Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Fahali Machi Mar 2012
seluruh hidup, kau akan berdengung menyanyikan lagu selamat tidur ke telinga ini,

dan di tempat tidur mati ini akan menjadi semua saksi..

suatu hari ku kan memuat sebuah memoar di dalam genggaman tanganmu..diiringi sebuah melodi terputus-putus dan bergetar..

mereka menemukan cinta dan ketenangan seperti mereka belum pernah mengenalnya..seperti sebuah daging yang diangkat dari sinar matahari

mereka menemukan cinta dan ketenangan seperti mereka belum pernah mengenalnya..dan tulisan berakhir tanpa sebuah resolusi..sebuah revolusi

sebuah kesudahan perlahan, meleleh, melebur melalui ruang dan waktu ke dalam diri lagi..kebutuhan sebuah realita akan menjadi hampa..

mereka berteriak kepada kehampaan “oh wahai kosmos, oh cahaya suci!”..

ia akhirnya belajar dari sebuah bayangan tidak hanya pada kegelapan

dan kepada mereka yang tidak percaya pada sebuah proses, kelak akan menjadi akar yang busuk di dalam sebuah kandungan.
erik diskin Jan 2019
perjalananmu pasti cukup melelahkan, bahkan menjadi buta pun bisa melihatnya dengan baik. ini, disini, rebahkanlah kekhawatiranmu yang semakin hari menjadi gusar dalam doa-doa yang tabah. akan kuganti dari setiap amin yang kamu titipkan pada malam diam-diam. hati yang kemarin kamu pertaruhkan untuk menemukanku dalam mereka laut yang kesulitan kamu pelajari siapa Tuhannya, yang telah bersusah payah kamu coba taklukkan.

tidak apa-apa. tenggelamlah sesekali, mungkin lima, teguk pilunya, dan pelajari dengan bijak. pada akhirnya, jiwamu yang diberi nama manusia akan piawai membawa diri. paling sedikit, penjaga yang tahu kapan dan untuk apa waktunya sepadan dengan raga yang tersedia.

aku akan menerima sebutan sialan, menyebalkan! dalam hidup bagai keputusasaan jarum dalam jerami dengan senang hati, malah. setidaknya, kamu adalah pelaut yang cukup handal karena aku, dari jatuh-bangun-tenggelam-terbentur-salah nama dan angkatan telepon yang kesalnya harus diangkat.

bahkan, syukurku akan terpenuhi menjadi sebuah tetes melengkapi lautanmu. aku adalah satu tetes yang akan cukup membuatmu rumpang kapan saja, yang akan kamu kejar dengan bodohnya kapan saja. katakan saja terdengar ganjil. siapa peduli. aku tidak akan menjadi mudah karena aku adalah pembalut kulit dan hati terlukamu dan akan selamanya menjadi tugasku.

namaku lebih dari sebuah harap. aku tak akan pernah dan ingin menjadi harap, sebab payah adalah nama kedua dari harap. aku adalah, “kamu bisa mempunyai bagian besar dari kue ini.” atau, “tentu saja. aku punya alasan untuk mengemudi dengan hati-hati dan kembali.”

namaku sederhana.
sederhana dan akan selalu nyaman.
setelah hari itu yang penuh prasangka dan tanda tanya dari dunia yang kamu kenal dan tidak.
namaku adalah seorang pelindung dan pahlawan yang gigih nafasnya, nama yang ketika rindumu akan lapar dan kehausan menemui pelepasnya.
aku adalah kemenangan dan hadiah kemurahan hati.

rumah.

— The End —