Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Noandy Aug 2016
Sebuah renungan untuk kesukaan yang aneh.

Prang

Ia suka mendengarkan suara kaca pecah. Kadang-kadang, suara beling atau cermin. Itulah sebabnya ia sering kehabisan gelas di rumah. Saat sedang gusar hatinya, ia sengaja mengambil satu atau dua gelas untuk dijatuhkan. Suaranya renyah dan cantik. Ia membayangkan berbagai masalah yang ia hadapi berubah menjadi sebuah gumpalan besar yang akhirnya mendobrak tempat ia dikurung bebas dan selanjutnya merasuki orang lain. Ia tak akan memikirkan kegundah-gulanaannya lagi. Apabila sudah terdengar *prang
, tak ada lagi yang perlu dikhawatirkan.

Ia sadar kalau itu kebiasaan yang buruk. Orang-orang disekitarnya mencercanya. Berisik, kata mereka. Ia tidak melakukannya karena ia suka memecahkan barang. Ia lakukan hal itu karena ia suka mendengar suara kaca pecah yang berhamburan kemana-mana. Ia juga tak sering-sering amat melakukannya, hanya sesekali. Terkadang malah tidak sama sekali.Tentu saja, ia tak ada maksud mengganggu orang-orang di sekitarnya.

Kata-kata pedas itu membuatnya ingin mendengarkan suara kaca pecah lagi. Tapi ia tak dapat melakukannya. Ia tahu melakukan itu hanya akan membuatnya dihujat lebih parah.

Ketika terbangun di subuh yang dingin, ia mendapati suara kaca pecah berkali-kali terdengar. Prang prang benar-benar membuatnya tenang. Sepertinya otaknya sudah merekam suara menggeletar itu dan memutarnya begitu saja tiap hatinya gonjang-ganjing.

Sayangnya bebunyian itu tidak berhenti. Ia terus mendengar prang prang bahkan ketika matahari tepat berada diatas kepala dan prang prang prang lagi ketika maghrib tiba. Prang prang prang prang. Prang prang prang. Prang prang prang prang prang prang prang, prang prang, prang prang prang.

Prang prang yang ia nikmati mendadak menjadi sebuah suara yang membuat keringat nya, prang, mengucur deras.
Prang prang prang prang tetap tidak berhenti meski hari silih berganti. Ia terheran, apakah orang lain juga dapat mendengar prang prang prang atau hanya ia saja?

Sudah hampir dua hari prapraprang terus berlanjut. Ia mencoba keluar rumah, mungkin suara itu ada di dalam rumahnya saja. Dan benar, saat ia keluar rumah, tidak ada satupun pranggggggg terdengar.

Tak ada tetangga yang menunggu di depan rumahnya dan memprotesnya.

Yang ada hanya  jejeran rumah-rumah tetangganya yang hampir semua kacanya  hancur lebur karena di lempari batu, dan saat ia melongok ke dalam, para penghuninya telah telungkup dengan kepala bocor.

Ia lari tunggang langgang kembali ke rumahnya, dan prang.

Prang lalu berubah menjadi gedebuk dan suara yang dahulu menenangkannya kini menghabisinya.

Wanita bertubuh gemuk yang tinggal beberapa langkah dari rumahnya itu benjol kepalanya. Ia membawa sebuah vas porselen yang kini hanya berupa pecahan-pecahan saja setelah digunakan untuk menghantam kepala si pecinta prang.

“Dasar ngelamak, diingatkan malah menjadi-jadi. Setan kamu ya, semua orang kau lempari rumahnya prang prang prang hanya karena protes berisik.”

Ia tak tahu apa yang terjadi. Bunyi yang terakhir di dengarnya hanyalah prang. Cercaan si gemuk tak dapat lagi ia dengarkan. Darah dari kepalanya yang pecah—bocor—menggenang di teras rumahnya. Semua orang pasti senang atas kematiannya. Mereka tak akan mendengar prang prang prang prang lagi. Sedangkan ia, tak tahu apa yang terjadi dan mengapa kepalanya dihantam begitu saja.

Yang ia tahu,
Ia suka mendengarkan suara kaca pecah,
Lalu orang-orang mencibirnya, ia tak dapat lagi melipur penatnya.
Dan karena itu,
Aku jadi suka memecahkan kaca untuknya.

Prang,
Sayang.
martin Jan 2012
First bump, tree stump
Second ding, one of those things
Third scrape, didn't concentrate
Whoops, bang, fourth prang
Better get a brain scan.
Keith Ren Jan 2014
Pritzle-prang and maple dots,
cafe laughter-doon,
the other-spike of apres-lots
sleeps til half past noon.

I'm lost in fortune reading fairs,
the merry scent of loss,
don't share the fours with Aldebarks,
he vents the gainers toss.

Regard the ring with slower-stares-
the dwarven clowns at play,
the toffee apple wrestle fit
makes ache, a night for day.

The painted lips, the glower lakes,
some girls, for sell, for rye,
no chance to take, Ms. Rosenhips.
I'll leave the half-sheets dry.

So sickly-sweet with menalgaze,
with waste, with fear, with fleas.
No elephants, to drag me through.
This circus is not for me.
****-zip-bang shenyang ang;
Mang mangue flang hang prang pang;
Pinang lalang unhang kang youth defang khang;
Marang schlang gang wolfgang ying-yang xuanzang.
Klang sea get wrang.

Sang tsang li-kang gangue langues.
Thang drang crang tang harangue sprang zhang shang siang whang strang hang verdinsgang chuang;
Brang lang nang bhang xiaogang mahuang durang huang.
Hange hsiang und;

Zang rang kuomintang ourang section gang hang.
Krang pahang boomerang fang guilt;
Spang gang;
Hangsang xinjiang tunkelang slang tangue nanchang clang chang bangue vang ziyangbaoguang hwang pang the tsiang alang dang ylang-ylang.

Tang liang.
Overhang langue pyongyang.
Cangue sangh mustang stang frang yang lange kukang farang **** care sturm t'ang;
Zamang drang chiang road a jang;
Michael Oct 2018
Is it enough that I am me?
Am I really all I can be,
Is there more,
Or am I less.
Do I really have limits,
Or just boundaries to test?
I strive to be better,
But achieve stagnation.
Is this mediocrity really cause for celebration?
I judge me and I do not pass,
The strength of my heart is brittle like glass.
My soul weeps with pain,
Will it last?
Or is it just another flash in the pan,
A prang in my heart.
Weak and strong at all times

— The End —