Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
fatin Oct 2017
hembus aku nafas kelelahan
membaca bait cinta yg ditulis para muda
masing-masing melempar rasa
namun siapalah aku
mengatakan tidak pada rasa indah itu?

resah kamu mungkin tenang untuk aku
tatkala dunia goncang berebut harta
aku disini masih keliru tentang rasa
kemudiannya, aku melihat lirik mata anak muda yang sedang bebas teroka dunia
indah dan segar matanya
bersinar umpama harapan cerah sentiasa menanti mereka

sempat aku pesan anak muda,
teruslah berjuang demi rasamu
sematkan cinta kepada setiapnya
agar mudah kita kemudian hari kelak

kerana aku pasti
cinta yang tumbuh itu akan bersemi
dan terus ramai...

hingga satu hari, kan seluruh dunia tersenyum.
maka, teruslah.
teruslah...menulis..


944pm
oct 2nd 17
Surya Kurniawan Oct 2017
Sepuluh berkumpul,
Yang tujuh berganti.

Dunia ini masih sangat gila.

Kehidupan tak boleh berbaik hati
Sedang kematian mati dimutilasi
Oleh segregasi manusia waras tak tahu diri

Dunia ini berakhir gila.  

Saking gilanya,
Yang berhimpun terkapar mati.
Tergeletak dipenggal, meninggal
Akal dan luhur budi berganti

Jadi,
Sekumpulan gila mengibarkan selebaran selamat tinggal
Yang lain menggasak grafiti dan vandal
Begundal disisakan termarjinal
Kewarasan mewabah ganas tak terbantahkan

Lalu muncul manusia
Bergerombol berebut botol-botol alkohol
Berharap ikut gila sedikit saja,
jadi mereka tak ikut menderita

Sepuluh gila beraliansi
Yang tiga bertumbuh
Tujuh lainnya berempati
"Who am I? Am I not unique? Maybe I am not here at all"
Nukinunna Mar 2020
Bosan dan jenuh
Ada saat dimana aku merasa tidak ada seorang pun yang mengerti keadaanku.
Ada saat dimana aku ingin hilang.
Ada saat dimana aku tidak mengerti aku bernafas untuk apa.
Ada saat dimana ketika aku mencapai titik dimana aku tidak memiliki hidup.
Aku muak...
Kadang aku muak terhadap sekelilingku, muak terhadap orang-orang terdekatku, dan bahkan aku muak terhadap diriku sendiri. Saat aku ataupun mereka tidak sesuai ekspektasiku.
Ketika itu sudah mulai merasuk ke pikiran.
Kembali,
Aku tegaskan kepada pikiran, bahwa aku hidup untuk-NYA.
Sering...
Pikiran dan rasa muak memakan tujuanku, hingga aku tetap kembali terlunta-lunta dengan kebosanan dan kejenuhan berebut menarik kekanan-kiriku.
Memakan rasa syukur dan kasih sayang yang mereka berikan kepadaku.
Membuat butiran debu di setiap pikiran untuk tetap hidup.
Aku harus bersyukur... HARUS.
Hanya ada dalam pikiran... tidak di kehidupanku

— The End —