Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Diska Kurniawan Apr 2016
Pukul satu, kakiku melangkah ke sudut warung kecil itu
Sunyi, lalu ku pilih tempat duduk di ujung sana
Setelah memesan kopi, pilot ku menggores kertas
Yang sama putihnya dengan kulitmu
Tak lupa kubakar ujung rokokku
Yang namanya sehangat pelukanmu
Lalu kuhembuskan kepulan asap tembakau
Menguar sama harumnya dengan tubuhmu
Sepekat nikotin di pembuluhku

Ku tulis kisah kita, dari awal mula hingga akhir bersua
Yang terdampar di sudut kenangan dan rindu,
dan kupaksakan masuk ke dalam loker kerjaku
Sehingga lupa ku adalah tabu, dan memoir adalah *****
Dirimu ku lukis dalam surat ini;


"Di hingar bingar kota, dimanakah kau berada?
Jika lelahmu beradu, dimakah kau berteduh?
Aku disini kasih, Surabaya tempatmu lari
Menolehlah jika kau ada di sudut persimpangan
Mungkin, aku disitu mencari dan mencari
Sisa-sisa cintamu jika itu memang terjatuh
Menadah air matamu, jika itu memang tercecer.
Temui aku, jika berkenan menjumpa nostalgia"


Kuhembuskan uap-uap tar yang menguning
Menerawang di bohlam remang-remang.
Ketika kabut itu pergi, begitu pula aku
Saat api ini padam, redup juga jiwaku

Pukul tiga aku beranjak,
Bayar dan pergi
Surat itu kutinggalkan di atas meja.
Credit to Burhan-san for title
So Dreamy Nov 2017
Seperti halnya dasar teori Quantum, aku percaya bahwa semua kemungkinan memiliki probabilitas masing-masingnya untuk terjadi, tak peduli sefantastis atau setidak masuk akal apapun itu.

Begitu juga dengan aku.

Aku percaya bahwa dunia ini terlalu luas sehingga tidak ada yang hal tidak mungkin untuk terjadi. Di samping terlalu banyak memikirkan presentase probabilitas dari suatu kejadian, menerka-nerka dengan menggunakan pertanyaan ‘What if?’ ― akulah satu orang yang mati jiwanya diikat sistem pendidikkan yang selama ini kuselami, akulah satu orang yang mati jiwanya karena pendidikkan yang kuselami selalu mengedepankan teori dan tak punya hati, semua orang seolah hanya pandai berpikir secara logis. Seolah hanya itu yang menjadi tolak ukur seseorang dipanggil cerdas, intelektual, calon pemimpin besar di masa yang akan datang. Kemudian, orang-orang itu seolah berkompetisi penuh ambisi demi mewujudkan hasil terbaik, nilai terbaik, peringkat terbaik. Hasil menjadi tolak ukur mereka untuk bermimpi. Kemudian, sekarang, akulah satu-satunya pemimpi yang kebanyakan orang sebut tidak realistis. Mereka manusia-manusia realistis, aku paham benar, dan aku satu manusia yang memegang idealisme dari sebuah prinsip yang selama ini kugenggam, kuikat aman-aman di sela-sela jemariku, kuingat lamat-lamat di dalam kepalaku yang berbelit-belit ― impianku adalah untuk melakukan hal yang paling kusuka. Kau tahu apa, untuk bersua seumur hidup dengan objek yang paling kucinta; kertas dan pena, untuk menjadi inspirasi bagi para pembaca, untuk berguna bagi orang-orang di luar sana. Aku ingin menulis. Aku ingin menulis seumur hidup. Menjadi inspirasi bagi khayalak luas, terinspirasi untuk menginspirasi. Suatu hari nanti, tulisanku akan mengalir, akan ada waktunya di mana setiap untaian kata yang kusematkan dalam tulisanku menjadi hidup, kemudian mampu menggerakkan orang lain; terinspirasi untuk menginspirasi. Begitu banyak macam-macam orang; orang-orang dengan pikiran yang praktis, orang-orang yang logis dan serba teratur, orang-orang konservatif yang senang mengerjakan hal sama berulang-ulang, politikus yang kritis, orang-orang berjiwa bisnis, orang-orang berjiwa sosial, musisi, seniman yang nyentrik. Dan, aku memilih untuk menjadi seorang berjiwa puitis yang melankoli, pemimpi yang gemarnya mengkhayalkan hal-hal manis dan sederhana. Memiliki jiwa yang sedikit sendu, sudah biasa. Menjadi sedih dan terlalu melankoli, juga bukan hal yang tabu. Lumrah saja, santapan sehari-hari. Dikecewakan dunia? Sudah tak lagi asing. Begitu banyak orang berlalu-lalang, datang dan pergi dari ruang kehidupanku, sehingga rasanya lama-lama ringan saja. Dikecewakan manusia? Sudah biasa. Itulah sebabnya mengapa dirimu sendiri adalah temanmu yang paling sejati, mereka membangun dinding untuk melindungi dirimu dari sakit hati, kemudian menjadikanmu sebagai sahabat terbaiknya. Kertas dan pena, persoalan yang berbeda. Mereka hadir kala diri tak lagi kuat menahan beban, menjadi tulang belakang yang setia menopang, kala dunia tak bersabahat. Dikecewakan ekspektasi? Sudah terlalu sering. Salahnya diri ini terlalu berharap pada orang lain, mengharapkan bahwa kebaikan apapun yang kita lakukan pada mereka akan selalu dibalas, lupa bahwa kadang, ada saja orang-orang tak berhati mulia. Menjadi diri sendiri? Adalah hal yang penting. Menjadi kuat untuk diri sendiri? Jauh lebih penting. Disamping kertas, pena, kata-kata, aku menginginkan kemandirian di dalam hidup ini. Kau pikir ini terdengar sedikit individualis, sayangnya aku tak lagi peduli. Dunia mengajarkan bahwa menjadi kuat untuk berdiri sendiri adalah hal yang penting, di mana terlalu banyak rasa sakit hati yang tak diharapkan terulang kembali. Bukan tak memaafkan atau tak mampu melupakan, hanya saja aku mulai belajar untuk tidak lagi peduli pada  hal-hal yang mengganggu kebahagiaan hidup saya. Untuk itu, saya perlu menjadi kuat bagi diri saya sendiri.
Merinda Jan 2019
Hey buddy
Engkau yang tak pernah mungkin kembali
Kau yang membuatku terjebak dalam sebuah ironi
Kita dihadapkan dengan sebuah hukum pasti
Semua yang terlahir pasti akan mati
Pada masanya
10 tahun penuh makna
Bersamamu ku dapat melihat indahnya dunia
Ya, indahnya dunia
Walaupun sekarang engkau sudah di alam baka
Dan sosokmu hanya tergambar dalam sebuah berkas kamera
Kehadiranmu kala itu bak seberkas cahaya
Yang membuatku tetap ingin bertahan di tengah ketidakadilan dan penindasan yg bermakna
Di saat aku tidak bisa lagi melihat sisi baik 'manusia'
Ketika aku pulang dari kandang ilmu dengan penuh tangisan
Seakan engkau menanyakan 'apa yg sedang terjadi?'
Ketika aku hanya ingin berhenti
Berhenti dari segalanya
Bahkan untuk sekedar bersinggungan dengan udara
Engkau seakan tak rela
Aku tak pernah ingin mengulang waktu
Walaupun itu bersamamu
Waktu yang begitu berat bagi hidupku
Waktu yang membuat semua yg kucita-citakan seakan tabu
Waktu yang telah membentukku sebagai sosok pemalu
Malu dalam segala hal
Bahkan terlalu malu hanya untuk sekedar mengatakan 'aku'
Aku hanya ingin menambah waktuku bersamamu
Agar aku bisa membagi kisahku denganmu
Aku yang sudah bisa pergi jauh
Yang sudah banyak mengenal Medan baru
Yang sedikit banyak telah mendapat penerimaan waktu
Dulu, saat aku jatuh
Engkau selalu ada didekatku
Dengan untaian kata motivasi dan semangat alamu
Tapi, di usia rentamu
Aku terlalu peduli dengan sibukku
Hingga ku lupa hanya sekedar menyapa keadaanmu
Entah apa yg ada dipikirku
Sungguh egois memang
Tapi, apa mau dikata
Semua telah tertulis rapi dicatatan-Nya
Aku hanya bisa menjalankan
Dengan tetap menjagamu dalam lamunan
a daydreamer Dec 2018
Setiap kali aku melihatmu
Rasanya aku ingin—
Merekonstruksi diriku.

Memilah semua hal yang tabu
Memilah semua kekurangan
Menjadi kesempurnaan yang fana.

Betapa bodohnya aku,
Betapa bodohnya aku hanya karena cinta.
alex loya May 2014
I never wanna tell u
What I really wanna say
I'm just here too help u no need to runaway
My words are my best friends
That I won't ever chase
Wont beg for attention dont need u too stay

If you dont want
Break up that bond
Got it all wrong now u wake up all gone ..
Nothing is permanent
Just take my word for it
You'll be returning quick thinkin you learned new tricks
Not here to disappoint u but I have no choice
Notice destruction you cannot avoid
Lost in the noise flanted my voice
Traded my toys for songs I enjoyed
No one will help u until ur heart stops
Wat ever u know prove ur heart is on top
Ignoring the news while my art hopes for props showed u the thruth and u started too pause
Look at the view like a portrait that's rare
Looking at u becuz ur unware
Too late for mistakes no need too compare
Living day by day fully prepared
I'm not here too force
I just wanna help
Get lost in the course I keep hurting myself
Mission abort give it too someone else
Lying in court Dont know how I felt
This is what happens when your way too passive

Notice the damage no need 2 panic
Took off the bandage locked in the attic
Just like an addict look how I had it
On Automatic till it fell off a cliff
Last cigarette
Before hell gets dim
Hilighted the meaning
Gave u full emphasis
Lucidly dreaming
Dont need too remenis
Super nintendo sega genesis
When I was younger I couldn't picture this
Random world in tabu why keep
Locking eyes
One bite 2 her lip just too start up the ride ...
Et barn
Om natten
Synger om kap
Med månens skær
Synger intet andet
Der er noget værd
Skriger blot en enkelt gang
Før fars hånd igen
Giver skam
?Du er forladt
Og fortabt
?et døende korpus
Nedbrydende, midefyldt
Æder dit indre
Forlader dig tom
henrettede følesanser?
illusioner
et tabu
En hemmelighed alle
Hvisker om
Sh  der  er  ro,
Far  han  elsker  dig
Du  er  bare  blevet  lid­t
Blå ?
Rimen har lagt sig
Fjorden er gemt
I smug ryger jeg
Hellige substanser
?Du bryder mit tabu?
èn chance for at leve
Mine hemmeligheder strømmer
Ud på hver en læbe
Efter at røbe hendes sorg
Fordærvede jeg mig selv
Djævlen lod jeg tage over
Mit sind
Og min sjæl
Nu itu  
Er de begge
Men hellige substanser
Ryger jeg i smug
For de nu
Kan fortælle min historie videre
Til enhver der tør lytte
Til de hellige substanser
Jeg ryger i smug
Mateuš Conrad Sep 2016
i o nim iskrą w rrdze,
          w gre na tło innych
  narodziń -
               i nim o iskre:
krzemień o krzemień -
    i kość o kość - nauka kaligrafii...
      jak i ten co o męke
               łuku ziemi w dary
oddać pierw chciał nic, a potem proch -
                o potem kichnąć
w sto braci leczy naród prośbą! też jak ja,
obudzić ozór! **** powiadomił...
niechaj ten ozór - horongiew nasza -
            akcentów ilości sie zajada,
         bo tyle umie -
  i tyle wyzna - jak i słowem sie
zachwyci: po rosaj i po germańsku -
na weekend - i tym tam,
na czeł  Mongoła: zapomnień, i
zapomniawszy: zwany Lach, hujem
przez sukiennice i kreski sławnych tabu
ilokroci -
                i ta bida... stokroci.
siała baba mak... ni widziała jak...
           chlop... chlop... chlop...
                       siała baba mak, ni widiała jak...
bo tu kurvasiet chłop!           chłop!
kak duszy Khrushchev? ni pomogje!
         naz gu!
                        niet harasho! niet! haraшo?
Las Vegas etя: Lon-don, Pa-ri-ri Piri Piri
                                    Mex hey ** i co. - etc.
******* ****** Bahamas **** cult яя.
Her rose
was
my life's
thorn.

Once
appreciated,
insatiable
lust
was born.

Her bouquet
was then
craved
every evening
and morn.

Her rose
with me,
was never
forlorn.


written by me... ..

— The End —