Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Gymnossienne Jul 2014
Tenggelam dalam riak nafasmu
Bagai ombak bertalu-talu di tepian kalbu
Terbuai oleh lantunan irama kehidupan
Bersenandung dibalik kerangkeng iga

Aku perahu di lautan luasmu
Tanpa dermaga yang hendak ku tuju
Hening malam tak kuasa membungkam
Detak yang berteriak memuja semesta

_________

*Engulfed in the ripples of your breath
Tides pulsing at the shorelines of soul
Lulled by the chanting rhythm of life
Strumming against the rib cage

I am a boat in your vast ocean
Without a harbor to go to
The silence of night can't hold in
the heartbeats that bellow praises to universe
NURUL AMALIA Nov 2018
gelap malam membuka mata
hening pikir ku meraba cinta
begitu banyak lembut dan kasar
setajam sembilu selembut sutra

angin bertiup menghempas debu
debu kasar debu halus
cinta kasih yang ku tuju
tibalah aku pada dirimu
T.S
Aridea P Jul 2012
Palembang, 26 Juni 2012

Kini waktu telah berhenti
Juga denyut nadiku
Juga detak jantungku

Sekarang hanya tinggal aku
Dengan penyesalanku
Juga kesalahanku

Hari ini aku hanya di dalam
Dalam tempurung
Di belakang batu, terkurung

Apa yang ku tuju
Tak pernah sampai
Tak pernah bergerak

Hanya berlalu
Tinggal bekas kesia-siaan
Aku di sini lagi, tersesat
Tak mampu kembali
Aridea P Mar 2017
Palembang, 27 Maret 2017

aku pernah bermimpi tentangmu
kamu menggenggam erat tanganku
menuntunku ke tempat yang belum pernah ku tuju
sesaat kau hilangkan semua perasaan sesak dihatiku
kita bergandengan berdua, ya, di dalam mimpiku
kamu begitu tampan sehingga ku tak bisa berpaling memandangmu
kamu seorang yang belum pernah ku temui sebelumnya
kamu yang membuatku teringat kembali rasanya jatuh cinta
kamu menghargai setiap aksiku
kamu memandangiku bak perhiasan yang berharga
kamu jua lah yang membuatku berharap ketika ku kembali ke dunia nyata
Amira I Aug 2017
Tak pernah terbayang olehku,
untuk bertemu denganmu.
Tak pernah terbesit dalam pikiranku,
untuk jatuh hati padamu.

Semua terjadi tanpa ada yang bisa mengira.
Semua terjadi begitu saja.
Tanpa ada paksaan.
Tanpa ada taruhan.

Percayalah kasih,
semua lagu yang kau suka,
semua bintang yang kau sapa,
dan rumah yang kau tuju
Itu aku.
Kita memang bagai dua pendatang,  
Belum pernah bertemu, hanya dalam bayang,  
Aku mencoba mengurai segala rasa yang tertinggal,  
Walau mungkin pesan ini tak pernah sampai ke ruang hatimu yang menghilang.

Kisah ini bermula dari obrolan sederhana,  
Bergulir pelan, hingga jadi cerita yang tak terduga,
Beralih ke percakapan yang tak pernah ada reda,
Obrolan panjang, enam jam tiada jeda.

Seiring waktu, rasa itu bertumbuh,  
Aku melihat dirimu sebagai sosok yang merengkuh,  
Membuatku merasa aman dalam peluk cerita,  
Tapi, ah, salahku menaruh harapan pada sosok yang fana.

Kamu seorang asing, namun memberi sinyal ganda,  
Terkadang dingin, namun datang lagi membawa asa,  
Menghilang, datang lagi, hatiku tak karuan,  
Seperti naik turun dalam perjalanan yang tak terarah.

Mencoba tenang, tak berharap banyak,  
Tapi perhatianmu muncul lagi, buatku lemah,  
Aku tak bisa menebak, apa maumu sebenarnya,  
Aku melihatmu sebagai pria, bisa lihat aku sebagai wanita?

Bukan aku yang kamu tuju,
Bukan aku yang jadi rindumu,  
Namun terukir sudah warna dalam singkat waktu,
Dalam kesendirian, aku tetap kokoh dalam ruang waktu.

Kamu yang penuh dewasa, tawa yang menawan,  
Batasanmu, pendapatmu, semuanya berkesan,  
Aku tetap merindu meski sering sendirian,  
Mungkin kamu, si asing, adalah pelajaran dalam setiap perjalanan.
Sudah 1 tahun lebih lamanya tidak menulis. So, enjoy! hanya sebuah tulisan yang sedang terpikirkan✌🏻

— The End —