Hello Poetry
Classics
Words
Blog
F.A.Q.
About
Contact
Guidelines
© 2024 HePo
by
Eliot
Submit your work, meet writers and drop the ads.
Become a member
Penunggang badai
20/Androgynous/Indonesia
1 follower
/
1.4k words
Follow
Message
Block
Stream
8
Poems
8
Latest
Popular
A - Z
Favorites
1
Penunggang badai
yang
dan
kita
aku
dengan
adalah
untuk
dari
begitu
tak
bahwa
kau
waktu
sebuah
mulai
itu
hujan
ada
dalam
kata
pada
karena
menjadi
pernah
hanya
judul
ruang
tidak
ini
benar
saling
lalu
akan
telah
semua
apa
mungkin
bahagia
saja
diri
kuasa
juga
tempat
tanpa
hati
buku
rasa
kedai
menuju
selalu
sadar
arah
sang
terus
sendiri
atas
ketidaktahuan
mereka
satu
meninggalkan
berjalan
banyak
ingatan
berusaha
memeluk
hari
sama
sebagaimana
menantang
cerita
baik
seperti
masih
cara
memandang
agar
cahaya
perihal
segala
sedih
jauh
mata
harap
lapang
kian
bersama
oleh
kepala
hal
merasa
ide
mencoba
masa
meski
hidup
dirinya
soal
karenamu
manusia
berlalu
lagi
bumi
yakin
demi
wangi
malam
langkah
rumpang
bagai
asa
menuntun
kali
pikiran
berputar
semestaku
mengartikan
berbeda
bacaan
akhirnya
semesta
lama
harus
memaksa
seolah
tenggelam
berhak
merindukan
berserakan
kuliat
tersenyum
sikap
tahu
erat
manis
malah
berdua
paling
bersamanya
titik
pemimpin
abadi
biarlah
bukannya
angin
koma
enggan
kenangan
setitik
sesekali
temu
sebelumnya
acuh
wahai
belajar
usaha
sudah
tentu
melihat
tujuan
tebal
berhenti
berteman
takdir
saat
gelap
negeri
rampung
dia
jatuh
jalanan
keresahan
makin
memilih
rendah
jok
jangan
menulis
suara
ditengah
badai
malu
karsa
disetiap
mengambil
mimpi
ego
rasanya
kisah
kalah
didalamnya
atau
sepi
sempit
imaji
merdeka
pergi
kini
lupa
hingga
hadir
bagiku
karenanya
pasti
intuisi
bentuk
kembali
sedikit
melanjutkan
runtuh
serta
font
mewujud
tentang
jiwa
gerak
menguatkan
sampai
kesan
tugas
air
melankoli
sunyi
termasuk
membuang
berbalas
membasahi
hampa
khidmat
coba
berpikir
diperbuatnya
peran
titah
barangsiapa
hatimu
kursi
pikirannya
membiru
aristoteles
kokoh
dua
isyarat
rangkul
kopi
dipandang
andalanmu
bahan
rencana
membuktikan
tenteram
tuk
bahkan
nelangsa
merayakan
merangah
sesampainya
ahh
kutipan
membekukan
pendiam
kedatangan
pamungkas
maupun
menyeimbangkan
mengaburkan
jelas
identitas
kalut
duduk
padahal
sok
biar
congkak
menyalakan
tua
menolak
suasana
harta
ditiup
dipikiranku
perpisahan
baginya
kejahatan
kagum
terbebas
candra
membawa
aha
rindu
senyum
pula
harapan
hendak
kejatuhan
sepasang
dinding
membawamu
bersiaplah
percaya
entahlah
dalang
beradu
mendengarlah
keniscayaan
debu
kala
batas
suka
bersarang
menggrogoti
bangkitlah
diskusi
rintik
ayahku
sejalan
kuyakin
hitam
adiksi
namun
sepertinya
memilihnya
terbatas
merapal
permisi
sirna
sabar
kalian
mesti
kontras
mendambakan
datang
sebab
anak
lantas
seisi
turut
menunaikan
kepatutan
membersihkan
dilirik
sepenuhnya
alur
akal
keping
kegelisahan
mempengaruhi
sementara
berpisah
mati
memang
cemas
berlagak
biasanya
kutengok
tetap
malaka
menghentakkan
doa
paragrafnya
dimimpikan
beradaptasi
memberi
pembaca
menikmati
saksi
lemah
caraku
bak
lahir
turun
diciptakan
diluar
sesuatu
aditokoh
telepon
hadirmu
setelahnya
memikul
tanpamu
keluar
disulap
menebas
dulu
tingkah
memiliki
perlahan
petualangan
dada
mengandung
berharap
bakar
meja
judulnya
lihatlah
menatap
biru
laun
terbakar
bias
kabar
semuanya
menjalankan
lelah
teracuhkan
membuat
kacang
menghindari
hadapi
menyerah
terpatri
kulihat
atap
tunduk
tetiba
ibu
digunakan
utamaku
kedalamnya
adanya
dirantai
mantra
laut
jadilah
nan
sebagai
patah
pertama
tersapu
kutau
size
bagaimanapun
mewakili
tulisan
mengobrol
selamanya
keberanian
miliki
melekatkan
dulunya
berjuang
membelenggu
menjadikan
langit
tertata
bergegas
jendela
menanggalkan
membacanya
mendengar
engkau
melempar
terbang
petrichor
kelam
rinainya
pas
ucapannya
diantara
ditemani
tertahan
kenyataan
serumpun
pun
menanti
sesal
upaya
bergerak
masyarakat
aneh
pemikiran
semoga
depan
memenjarakan
mengajarkan
meminjam
membatasi
menyayangimu
diasingkan
menjinak
sejadinya
merencanakan
salah
melantunkan
raga
sekantong
rapi
muka
bangun
ketika
perjalanan
berpendar
menggiring
lambat
bangkit
memujiku
ambisi
bergemuruh
garap
keselarasan
merindumu