sedikit demi sedikit, aku sudah tidak merasakan kamu di cangkir kopiku setiap pagi.
entah rasanya mengapa sangat sangat habar. seakan kamu sudah benar-benar pergi dari sini.
tidak ada yang membuat jantung ini seakan sudah tidak berada di tempatnya lagi ketika mataku menangkap sosokmu.
aku tahu, nantinya memang kamu akan pergi. mencintai pilihanmu yang lebih sempurna dariku.
aku hanya manusia, mi querido. aku bukan dia yang lebih dari manusia normal. dia spesial untukmu. sedangkan aku tidak.
oh, tidak. aku tidak pernah kemana-kemana. aku tidak pergi. aku tetap disini dan menunggu. hanya sepertinya kamu saja yang tidak pernah sadar jika aku disini.
sudah menerka-nerka. semua ini akan berakhir tidak berbalas. semua ini berakhir sia-sia.
tapi apakah kamu tahu?
semenjak kamu bersama dia, aku sangat menikmati hobiku merangkai aksara tentangmu. walau kadang maknamu sudah terasa hambar.
kamu tahu mengapa? karena tangan ini tidak akan pernah mampu meringkuh wajahmu dan mulut ini akan kaku ketika bertatapan denganmu.
aku membiarkan tangan ini menari-nari diatas papan kata dan merangkai karangan tentangmu.
pun sampai kamu sudah bahagia dengan pilihanmu, aku tidak menyesal karena hatiku sudah memilihmu, orang yang datang ke hidupku karena satu kesalahan bodoh.