Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
el Aug 2014
ada kalanya dimana aku akan duduk tersungkur di pojok ruangan
memandangi selembar foto dirimu
tersenyum bahagia disebelahnya
kau sangat cocok bersamanya
bahkan, tangan yang dulu rasanya pas disela-sela tanganku itu
terlihat lebih cocok bersamanya dibandingkan denganku

sudah beberapa kali aku mencoba untuk merelakanmu tanpa pernah memilikimu
ikatan batinku terlalu kuat
tidak bisa begitu saja aku melepasnya
4 tahun bukanlah waktu yang sebentar, bukan?

aku sudah tidak menunggumu pulang lagi
karena aku tahu
kau tidak akan pernah pulang lagi kepadaku
dan aku harus belajar melepasmu
Aridea P Jan 2012
Jakarta, Minggu 5 Maret 2009

Pikiranku sakit
Aku tak tahu harus berbuat apa
Ingin ku kirim selembar surat untuknya
Tapi aku tak mampu, aku tak bisa

Karena aku hanya sendiri
Tak ada satupun yang membantu
Aku bingung, aku sedih
Aku menangis di sini... sendiri

Ku hanya menunggu datangnya keajaiban
Apakah itu akan terjadi?
Aku pun tak yakin
Tanpa usaha dan pengorbanan
Keajaiban takkan pernah datang
Dalam kerlap kerlip dunia malam
Debuman musik keras menggema dalam telinga
Menggeliat diantara tubuh para adam
Mengumbar buah dada
Menebar wewangian erotis
Menarik para lebah mendekat
Jalang bukan sembarang jalang
Mendesah indah hanya bermodalkan tubuh molek
Selembar uang sengaja tersangkut dalam lingerine
Senyuman diberikan
Membuat libidoku tak terbendung lagi
Mengoyak pakaian minim yang menghalang akses untuk menjelajah tubuhmu
Kau mendesah lagi
Melodi indah mengiringku menuju surga dunia
Peluh yang menyatu malam itu menjadi saksi
Betapa indahnya tubuhmu bak bidadari
Kuhantam titik titik nikmat dalam tubuhmu
Kau bernyanyi, nyanyian erotis terindah yang pernah kudengar
Kutatap wajahmu, rona merah dan peluh menyatu
Wajah sempurna
Penglihatanku berkabut
Sekelebat cahaya putih menyilaukan terlihat
Ketika kita bersama menikmati indahnya surga dunia
Benih benih janin tak sanggup kubendung lagi
Kau pun mendesah lagi
Ah, kau memang bukan sembarang jalang
Nara S Aug 2022
Merindu itu tidak indah
Yang indah adalah bertemu
Setelah lama tak bertukar gundah
Didalam rangkulan saling mengadu

Merindu itu tidak indah
Yang indah adalah bertemu
Setelah lama tak bersentuh
Dibawah selembar kain saling menjamu

Merindu itu tidak indah
Yang indah adalah bertemu
Setelah terdengar lafalan khitbah
Sah tak lagi jadi sekedar tamu
Selesaikah rindu dan berakhirkah sedu?
NURUL AMALIA Aug 2017
Untukmu selembar kertas
Tidakkah kamu pernah berpikir
Ini tak semudah ketika aku menggambar garis atau titik
Ini lebih rumit dari pada gulungan tali
Aku bahkan tidak bisa membuat sketsanya
Tapi aku coba merangkai kata demi kata
dengan pena kesukaanku
Itu semua adalah mimpiku
mungkin hanya Dia dan kau saja yang paham
aku menulis semuanya, sederhana saja
namun ku tahu itu tak akan cukup
selalu kuselip dalam doa semua harap
Aku hanya percaya..
suatu hari, suatu saat
mimpiku yang pernah ku pahat akan terwujud
Nita Nov 2020
Segelas susu cokelat panas
Selembar roti tawar
Ritual pagi sebelum berkabar
Embun hingga petang
Lara hingga ria
Tanggal muda hingga tua
Pertanyaan dari Ibu masih sama, bagaimana cuaca hari ini?
- Aku jawab, cukup berawan.

— The End —