Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Aridea P Oct 2011
Jakarta, 31 Desember 2009


Dulu aku cinta kamu
Kamu satu yang indah bagiku
Dirimu yang ku rindu dalam tidur ku


Tapi dulu…
Hanya dulu…

Entah…
Ku tak paham rasa ini
Alasan ku betapa cinta kamu
Tapi, cinta ku memang tanpa alas an


Sekarang, baying mu kabur
Cahaya mu redup
Tak tahu aku kemana mencari
Engkau berubah liar… kejam!


Tak sudi lagi air mataku
Menangisi makhluk seperti mu
Tapi memang, aku masih cinta kamu!
Alia Ruray Sep 2014
Aku Tertidur.
Sudah lama tertidur.

Hampir saja kau bangunkanku
atau mungkin sudah kau bangunkan...
Entahlah, aku tidak yakin

Kamu yang tidak jelas.
Membangunkanku, lalu pergi;
membuka mataku, lalu pergi;
mengusir alam bawah sadarku, lalu pergi;
membangunkanku, lalu pergi.

Tak sudi aku bangun tanpa teman
Tak sudi aku bangun dengan haus begini
Makanya,
Aku kembali tidur.

Biar kuberi tahu,
aku tertidur - kembali.
Sudah lama tertidur.
Dan kali ini, *sakit tidurku...
I don't have a wide range of poetic vocabularies *sigh
Megitta Ignacia Jul 2019
Ah muncul lagi
Lelaki benalu kesayanganku
mengendap-endap masuk ke pikiran kosong

Di hitamnya langit
kutemukan selintas retrospeksi terselip diatara bintang
kau dadakan hilang
tak 1 pun kata kau anggap perlu kau beberkan
mulutmu rapat terkunci
mungkin penjelasan itu hanya bisa ditemukan di air luka hatimu yang dalam

Sini duduk sebentar
biar kupinjamkan sepatu heelsku
malah tak perlu kudandani kamu
tak perlu busana merah muda mencolok
kamu sendiri sadar kamu banci,
maksudku pengecut

Tak sudi kusebut kamu banci
banci saja lebih jantan darimu
mereka berani unjuk diri depan dunia
gagah gigih tampil beda mencolok
meniupkan asap rokok ke muka komentator

Ada udang dibalik batu
ada busuk dibalik hadirmu
kau pergi karena kau anggap tak ada lagi gunaku bagimu kan?

Dalam senyum sumingrah kuucap syukur pada Bapa di sorga
sebab benalu sepertimu tak pantas ada disini
jam pasir telah dibalik
segera akan habis waktu permatamu
biar gelapnya malam yang menghajar pancaran sinarmu yang menjijikan

Lelaki benalu kesayanganku habis digerogoti nafsu keserakahannya
040719 | 00:23 AM ditulis saat mau tidur, sehabis pulang nonton Spiderman Far From Home bersama kawan-kawan. Thanks to wejangan singkat tapi bermakna dari kaka pito, emosi tersulut parah "Itu artinya dia cuma butuh lo sampai sana." begitu bodohnya aku baru bisa liat segalanya secara jelas sekarang. Jauhkanlah benalu-benalu dari orbitku, ya Bapa di sorga. Syukur kepada Allah.
Safira Azizah Apr 2021
Sukab yang naif dan tidak tahu diri,
aku masih hidup dan terpaksa
melayangkan surat ini kepadamu.

Aku mengelayap, mencari jalan pulang dengan nyawa yang sudah tak menempel di badan. Semenjak air bah tumpah ruah dari atas bukit kapur, nyawaku entah tersangkut di mana.

Mengapa aku masih hidup itu misteri. Mungkin karena cintamu yang sialan itu. Idih, menyatakannya saja membuatku mual dan jijik.

Akibat cintamu, hidupku terselaput kegelapan. Tapi lihatlah, bintang jatuh bertebaran di atas gelombang laut dan bayangannya terpantul-pantul, berbinar dan indah. Aku melihat wajahku dan bola mata yang tampak terang di antara kelegaman malam.

Apakah, akhir-akhir ini, batinmu kalut juga, Sukab?

Pemandangan di samudera membuat manusia menerawang jauh ke masa lalu dan sempurna melemparkan pikiran kepada dekapan kenangan. Persis seperti omong kosong yang kau selalu bicarakan dulu.

Bagaimana tentang akhir  hidup? Surga manakah yang sudi menerima kita? Akankah kita kembali atau mengembara lebih jauh lagi? Bisakah kau hitung dan bertaruh dengan dadu tentang nasib?

Aku tidak suka kira-kira,
aku mau jawaban yang pasti.

Jawab aku, Sukab.

— The End —