Hello Poetry*
Classics
Words
Blog
F.A.Q.
About
Contact
Guidelines
© 2024 HePo
by
Eliot
Submit your work, meet writers and drop the ads.
Become a member
xGalih
0 followers
/
482 words
Follow
Message
Block
Stream
3
Poems
3
Latest
Popular
A - Z
xGalih
yang
dan
dalam
tak
aku
kita
pada
pernah
saja
kota
siapa
terus
kecil
terlalu
musim
dari
waktu
tanpa
seperti
diriku
tawa
mencekik
pergi
semakin
diri
cepat
untuk
tahu
mata
rumah
tik
mulai
lelucon
luka
jiwa
hari
selalu
pagi
makna
tiba
sendiri
sibuk
gadis
akhir
dengan
atas
kebingungan
engkau
tapi
seiring
akan
menjauh
menjadi
melukis
bibir
telah
tentang
belakang
kembali
berlari
udara
suara
seharusnya
awal
apakah
bergetar
ada
menua
dipersiapkan
menghilang
menemukan
komidi
persimpangan
nirmakna
rapuh
kewarasan
ataukah
kususun
kepala
mempersempit
bermain
jiwanya
penuh
jika
berteriak
lelah
menghitung
seberang
keningnya
kuda
nyamuk
hidup
gagak
perdebatkan
baringkan
cahaya
rekam
kedatangan
datang
prosesi
bersua
saku
begitu
kewarasaannya
tempat
mengucap
kematian
memilih
jendela
hanya
menerka
sesekali
sepulang
menghidupkan
tersedak
menyandarkan
selamanya
selamat
mungkin
undangan
berusaha
simpul
tepat
menertawai
gemerlap
tali
berbaris
memperdebatkan
mesin
pengunjung
gelap
ujung
mencekamnya
tinggal
tengah
memejamkan
halaman
curiga
lorong
kepergian
menghitam
antara
kantung
menggerutu
terlambat
lainnya
dalamnya
seolah
melempar
pintu
esok
menyampaikan
senang
birai
kesepian
pertemuan
gersangnya
bising
kendaraan
kesedihan
menganggu
kerongkonganku
taman
sunyi
gelombang
pirau
bunuh
dunia
sesak
riuh
tangannya
masuk
merasa
melayang
ranjangnya
menangisi
berjalan
cermin
terbakar
lantainya
kepada
klakson
ini
ketakutan
upacara
ruang
detak
iii
kapanpun
melupakan
kemarau
barangkali
penghujan
jantung
ingat
telapak
jumpa
berdetak
usai
keriuhan
berbunga
sepi
berapa
tersesat
tunda
parade
sejenak
pemakaman
lama
langit
kelopak
mencoba
seisi
malam
melaju
menyesatkan
tubuhnya
adalah
tubuh
kunjung
menggerogoti
mengetuk
kesunyian
suatu
mempersilahkan
sebuah
cara
sering
seringkali
akhirnya
tergesa
tergores
pohon
oleh
jua
debur
bergembiralah
kerongkongan
bulan
berbicara
terjebak
senyum
ruangan
kehilangan
jembatan
rasa
seluruh
pesta
rumit
bekas
menjelma
menemui
mempercepat
tua
sekitarnya
kereta
kasat
tangisi
bersemayam
sakit
sembuh
sekolah
menggantung
menetap
sesungguhnya
pasti
ayunan
mendekat
laju
jalanan
berdansa
bintang
merengek
bersedih
apa
menyusuri
berpintu
perpisahan
terprediksi
putar
menghentikan
baru
menjebak
seekor
arah
juga
wajah
jalan
kakinya
sulit
memenggal
gelisah
purnama
memperkenalkan
ketakutannya