Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
ophelia Jan 2019
indahnya kota jogjakarta pada malam itu
tidak seberapa indah dengan
binar mata
dan senyum lekuk bibir mu
pada malam itu,
bising klakson mobil pada kemacatan malam itu bahkan bukanlah perihal yang menggangu. nyaman, bahkan bagiku semua tenang.
teringat jelas bagaimana kita menelusuri kota jogja sambil mendengarkan lagu saat kau menggengam tanganku erat, bagaikan takut kehilangannya.
untukmu Tuan,
sosok yang selalu memberikan ku kehangatan di malam hari disaat semua bergetar kedinginan.
tubuh dan ragamu yang amat ku kasihi,
terima kasih sudah memperlihatkan indahnya dunia yang pernah jahat ini.
padamu Tuan,
aku mengundangmu untuk sejenak meletakan kepala mu dibahuku dan menikmati malam yang indah, berdua.
ophelia Jan 2019
rindu berarti merangas,
kehausan akan tubuh itu
mulut ku gersang lalu bisu,
tidak dapat mengucapkan bahwa tubuhku ini haus akan tubuhmu yang sudah berpaling berjalan jauh.
Lalu, harus diguyur air apa raga yang sudah kering ini?
Atau, biarkanlah saja rindu merangas menggerogoti raga hingga tubuh tak berdaya
Ya sudah, biarkanlah mati dan di kubur hingga kau bersedia kembali membasahi lagi di atas tanah saat semua sudah sia-sia.
Merinda Jan 2019
Hey buddy
Engkau yang tak pernah mungkin kembali
Kau yang membuatku terjebak dalam sebuah ironi
Kita dihadapkan dengan sebuah hukum pasti
Semua yang terlahir pasti akan mati
Pada masanya
10 tahun penuh makna
Bersamamu ku dapat melihat indahnya dunia
Ya, indahnya dunia
Walaupun sekarang engkau sudah di alam baka
Dan sosokmu hanya tergambar dalam sebuah berkas kamera
Kehadiranmu kala itu bak seberkas cahaya
Yang membuatku tetap ingin bertahan di tengah ketidakadilan dan penindasan yg bermakna
Di saat aku tidak bisa lagi melihat sisi baik 'manusia'
Ketika aku pulang dari kandang ilmu dengan penuh tangisan
Seakan engkau menanyakan 'apa yg sedang terjadi?'
Ketika aku hanya ingin berhenti
Berhenti dari segalanya
Bahkan untuk sekedar bersinggungan dengan udara
Engkau seakan tak rela
Aku tak pernah ingin mengulang waktu
Walaupun itu bersamamu
Waktu yang begitu berat bagi hidupku
Waktu yang membuat semua yg kucita-citakan seakan tabu
Waktu yang telah membentukku sebagai sosok pemalu
Malu dalam segala hal
Bahkan terlalu malu hanya untuk sekedar mengatakan 'aku'
Aku hanya ingin menambah waktuku bersamamu
Agar aku bisa membagi kisahku denganmu
Aku yang sudah bisa pergi jauh
Yang sudah banyak mengenal Medan baru
Yang sedikit banyak telah mendapat penerimaan waktu
Dulu, saat aku jatuh
Engkau selalu ada didekatku
Dengan untaian kata motivasi dan semangat alamu
Tapi, di usia rentamu
Aku terlalu peduli dengan sibukku
Hingga ku lupa hanya sekedar menyapa keadaanmu
Entah apa yg ada dipikirku
Sungguh egois memang
Tapi, apa mau dikata
Semua telah tertulis rapi dicatatan-Nya
Aku hanya bisa menjalankan
Dengan tetap menjagamu dalam lamunan
Oka Jan 2019
Melihatmu melukis warna
Merah cerah dan jingga
Mengangkat kedua ujung bibir
Membawa bahagia dengan sihir
Namun kini bukanlah yang lalu
Melihatmu menyobek raga
Merah darah dan infeksi
Menggebuk harapan memfana
Mengenakan topeng yang berseri
Favian Wiratno Jan 2019
Halo Januari, Kita bertemu lagi.
Dimana kasih sayang telah terganti
Cinta lama sudah tidak punya arti
Senyuman lama tidak ada lagi
Halo Januari, Kita bertemu lagi
Semoga tahun ini cinta kembali bersemi.
Happy New Year everyone!
Favian Wiratno Dec 2018
Malang; Biarkan aku bercerita,
tentang anggun nya malam kala kita bersama.
Dua insan yang terlihat saling suka.
Tertawa lepas tentang angan yang berkelana.
Menyanyikan lagu kesukaan yang ternyata sama.
Berbaring dan saling tatap.
Menyadari cinta selalu ada.
Trilogi dari 3 Puisi (Part 2)
Favian Wiratno Dec 2018
Semarang; Disini aku merindukanmu.
Katanya tidak ada penyesalan
Nyatanya memang tidak ada harapan
Malam semakin menyeramak,
Pasangan muda-mudi makin memadat.
Bersemara di Semarang katanya.
Biarkalah dia pulang,
Lalu kembalilah setahun kemudian,
Sambil membawa sepercik senyuman sejuta luka.
Trilogi dari 3 Puisi yang dipost 3 hari kedepan. (Part 1)
Favian Wiratno Dec 2018
Jawa Timur, Malam ke 22.

Diantara sela-sela lampu kota Madiun; Diantara suara bising motor, diantara kelap-kelip kelab malam, dan diantara gelapnya malam.

Sungguh, dimanakah kita jika masih bersama?
Sungguh, pengecut mana yang berani mengungkapkan kesalahanya?
Sungguh, dimanakah cinta saat kita berdua membutuhkanya?
Next page