Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Bintun Nahl 1453 Mar 2015
Kepada Kamu.

Kita terlalu sama. Suka menangis diam diam. Kelihatan tegar di luar, padahal hancur di dalam. Ketika kini kulihat tawamu yang terlalu keras, aku tahu bahwa kau sedang tidak baik baik saja. Kau memang ahli bermain peran, tapi tidak di hadapanku. Cobalah hidup jujur terhadap apapun yang kau rasa.

Tuhan tidak menciptakan apapun untuk sia-sia. Hidup tidak melulu soal bahagia, tapi juga sebaliknya. Itu kemutlakan yang tak bisa kau tolak. Seperti sekarang, jangan selingkuhi perasaanmu sendiri, menangislah. Sungguh, tidak ada yang salah dengan jatuhnya airmata. Airmata bukan penanda lemah, sebaliknya itu pertanda agar kau tidak lengah.

Setiap kita memiliki lukanya sendiri sendiri. Juga, memiliki cara sendiri sendiri untuk memulihkannya. Airmata adalah cara lain kau berbahasa dan mengungkap rasa, ketika kau tak sanggup mengolah kata. Biarkan luka terbawa oleh setiap tetes airmata yang menitik sukarela.

Terkutuklah mereka yang percaya ‘anak hebat tidak menangis’ lalu menurunkan kebijakan yang tidak bijak itu pada anaknya. Mereka pasti mati rasa.

Izinkan aku menemanimu, tanpa banyak bicara, memberi petuah yang menjemukan, atau bertingkah konyol agar kau tertawa. Aku hanya akan duduk di sampingmu, menemani selama kau mau. Dan sesekali memberi genggaman, untuk menguatkan.

Note: bahkan airmata adalah buah tawa, saat aku bahagia bisa menemanimu dan mendengar cerita kegiatanmu seharian.
Safira Azizah Sep 2019
Apa yang terjadi ketika
minyak tanah bertemu api?
Kebakaran.
Itulah yang terjadi pada kami
Saling menghabisi sampai terlalu sering.

Tapi terkutuklah!
Tiada habis-habisnya sumber daya kami,
mungkin baru habis kala reyot nanti!/
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
Saat-saat kami melebur
menghasilkan bunga api yang berkobaran—
saling mengadu tinggi lidah api,
hingga disembur air mata
dari mulut sang jawara,
itu lebih berharga dalam sarekat ini
dibandingkan bercokol bagai sahaya di kelas./

Sungguh absurd.
Sepertinya kami harus jauh-jauh
dari lahan gambut,
biar tak ada lagi karhutla bersengkarut.
Sebab Lautan pun
membara dekat-dekat kami./

Tapi
Jangan serius-serius betul lah
Kami lucu benar, percayalah.
Kami lebih suka berkelakar,
daripada diciduk karena jadi makar.
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
#ReformasiDikorupsi

— The End —