zhafirah Mar 2018
di dalam kata-kata yang hilang
di dalam mimpi-mimpi yang kelam
di dalam benak yang terdalam

tak ku temukan jiwa yang hidup
yang kutemukan hanya sisa-sisa harap
aku merasa hilang
Gina Sonya Feb 19
Kehidupan singgah lebih cepat dari embun pagi. Manusia berdatangan lalu pergi. Kamu paham betul bahwa tidak ada gunanya terikat takdir dengan orang lain, cuma pedih dan perih yang akan kamu hadapi ketika mereka pergi nanti.

Perang antar dinasti yang kamu jalani sudah cukup banyak memberi pelajaran tentang hidup di dunia keji ini. Tanah kelahiranmu kamu bela sepenuh hati, kamu hancurkan tulang benulang mereka yang jadi lawanmu dengan tebasan setipis angin. Namun, hasil yang kamu dapat hanyalah puing-puing kota yang tidak bisa kamu kais lagi.

Kamu mulai berpikir, apa gunanya semua ini?

Rumah kayu yang ayahmu bangun runtuh, toko wijen dan daging di depan rumahmu ikut jatuh. Kedua matamu tersayat sampai-sampai penglihatanmu semu, kamu kehilangan seluruh keluargamu. Tanah airmu melebur bersama debu-debu perang yang berlalu.

Dan sialnya, setelah semua itu, kamu masih harus melanjutkan hidup.

Kehidupan pasca perang tidak seindah angan-anganmu. Negara barbar yang kamu bela dengan keringatmu tetaplah jadi tempat bengis tanpa hukum.

Kamu mulai menutup semua sisi yang membuat kamu menjadi manusia. Melumuri tangan dengan darah orang jahat kamu lakukan demi sekantung uang (dan kamu berpikir bahwa mungkin kamu lah orang jahat yang harus dibunuh demi uang).

Kamu membangun dinding yang memisahkan kamu dengan manusia lain. Kamu menyadari bahwa mereka yang datang kepadamu akan dengan cepat pergi seperti embun pagi.

Kamu berkelana ke seluruh negeri seorang diri. Bergulat bersama sepi setiap hari agar ia mengoyak kamu sampai mati.

Namun, rupanya kamu mengingkari janji untuk sendirian sampai mati.

Di tengah perjalananmu yang penuh sepi, kamu bertemu ia yang baru pertama kali menghadapi kehilangan di dunia ini. Semua yang ia punya direnggut sampai yang tersisa darinya cuma dendam yang buat kamu meringis.

Umurnya masih seujung jari, belum pernah menelusuri setiap celah dunia ini, kamu berpikir bahwa ia hanya akan jadi kerikil di dalam alas kakimu.

Kamu mendorong ia jauh-jauh, sana cari tempat lain untuk berteduh karena aku tidak punya apa-apa untuk mengobati luka-lukamu.

Kamu pernah kehilangan, kamu selalu kehilangan, kamu tidak punya apa-apa untuk membantu ia yang baru saja kehilangan.

Namun, ia bersikeras berteduh di bawah kain pelindung milikmu yang kumuh. Satu bulan perjalanan ia tempuh hanya untuk kembali ke kediamanmu.

Dinding yang kamu bangun bertahun-tahun mulai goyah karena kehadirannya yang mengisi hari-harimu.

Kamu biarkan ia tidur di atas kasurmu, kamu biarkan ia mengikuti perjalananmu. Kamu mulai menerima cuap-cuap yang ia lontarkan di tengah malam ketika kalian sulit tertidur. Kamu membiarkan ia menghancurkan seluruh dinding yang mengelilingimu.

Kemudian, tanpa kamu sadari, kamu lagi-lagi terikat takdir dengan manusia yang meruntuhkan pertahananmu.

Kamu lantas menyadari, ada kepingan cinta yang mulai muncul di sela-sela hatimu. Berpuluh-puluh kasih timbul di ruang terdalam hati yang kamu beri nama ruang kemanusiaan.

Dan tanpa kamu sadari, kamu mulai menjadi manusia lagi.

Kamu berpikir bahwa kamu akan mati sebagai makhluk bengis yang sebutannya bukan manusia. Namun, ketika ia datang ke hidupmu, kamu berpikir bahwa kamu layak mati sebagai manusia.

Kamu menikmati hari-harimu sebagai manusia baru.

Kali ini, kamu menelusuri negeri bersama orang lain. Kamu tidak lagi bergulat dengan sepi sampai mati.

Dan ketika kamu mati, ada ia yang berduka di pemakamanmu. Kamu mati dengan jutaan cinta yang bertabur di atas tanah kuburanmu.
Sebuah kisah tanpa tajuk--ditulis untuk ia yang hatinya kembali dibuat utuh.

— The End —