Kita memang bagai dua pendatang,
Belum pernah bertemu, hanya dalam bayang,
Aku mencoba mengurai segala rasa yang tertinggal,
Walau mungkin pesan ini tak pernah sampai ke ruang hatimu yang menghilang.
Kisah ini bermula dari obrolan sederhana,
Bergulir pelan, hingga jadi cerita yang tak terduga,
Beralih ke percakapan yang tak pernah ada reda,
Obrolan panjang, enam jam tiada jeda.
Seiring waktu, rasa itu bertumbuh,
Aku melihat dirimu sebagai sosok yang merengkuh,
Membuatku merasa aman dalam peluk cerita,
Tapi, ah, salahku menaruh harapan pada sosok yang fana.
Kamu seorang asing, namun memberi sinyal ganda,
Terkadang dingin, namun datang lagi membawa asa,
Menghilang, datang lagi, hatiku tak karuan,
Seperti naik turun dalam perjalanan yang tak terarah.
Mencoba tenang, tak berharap banyak,
Tapi perhatianmu muncul lagi, buatku lemah,
Aku tak bisa menebak, apa maumu sebenarnya,
Aku melihatmu sebagai pria, bisa lihat aku sebagai wanita?
Bukan aku yang kamu tuju,
Bukan aku yang jadi rindumu,
Namun terukir sudah warna dalam singkat waktu,
Dalam kesendirian, aku tetap kokoh dalam ruang waktu.
Kamu yang penuh dewasa, tawa yang menawan,
Batasanmu, pendapatmu, semuanya berkesan,
Aku tetap merindu meski sering sendirian,
Mungkin kamu, si asing, adalah pelajaran dalam setiap perjalanan.
Sudah 1 tahun lebih lamanya tidak menulis. So, enjoy! hanya sebuah tulisan yang sedang terpikirkan✌🏻