Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Megitta Ignacia May 2019
Lunas sudah
selepas kutelusuri
segenap
frekuensi relatif
tak bersisa
aksiku menghadang dirimu.

Bukan khayal
angsa anggunku
satelit jiwa kala lampau
heranku dibuatnya
gamblangnya usaikan
cerita.

Benarkah
kesembronoanku?
Dambaku, kau tanya nalarmu.

Buram rekamanku
namun tak lagi
ada inginku berceloteh
per kau lempar ke kolong
tak beri sela kompromi.

Mustahil pudarkan rasaku,
hanya pikiranku,
luruh binasa.

Setakar janjiku,
ini kali terakhir aku datang padamu.

Makasih ya
Kini, aku berhenti mengugat
walau tanganku bergetar pelak
Tuhan buat yang baik menyeruak
kutenang, tak lagi koyak,
toh jika baik, kembali dipersatukan kelak.
demikianlah.
akhirnya kulepas juga genggamanku.
210519 | 14:42 PM | meja kayu bundar
Setelah berdoa sepanjang malam dan pagi, akhirnya memutuskan kirim pesan lewat nomor baru, nothing to lose. Aku tak akan pernah tenng kalau tak begini, akan kuusahakan apa yang kubisa, daripada diam menunggu & menebak-nebak apa yang ada di kepalanya. Janjiku, ga masalaj jika hasilnya bukan seperti apa yang kuhendaki, yang penting udah kucoba perjuangin. Untuknya yang memilih menjauh, kenapa bergegas segitu cepat? kamu pakai ayat-ayat kudus menyakitkan, karena akupun menyerahkan semuanya ini ke tangan Bapa yang mengirimu padaku. Kali ini, ini yang terakhir, aku doakan yang terbaik bagimu. Makasih untuk 7 tahun ini, agar kau tahu sampai saat ini hanya kamu yang kubiarkan masuk ke pintu kehidupanku I put 110% jiwaku ke kamu, di bali ini kalo aku liat makanan enak aku mikirinnya kamu, gimana caranya biar aku bisa buatin itu buat km pas berkeluarga, walaupun mungkin sebaliknya aku justru suam-suam kuku di semestamu. Sampaikan salamku pada keluargamu, aku pamit, maafkan apapun kesalahnku padamu. Semoga suatu saat nanti pintu silaturahmi yg kamu tutup itu, bisa jadi baik. Entah.
Megitta Ignacia May 2019
Us
Raguku telah kau hapus
Namun bungkammu sendiri yang membuatmu mampus
Tak terkesan serius
Mana kutahu kau mau berlabuh atau lanjut terus
Kamu kira aku jenius
Kau saja telah berhenti mengurus
Tiada perhatian, peduli, ataupun aplaus
Gelagatmu tandus
Payah kau, si rakus
Secuil sesal ini membius
Sayangnya tak ada rumus
Hanya bersisa putus
Ah sudah pupus
Tak mau lagi ku terjerumus
Kamu tetap jadi kultus
220519 | 2:54 AM | Kost's A
I can't sleep, feeling awful, incessantly listening to Sal Priadi's melancholist songs with tears running down my cheeck. I'm triggered again, my trauma. This is just how my body cope with a broken heart. Maybe it's just how my oxytocin levels fell down to the floor. I can't stop thinking why you put me in this unfair situation, hurts me, ypu playing victim, making a simple thing that can be fixed easily, massive. In instance you said I am the one who cause this relationship to end, without asking me why I did the thing I did. But yea, whatever, I believe God's way is for good future.

— The End —