Hello, Poetry
Classics
Words
Blog
F.A.Q.
About
Contact
Guidelines
© 2025 HePo
by
Eliot
Submit your work, meet writers and drop the ads.
Become a member
Gina Sonya
1 follower
/
1.3k words
Follow
Message
Block
Stream
6
Poems
6
Latest
Popular
A - Z
Favorites
6
Poems
(5)
Members
(1)
Gina Sonya
kamu
yang
aku
dengan
dan
akan
untuk
terbang
tidak
ingin
harap
namun
lagi
manusia
sampai
mati
semua
ketika
mereka
tanpa
datang
hari
bahwa
seperti
bisa
jadi
hidup
atas
beri
ini
matahari
baru
mulai
biru
kepada
tak
pagi
ada
berpikir
kehilangan
tanah
cuma
menjadi
kami
dalam
sudah
begitu
mangkuk
masih
mampu
cinta
cerita
setiap
bangun
demi
bersama
orang
lain
sayap
awan
agar
bahagia
jatuh
takdir
menatap
malam
cepat
selalu
banyak
mengikuti
tuhan
undakan
tahu
semoga
kalian
negeri
karena
ruang
kaca
api
satu
berlalu
kali
tempat
pergi
perang
dunia
seluruh
dinding
sepi
punya
sebagai
sedari
sepasang
belakang
punggung
langit
kapas
lepas
mengambang
tawa
menengadah
mirip
semu
gagal
bertaruh
mungkin
terlalu
mimpi
mau
buat
angin
menutup
mohon
kota
kedua
tangan
berharap
bandit
anjing
berisi
takut
hukum
kepalamu
tidakkah
hatimu
nanti
berbagai
hidangan
sini
lontarkan
lakukan
kembali
jika
itu
hadapi
matamu
sanggupi
memberi
rumah
dari
membangun
jutaan
mengisi
bedanya
dendam
diri
menghadapi
ulang
tahun
kepingan
menemui
dirimu
bawah
balada
langkahmu
muncul
berdatangan
memberikan
menit
penuh
tenggelam
sang
surya
kehidupan
embun
gunanya
terikat
bela
hati
harus
bengis
jahat
uang
menyadari
bergulat
tengah
perjalananmu
pernah
menelusuri
hanya
berteduh
biarkan
sadari
kecil
mendambakan
arungi
melintang
bebas
jelajahi
gumpalan
miliki
anganku
melantunkan
pandangan
menimpa
iris
jelaga
kenapa
kicauan
membentuk
kalimat
tanya
tapi
menyuruh
menapaki
timpalku
sedikit
berteriak
tertawa
melingkari
kepalaku
serangkai
gelak
termenung
menjauh
andai
susul
lintasi
berlubang
imbangi
laju
secuil
bimbang
sayangnya
membentang
pandangi
tirai
warnanya
bergeser
abu
siang
diganti
kelabu
pikirku
dulu
mimpiku
belagu
menaruh
pada
berusaha
maklum
berdamai
hantu
burung
adalah
luruh
menyapa
semilir
menerpa
wajah
merangkai
luka
damai
tubuhku
melayang
udara
maka
tinggalnya
jauh
semesta
amat
sangat
menaiki
gemerlap
mengimitasi
kawanan
rentangkan
menjahit
kilau
gemilang
melompat
menantang
kelam
memenuhi
surat
mengutuk
anggap
suara
rakyat
gonggongan
matimu
dikoyak
ketuk
palu
gedung
maling
mengambil
hak
dosamu
terampuni
sedang
digantung
malu
wahai
nuraninya
saru
dosa
mencabik
sepanjang
waktu
perlu
kutanya
pun
jawabanmu
pasti
busuk
tubuhmu
terkoyak
debu
tergantung
jiwamu
membusuk
neraka
menyambut
saat
memori
sebuah
fictogemino
tertata
rapi
piring
duduk
menghadap
meja
makan
kerutan
ujung
bibir
tahan
senyumku
bersamaan
pujian
upaya
hadir
berani
menanti
tata
sajikan
makanan
terbaik
menyambutmu
bukalah
sekali
lantunkanlah
hangatmu
untukku
warisi
melepas
penat
tanamkan
moral
jauhkan
aral
tambahkan
isinya
inginku
terus
abadi
puisi
serta
hal
ringkih
mudah
hangus
dilahap
oleh
terpaksa
berhenti
menyisakan
kenangan
bertambah
kobaran
sunyi
nyala
meretih
lirih
buruk
membangunkan
menata
segera
berakhir
terkumpul
seiring
waktumu
terhimpun
babak
balik
lihat
berjuang
segenap
bantalmu
jalanmu
mulus
susah
sering
menyandung
menolak
sekarang
hadapanmu
bertarung
tetap
tangguh
makin
tangguhlah
mengiringi
tapak
pijakanmu
menemani
selamat
pemenang
keberadaanmu
pendar
menggiring
bernyanyi
seumpama
membangkitkan
teduh
mengusir
peluh
punggungku
menyimpan
pupuk
tekun
utuh
kalut
pikiran
bersamaku
seharusnya
berpendar
seharian
tentunya
meniru
siklus
terbit
milik
lembayung
menaungi
angkasa
meninggalkan
melarungkan
duka
melalui
tajuk
singgah
lebih
lalu
paham
betul
pedih
perih
antar
dinasti
jalani
cukup
pelajaran
tentang
keji
kelahiranmu
sepenuh
hancurkan
tulang
benulang
lawanmu
tebasan
setipis
hasil
dapat
hanyalah
kais
apa
kayu
ayahmu
runtuh
toko
wijen
daging
depan
rumahmu
ikut
tersayat
penglihatanmu
keluargamu
airmu
melebur
sialnya
setelah
melanjutkan
pasca
seindah
negara
barbar
keringatmu
tetaplah
sisi
membuat
melumuri
darah
sekantung
lah