Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Ketika awan tak lagi biru
dan mawar tak nampak merah
Gemerlap neon di angkasa mengaburkan sisi moral serta logika
sinisme dan dosa duniawi tak lagi terhalau
dan pepohonan kering menyeruak
Angkasa menjadi saksi

Akan ada kesederhanaan
pemikiran kecil akan hidup di metropolis
belenggu takdir,
tangis serta tawa
larut dalam anggur hitam yang akhirnya luruh dalam hasrat memiliki

Menuju masa lalu,
berhenti,
angin pagi pun hilang,
bersama raja angkasa yang padam
langit membelah
turunlah tangga menuju puncak duniawi
merentang seluas tangan,
menggapai mimpi-mimpi sederhana yang hilang terbawa arus kering,
menusuk tanpa arti
Yang Terhormat
Pahlawan Yang Terkubur Derasnya Kapitalisme
Erenn Apr 23
Luluh sudah tembok angkuh
Ranap di bawah doa yang tak pernah rapuh
Tangisan suci membelah langit
Menggugurkan doa dari bibir yang perit

Di tanah luka, darah berseru
Syahid tersenyum di pintu restu
Tangan kecil menggenggam batu
Berdiri teguh meski waktu membeku

Namun ingatlah, wahai dunia
Kezaliman takkan kekal selamanya
Hari akan tiba tembok bertaut
Bukan dengan rantai
Bukan dengan takut

Tapi dengan keadilan yang bangkit semula
Dengan azan yang nyaring di udara
Palestin takkan lagi tertindas
Kerana janji Tuhan itu jelas


Erennwrites
My 2nd poetry in Malay

— The End —