HelloPoetry
Classics
Words
Blog
F.A.Q.
About
Contact
Guidelines
© 2024 HePo
by
Eliot
Submit your work, meet writers and drop the ads.
Become a member
ZZ
22/F/Jakarta, Indonesia
0 followers
/
857 words
Follow
Message
Block
Stream
13
Poems
13
Latest
Popular
A - Z
Favorites
1
ZZ
yang
aku
kau
tak
itu
dan
dari
tapi
apa
ada
karena
mana
saja
kita
bukan
ini
malam
hanya
merah
ingin
tau
tahu
akan
rasa
tandus
putih
hap
bisa
kenapa
tanah
lagi
hati
sulit
hangat
waktu
perihal
juga
kaki
sebuah
lebih
kali
kata
jurang
dia
menangis
sini
bunga
kadang
lakukan
mungkin
mau
berusaha
cuma
kucoba
tiap
biji
sekedar
disana
doa
ketika
perlu
pada
emas
kembali
diatas
sekarang
saat
dalam
kuharap
mata
sana
diam
harapan
dengan
api
manusia
selalu
dirinya
marah
banyak
tumbuh
manisan
pernah
untuk
bintang
mati
entah
rindu
segala
atau
enggan
penuh
hitam
sisa
bulan
mulai
hampir
jadi
sedang
awal
bahkan
lupa
hal
tanpa
agar
mistake
demi
sekali
ketidakmungkinan
kosong
masih
berpikir
semua
dekat
tidak
kepalamu
mendera
sudah
wangi
ilahi
diluar
tangis
berani
kapur
menumpuk
maaf
kaulah
tempat
membelai
memperlakukanku
mengasingkanku
tumpah
warna
menjauh
rasanya
mengangkat
betapa
hingga
bergeming
saking
peduli
rindumu
kamu
pasti
kelihatannya
mengerti
memilih
telah
dimulai
didepan
samar
senja
bermain
buruk
mobil
menjaga
bocor
memori
mengukir
walau
kugumamkan
adalah
bersua
kerelaaan
daan
datang
mendatang
malah
siksa
seberapa
bersama
menghisap
memerah
sekenanya
jatuh
menciptakan
satu
belum
tulang
berdusta
matanya
sekuat
duduk
suci
april
tetiba
susah
pejamkan
memaksa
dikurung
berharap
dingin
rabbi
memendam
menyalahkan
butuh
mendekapmu
mencari
adanya
dekapan
mawar
menimbulkan
antara
ingat
mencoba
hening
bebenah
rasakan
tuhan
patah
dibawa
raungan
kaca
berserah
membakar
pakai
kuminta
gagak
terbang
tentu
hari
terus
paling
seperti
pasrah
melati
melihatku
lain
sampai
ternyata
memandangimu
jemari
menelur
diri
jangkrik
malaikat
isi
kedengkian
kuat
sakit
saatnya
waktumu
menungguku
melepaskan
setiap
mengkhianatimu
kurasakan
terhanyut
menyusun
menikmatinya
undoubtedly
tercipta
direnungkan
ceroboh
kini
payah
menanyakan
punggungku
cobaan
menerka
tergelincir
membuat
memohon
suka
kaya
hangatnya
sendiri
baris
bubungan
datangi
paruh
kusadari
dibalik
redam
darahmu
nanti
boleh
peluhnya
ruang
sebelum
terdengar
membuatmu
gemetar
buah
langkahmu
abaikan
diantara
hebatnya
memanggil
baru
angin
kubuat
menjawab
suatu
subur
kekuatan
rupa
hadapi
awan
tegur
ikhlas
tuk
cinta
memang
sesak
membuncah
ditengah
hadir
mustahil
tuanya
kekasihnya
lembah
sengaja
terbiasa
mematuki
takut
ruby
sayang
lapang
will
napasku
hidupnya
menguatkanmu
sama
tiada
berjumpa
seluas
bentuk
bayang
melambai
letaknya
kegirangan
harta
emaslah
dulunya
terlalu
kubutuhkan
menahan
jauh
setelah
melukaiku
visioner
teringat
benci
menyeretku
kubilang
tengkukmu
hatimu
sambil
disini
kuburan
kepasrahan
harap
membedakan
keserakahan
kecemasanmu
tetap
mencoret
padamu
jika
dibawah
kakiku
berenang
legam
ejekan
sementara
mampu
teritorimu
bilik
duniawi
knalpot
sebrang
takdir
sepi
mengizinkanku
pikirkan
kuingin
darah
seberang
lisanmu
kusewa
diamlah
belikatku
darimana
kecuali
ditangkap
suara
datangnya
bibir
pula
menjadi
jiwa
wujudnya
kepala
mencacimu
diinginkan
ketulusan
mengajakku
menghapus
dimanakah
pantaslah
mulanya
sunyi
bayaran
membuatku
masa
merekah
mengelus