Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Aug 2017
My head is a bay. The memory of you like the waves that swarm when the wind switches and the whistle of the ship is sounded. The longitude lines fall on a map, the navigation is helpless when I'm bowed in the presence of your eyes. That eyes which was made from the rainy season.

Your ships contain anxiety, vulnerable content, whereas love is a minor deviation from a cruise line. I am the dock for you. Anchored and wake the seagulls. For a long time no one leaned, or just reminded that the sea is not always blue.

Anchored and wake me up. Because your whisper is more patient than the air that hit the masts. Your presence is the reason why light is never lost at the top of the lighthouse.

Anchored and wake me up. Because the best morning is when my longing is covered with your eyelashes, my sleep is overgrown with black dots that hold your lip line, my vanish is ****** in a trough hidden behind your soul.

Wake me, with the most desolate shaking you have.
(The original version - Indonesian)

Amy, 2

Kepalaku adalah teluk, ingatan tentangmu bak ombak yang meriap saat angin beralih dan peluit kapal dibunyikan. Garis-garis bujur gugur pada selembar peta, navigasi tak berdaya tatkala aku tertunduk di hadapan matamu yang terbuat dari musim hujan.

Kapal-kapalmu berisi kecemasan, muatan yang rentan, padahal cinta adalah penyimpangan kecil dari sebuah jalur pelayaran. Aku adalah dermaga untukmu. Menepilah dan bangunkan burung-burung camar itu. Sudah lama tak ada yang bersandar, atau sekadar mengingatkan kalau laut tak selamanya biru.

Menepilah dan bangunkan aku. Sebab bisikanmu lebih sabar dari udara yang membentur tiang-tiang layar. Kehadiranmu adalah alasan mengapa cahaya tak pernah hilang di puncak mercusuar.

Menepilah dan bangunkan aku. Sebab pagi terbaik adalah ketika rinduku dijatuhi bulu matamu, tidurku ditumbuhi titik hitam yang menahan garis bibirmu, lenyapku adalah tersesap dalam palung yang sembunyi di balik jiwamu.

Bangunkan aku, dengan gemetar paling sunyi yang kau punya.
Jamil Massa
Written by
Jamil Massa  32/M/Indonesia
(32/M/Indonesia)   
Please log in to view and add comments on poems