Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Tarun Agarwal  Aug 2014
khayal
Tarun Agarwal Aug 2014
Kaise manaoon teri ruswaiyon ko
Kaise samjhaoon apni tanhaiyon ko
Ki tu ja chuki hai yoon chodd k mujhko
Ki tanhai bhi ab meri mujhey chidhati hai
Ki jis se thi itni mohabat tujhko
Wahi bana *** hai tera yaar mujhko
Laut ana bhool k apni ruswai ko
Nahi to samajh lena bana lia hai maine dost apni tanhai ko
Sidanj Aug 2018
Ek muskaan sa ek saath sa
Bhai hai wo is naadan ka

Har pal har ek pal jisne haathon ko thame rakha
Durr hokar bhi jisne zindagi bhar ka saath rakha
Naa chahte hue bhi jisne
Humari har ek jarurat ka khayal rakha..

Wahi toh h ek muskan sa ek armaan sa
Pyaara bhai h wo is nadaan ka

Baaton ki gudgudi se hasana
Ruthne par haskar manana
Pal pal ki khushi se
Naa jaane kitne ka din banana

Haa muskan sa, nahe khawaab sa
Bhai h wo is naadan ka

Is naadan ne bhi socha na tha ki aisa bhi hota hai
Koi itna durr hokar bhi itni saralta se apnata hai
Chand baaton se
Kisi anjaan ko apna bananta hai

Ek muskan sa, hamesha rahe muskan sa
pyaara pyaara bhai h wo is naadan ka.....
a very very happy birthday bhai..❤❤❤ jo sab ko hasaye usse kabhi rone ki wajah nahi milti.. may you reach the highest peak of success dil se chahte h ki aisa **.. aapko sab kuch mile..  

n always smile.... choti ki taraf se bas kavita hi mil sakti hai kyunki or kuch de naa paye par buri lage toh bhi rakh hi lena..

stay blessed .
Aapka saath humein har janam mein mile,
Dua hai hamari aapke jivan mein phul khile.

Sabse khushnaseeb hai hum mere humsafar,
Jo aapka saath hai hamare saath har dagar.

Meri rooh ka rishta hai gehra us rooh se,
Chehra basa hai sirf aapka dil ki tasveer mein.

Sagar ki gehrayi bhi kam hai is mohabbat ke saamne,
Beinteha mohabbat hai tumse kehti hai dadhkane.

Ruke na zindagi me hamare pyaar ki hawa,
Hum tumhare hain tum hamare oo humnawa.

Sukoon milta hai sun khud ka naam aapke saath,
Jaise koi subah judi ** shaam ke saath.

Meri haathon ki lakeere, mehandi sirf aap **,
Har pal aapka hi rehta hai khayal humko.

Qubool ** gayi har dua tumhari,
Jab se mili hain saanse hamari.

Dil ki gehrayi se chand ki roshni se,
Kehna chahte hain hum kuch aapse.

Phulo ke kagaz par likhte hain kuch labz,
Beinteha mohabbat hai har lamha har nabz.

Jaati nahi aankhon se surat aapki,
Aapki zindagi mein rang bharne ki kasam khayi.

Mil gaye humein hamare bholenaath,
Jab se mila is khaas dost ka saath .

Aapko dekhte hi ** jaata hai dil bekaraar,
Aapko mile khushiyan beshumaar.

Jab saath hai aapka dil mein dadhkan ki jagah,
Fir zindagi ko saanso ki jaroorat kahan.

Rabb se yhi ibadat mein karte hain fariyaad,
Ye jodi yu hi banaye rakhna kr tumhe yaad.

Kabhi ruth na jaana humse piya,
Saath rehne ka vaada hai kiya .

Jabse mehsoos kiya is dil ne aapko,
Milne gayi zameen par jannat humko.

Pyaar saccha ** tou waqt bhi Ruk hai jaata,
Is pavitra rishtey ke liye aasman bhi jukh jaata.

Aapse shuru hote hain hum aapke saath hi khatam,
Saath rahenge aapke har janam mere sanam.
So Dreamy Jan 2017
voice over: narrator*

Pemberitahuan terakhir disuarakan, keberangkatan pesawat tujuan Frankfurt Airport akan lepas landas tak lama lagi lagi, orang-orang bersiap masuk kabin. Ada satu hal yang terlintas di pikiran Atlas; ia tahu Venus tidak akan datang. Tidak dalam hitungan waktu tiga puluh menit, sepuluh menit, apalagi lima menit. Percuma saja menunggu, Venus benar-benar tidak datang. Perpisahan mereka sudah berlangsung semalam, pertemuan terakhir yang berhasil membuat Atlas berkali-kali memutar ulang seluruh adegan, mendengar suara gelak tawa mantan pacarnya dalam benak khayal, membayangkan senyuman Venus yang ia lukiskan untuknya terakhir kali. Pertemuan terakhir mereka kemarin bahkan tidak terasa seperti perpisahan, namun tetap bagi Atlas terasa begitu janggal. Mungkin karena terlalu tiba-tiba dan cepat, pertemuan terakhir yang merupakan perpisahan, pertemuan terakhir paling bahagia dan paling sedih, yang juga menyudahi hubungan singkat mereka.

Sejenak Atlas merasa sendu. Dalam lubuk hatinya masih sesekali berharap Venus meneleponnya, mengatakan bahwa ia akan datang mengucapkan selamat tinggal. Namun, nyatanya ucapan selamat tinggal Venus hanya berupa memori-memori tentangnya; seratus hal yang tertanam sejati di dalam hati Atlas mengenai segala hal tentang kejanggalan perempuan itu, gelak tawanya, senyumanya, aroma tubuhnya, kerlingan matanya, rambut hitam tebalnya, wajah pemikirnya, serta sosoknya yang seringkali membuat dirinya bertanya-tanya; kisah apa saja yang tidak diketahuinya, yang pernah terjadi dalam sejarah hidupnya sehingga membentuk pribadi sepertinya yang begitu terlihat bagai keajaiban seni paling nyata di mata Atlas? Baginya, Venus adalah sebuah takdir dan keajaiban menjadi satu.

Dan, ia tidak akan pernah ada niat untuk melupakannya.
Aridea P Oct 2011
Cinta dulu ku terindah
Telah hadir di hadapan ku
Dengan lagu indah lirik terdasyat

Wajahnya... Suaranya...
Membuat roboh semua yang ku topang
Badan ku ambruk
Air mata ku bocor
Dan khayal ku meninggi

Lagu di malam ini
Sumpah sangat menyentuh qolbu ku
Ku rindu lagi... Ku tersenyum lagi
Ku menangis lagi... Seperti dulu lagi
Aridea P Oct 2011
Jumat, 13 Agustus 2010


Sekarang aku makin dewasa
Bapak... Mamak... Aku...
Anakmu kini 15 tahun
Ya Allah Terima Kasih atas Rahmat-Mu

Bapak, maaf bila esok ku tak berguna
Mamak, maaf bila esok ku gagal
Ya Allah, ampuni Hamba
Semakin dewasa, semakin ku berdosa

Tak sanggup aku melawan rasa itu
Aku telah bercinta...
Bercinta dengan nya
Ku tahu dia tak pernah di sini
Tuhan... Tuntunlah aku pada-Mu
Aku merasa hina di hadapan-Mu
Aku merasa hina di belakang orang tua ku
Ampuni Hamba Ya Allah...

Ku tahu t'lah berdosa
Oh Tuhan, Aku bercinta dengannya di dalam khayal


Creates by. Aridea .P
Tuhade bin sannu sohneya koi hor ni labhna,

Tuhade naal hi saddi rooh nu sukoon milna.

Tussi saddi jaan ** mahiya,

Pyaar kardi haa tuhanu inna saara.

Aawe tuhanu jado hichki,

Tuhadi jaan tuhanu yaad kardi.

Har vele har dua ch tuhanu yaad karde,

Har janam tussi hi milo ohi mangde.

Saat janam ki assi hazaar janam lave,

Bs sadde utte sirf tujhada haq hove.

Warna koi Zindagi na mile sannu jide ch tussi na **,

Tuhado baajo hor nahiyo chahida koi,

Ye mahiya har janam sirf tuhadi layi hoyi.

Saddi har peedh da ilaaj tussi hi ne,

Rooh muskandi saddi jado tussi muskande.

Sadde har nakhde tussi hi jhel sakde,

Har duavan ch sirf tuhanu assi mangde.

Jeho tussi khayal rakhde ** sadda,

Tuhadi rooh da karun mai sajda.

Ankhiyan ch ankhaa paake jado dekhde,

Chand di Chandni hi hi feeki dasde.

Inni khubsurat hai rooh tuhadi,

Dil jeda saaf tey saccha utey mardi.

Sab tou sohna sohneya mileya mainu,

Jachde ** tussi hi jaan Meri sannu.
Tannu kumari Aug 2020
UMMEED


Sach kahu to tabaah hu mai,
Tere jane ke baad khush kaha hu mai.

Arso ** gye tujhe chod ke gaye,
Fir bhi usi jagah ruka hu mai.

Tere laut aane ki ummeed mere aage badh jane se aachi hai,
Par tu nhi smjhegi ye baat tu to abhi bachi   hai .

Tu nahi aayegi ye khayal hi bahut darata hai,
Par tu jarur aayegi ye khayal dil me dugni ummeed jagata hai.

Kaash ke koi karishma ** jaye,
Tera mera milan iss martaba ** jaye.

Tu aaye mere jiwan me khushiyon ki saugaato ki tarah,
Or jo gira tha meri ummeedo ka mahal firse wo ek martaba khada ** jaye

Kaash ke koi karishma ** jaye.
                                              ~Tannu.
Follow me on insta @tannu2707
senjakala May 2019
Di saat aku tak mengharapkan kehadiranmu, kamu datang dengan wajah sendu, seakan mengungkapkan rindu, mengisyaratkan tak ingin melepasku.
Apa-apaan kamu ini—berulang kali jadikan aku Yang Tersisih; tak pernah malu membuat aku ragu.

Biasanya, aku yang bertanya kepada diriku sendiri;
Apakah aku, yang harus selalu memperjuangkan dirinya?
Apakah aku, yang harus selalu menjadikannya nomor satu?
Apakah aku, yang harus selalu menghujaninya dengan kasih sayang?

Apakah aku, yang harus selalu memberikannya perhatian?
Apakah aku, yang harus selalu mewujudkan impiannya?
Apakah aku, yang harus selalu memanjakannya dengan cinta?
Apakah aku, yang harus selalu jatuh dan merindu?

Apakah aku, yang harus selalu—
... dan segala pertanyaan lainnya masih kusimpan dalam hati.
Kita sudahi sampai di sini, karena sebentar lagi, tangis tak mampu berhenti.
Kita akhiri sampai di sini, sebab aku tak ingin dia lagi.

Aku bertahan, dengan senyuman.
Kubiarkan dia bepergian, tanpa tahu arah pulang.
Kubiarkan dia terjaga, tanpa tahu aku menunggunya pulang.
Kubiarkan dia berkelana, tanpa tahu aku menahan kerinduan.

Kubiarkan dia ...
... pergi.

Di saat aku sudah berhenti—menutup hati, berjuang pergi, berjanji tak akan kembali—kamu datang tanpa permisi, membuat hatiku lagi-lagi perih; pertanda aku masih di sini, setia menanti.

Jangan tertawa, aku tak sedang bercanda.

Bagaimana, jika kita ubah sudut pandang kamu menjadi aku?
Bagaimana, jika kamu berada di posisi aku?
Bagaimana, jika kamu menjadi aku, yang senantiasa menjaga rindu, menantikan kehadiranmu, tanpa tahu, di mana kamu?

Bagaimana?

Di saat kamu membutuhkanku, maka cari aku, meski kamu harus tahu, aku mungkin saja tak sedang menantikan kehadiranmu.
Di saat kamu menginginkanku, maka kejar aku, meski kamu harus tahu, aku bisa saja sudah tak lagi menginginkanmu.

Jangan mengira, aku akan selamanya setia, menunggumu berubah rasa di setiap langkah.
Jangan menduga, aku akan selalu ada, setiap kamu membutuhkan aku ada di sisimu selamanya.
Jangan membual, karena aku tak lagi kenal dirimu dalam khayal.

Saat menjadi aku, jangan lupakan kebiasaanku menanyakan kabarmu, meski kamu menjawab hanya di saat kamu membutuhkanku.
Saat menjadi aku, jangan lupakan kebiasaanku menjadi pendengar, meski kamu tak sadar, aku memperlihatkan tatapan nanar saat melihatmu liar.

Ingatlah satu hal, aku tak akan mencarimu dan berdiri di sampingmu lagi, sebab aku tahu, kamu hanya berlari menemuiku saat kamu kesepian mereka tak ada untukmu.
Ingatlah lagi, aku tak akan menjadikanmu pemilih, karena kali ini aku yang akan memilih.
Ankit Dubey May 2019
na vasta raha ab mera in sab se,
na kisi aur se aur na hi rab se,
meri jindagi tum ** meri bandagi tum **,
na koi aur chahat,
meri jine ki khwahish bas tum **,
ab to bas pyaar karna chahta hu tumhe,
na vaasta raha ab mera in sab se,
na kisi aur se na hi rab se.....
dil me khwahish bas tumhe pane ki,
sath jine ki aur sath mar jane ki,
ek tu jo mil jaye,
mukammal shayad ye jindagi ** jaye,
na jane aur kitna door jaoge,
ab aa jao,
mai raah dekh raha hu kab se,
na vaasta raha ab mera in sabse,
na kisi aur se na hi rab se......
hai dil me kasak tumse door jane ki,
tumhe paa  lene ki aur fir se kho dene ki,
tum hi ** k ab tak banaya hua mujhe insaan,
na hote tum agar,
mai to kab ka door ** gaya hota is shahar se,
na khush hota kabhi,
na ghabrata kisi gam se,
na vaasta raha ab mera in sabse,
na kisi aur se na hi rab se.....
tum har pahar yaad aati **,
paas aakar fir door chali jati **,
kuj aur pana nahi mai chahta,
ek tum hi ** jise chahta hu mai shiddat se,
hai khayal tumhara hi is dil me,
tum aarjoo ** meri,
bas chahta hu tumko dil k har kone se,
ab rooth bhi nahi pata mai tumhe khone k dar se,
na vaasta raha mera ab in sab se,
na kisi aur se na hi rab se.......
i love u
So Dreamy Dec 2017
kau putar lagi satu lagu bernada manis dan mudah didengar itu, sederhana. berbeda dengan musik-musik yang biasa kusimpan di playlist-ku, yang nadanya keras dan isinya tak mudah dicerna. kumpulan seni berisi teka-teki. sejenis indie, mereka bilang. aku dan kamu tak lain hanyalah dua kutub magnet yang berbeda; kamu yang begitu lembut dan aku yang mereka beri label seorang laki-laki berwajah datar, tak berperasaan. salah. kukatakan sekali lagi, salah. aku dan kamu tak lain hanyalah dua kutub magnet yang berbeda, yang juga saling tarik-menarik tak pernah mau lepas pada waktu yang sama. dengan segala perbedaan yang mereka pikir terlalu sulit untuk dipersatukan, logika dan imajinasi, bagai minyak dan air, aku dan kamu memilih untuk saling membenahi satu sama lain. isi pikiranmu adalah buku berjalan bagiku dan ruang kosong dalam sudut otakku yang biasa kau sebut sebagai ‘ruang khayal’-ku, kau jadikan ia sebagai salah satu guru dalam hidupmu. dari sana kau pelajari bagaimana caranya mengenali berbagai nada musik dan segala makna dari balik kiasannya yang beresonansi, kisah-kisah yang hanya dapat hidup dalam dimensi imajinasi, serta inspirasi-inspirasi yang dapat kau cari dari peristiwa sehari-hari. aku dan kamu tak pernah sama, kamu satu perempuan berambut lembut dengan suara yang lembut, isi pikiran yang berjalan mulus. orang-orang bilang kamu perempuan berpendidikkan, jenis perempuan berwawasan luas, berjiwa luas. sementara aku laki-laki penggila musik yang menganggap seni adalah satu hal yang perlu ditekuni seuntuhnya. menjadi musisi adalah satu impian besar yang membuatku tak pernah berhenti berlari untuk mencapainya dan kamu pendukungnya, nomor satu. kamu ingin jadi jurnalis dan aku ingin jadi pemusik. aku dan kamu berasal dari ranah yang jauh berbeda, namun disatukan karena cinta.
Megitta Ignacia May 2019
Lunas sudah
selepas kutelusuri
segenap
frekuensi relatif
tak bersisa
aksiku menghadang dirimu.

Bukan khayal
angsa anggunku
satelit jiwa kala lampau
heranku dibuatnya
gamblangnya usaikan
cerita.

Benarkah
kesembronoanku?
Dambaku, kau tanya nalarmu.

Buram rekamanku
namun tak lagi
ada inginku berceloteh
per kau lempar ke kolong
tak beri sela kompromi.

Mustahil pudarkan rasaku,
hanya pikiranku,
luruh binasa.

Setakar janjiku,
ini kali terakhir aku datang padamu.

Makasih ya
Kini, aku berhenti mengugat
walau tanganku bergetar pelak
Tuhan buat yang baik menyeruak
kutenang, tak lagi koyak,
toh jika baik, kembali dipersatukan kelak.
demikianlah.
akhirnya kulepas juga genggamanku.
210519 | 14:42 PM | meja kayu bundar
Setelah berdoa sepanjang malam dan pagi, akhirnya memutuskan kirim pesan lewat nomor baru, nothing to lose. Aku tak akan pernah tenng kalau tak begini, akan kuusahakan apa yang kubisa, daripada diam menunggu & menebak-nebak apa yang ada di kepalanya. Janjiku, ga masalaj jika hasilnya bukan seperti apa yang kuhendaki, yang penting udah kucoba perjuangin. Untuknya yang memilih menjauh, kenapa bergegas segitu cepat? kamu pakai ayat-ayat kudus menyakitkan, karena akupun menyerahkan semuanya ini ke tangan Bapa yang mengirimu padaku. Kali ini, ini yang terakhir, aku doakan yang terbaik bagimu. Makasih untuk 7 tahun ini, agar kau tahu sampai saat ini hanya kamu yang kubiarkan masuk ke pintu kehidupanku I put 110% jiwaku ke kamu, di bali ini kalo aku liat makanan enak aku mikirinnya kamu, gimana caranya biar aku bisa buatin itu buat km pas berkeluarga, walaupun mungkin sebaliknya aku justru suam-suam kuku di semestamu. Sampaikan salamku pada keluargamu, aku pamit, maafkan apapun kesalahnku padamu. Semoga suatu saat nanti pintu silaturahmi yg kamu tutup itu, bisa jadi baik. Entah.

— The End —