Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Hujan hari ini begitu deras
Dan selepasnya tak kulihat pelangi
Tak seperti dongeng-dongeng malam
Atau ayat-ayat motivasi penguat hati

Hujan hujan sebelumnya juga begitu
Ku lihat ikan-ikan kesakitan terkena derai siram hujan
Lelaki tua peminta kedinginan kebasahan
Listrik menyambar, tiang jatuh, seorang anak tertimpa

Buruk, buruk, buruk

"Hei ayo bermain!"
Lamunanku terjerat
Segerombolan bocah kecil menari dibawah derasnya hujan
Bernyanyi gembira nyengir tak terkira
Aku menjeling, aku mempelajari, aku mulai tersenyum
Agaknya aku yang lupa
Tak kupandang rumput kehausan bersorak menanti tibanya air minum mereka
Sisi pandangkulah salah

Aku menyalahkan pelangi
Tak kulihat bahwa petani begitu bahagia dan menanti
Ini semua bukan tentang pelangi warna warni itu
Pelangi yang sesungguhnya ada disekelilingmu

Jangan merana
Jangan sepertiku
Yang kulihat hanya aku dan segala kesepian ini
Pelajaran tentang mengeluh.
Pelangi sesungguhnya bukan tentang pelangi warna warni.
Hujan masa kini tak ada pelanginya.
Ketutupan polusi kali ya.
Waktu aku kecil
Dunia adalah kubus empat belas inci
Yang menayangkan gambar warna-warni
Penuh imajinasi
Waktu aku kecil
Dunia adalah permen loli warna pelangi
Merah jingga kuning hijau biru nila ungu menari
Rasanya manis seperti senyum mentari
Waktu aku kecil
Dunia adalah bulir-bulir air hujan
Yang jatuh mengaliri selokan
Disambut riang tawa kawan-kawan
Waktu aku kecil
Dunia adalah daun-daun kering
Tertiup angin ketika fajar menyingsing
Lalu berputar seperti gasing
Waktu aku kecil
Apalah arti politik dan ekonomi
Tak mengerti sengketa dan perang sana-sini
Yang aku mau boneka Barbie!
Sekarang..
Waktu dan Aku sudah tidak kecil lagi
Waktu tambah berisi
Aku bertambah tinggi
Harus lalui gejolak emosi
Tak bisa bicara seenak hati
Harus menyadari
Banyak tanggung jawab masih menanti
Waktu..
maukah berputar bersamaku?
Biarkan angin bertiup
Kembali ke masa itu
Joshua Soesanto Jun 2014
sebuah tatapan kosong
teriak! harapan perlahan hilang
lalu, lahirlah sebuah manusia tanpa wajah
di hujani batu demi batu rasa asa

jangan kalungkan pelangi di lehernya
karena akan di curi dan di hancurkan orang
seperti timbangan keruh dan pergulatan gelap

"bahagiakan saja aku!"
terdengar suara perempuan seperti letusan
di sebuah lorong sempit, sepi tak bertuan

apakah salah tuhan menciptakanmu?
dengan senyum yang menawan
dengan hidup yang penuh warna
dengan hidup secercah matahari pagi
dengan hidup yang bersinar seperti bintang
dengan hidup yang kata orang penuh arti

lantas, salah siapa?
kalau pada akhirnya dia hanya di hujani rasa sakit
seperti anjing liar dalam tubuhnya
mengonggong sampai hati padam,
lalu lupa akan sinarnya

dulu dia pernah mengecap manisnya hidup, dulu..
di hujani sejuta kata rayu
sekarang dia jatuh, tergeletak
bersama matahari menggantikan rembulan

lalu, biarkan langit tampak mencolok
setelah kurvanya kehabisan mekar
dan biarkan langit tak lagi elok
sebab kini mimpi terlihat samar

ingatan pada sebuah kotak
berdebu dan usang
tentang dambaan seseorang yang lewat
dengan wajah kemarin

mungkin, mengingatmu seperti pagi
selalu sederhana.
ingatan..sebuah ingatan

tentang dirimu yang hancur, di sia-siakan
di peluk lalu di injak-injak orang, di buang

tentang tegarnya dirimu menjalankan alur cerita
cerita naskah sang pencipta

tentang dirimu yang berjalan dalam kelabu
karena jejakmu lupa warna
tentang dirimu..yang penuh arti tapi bukan untuk dia

seperti pisau bermata dua
seperti senapan berpeluru dua
salah satu harus mati
atau
kita berdua, mati.
Erik Indarto - A Kite On The Darkest Night #NowPlaying #Tracklist
Joshua Soesanto Jul 2014
Sepertiga rasa
jatuh pada botol kecupan asa
mimpi berkelap-kelip berbias cahaya
kamu selalu indah, mengikat semesta.

Satu persatu melankolis tertawa
mengeja satu puisi
jatuhnya pun tiba-tiba
seperti cinta, mudah terisi.

Mengelukanmu seperti bidadari
menulis berbaris-baris puisi
tentang dirimu
hingga terhipnotis sampai lupa diri
kini rasa sendiri.. hinggap lagi
kembali menagih janji.

Ternyata rasa suka itu..
tidak pernah satu paket dengan kata "bersama"

Rasa pun akan mati nantinya
aku selalu penasaran
mengapa rona pelangi suka mempermainkan pikiran dan hati?
di ujung perjumpaan
oleh sebab ketiadaan ia menghilangkan jejak ini.

Sudah cukup perjumpaan ini?
aku kira kita masih bisa bersama untuk bermimpi


Mungkin sudah waktunya
aku kembali lagi
berangkat mencari sepotong daging yang terpisah dari jiwa
dan anggur-anggur memabukkan jati diri.
https://soundcloud.com/keithkenniff/to-be
Maman Screams Jan 2014
Sebelum nafasku yang terakhir
Ku luar kan kepadamu
Engkaulah yang ku tunggu
Engkaulah bintangku

Dan kamu
Aku masih sayang kepadamu
Biarlah ini satu rahsia buatmu

Adakah ini suatu mimpi
Yang selama ini engkau menyelami
Menyinari
Menghiasi alamku dengan warna cinta pelangi

Engkau ada tetap dihatiku walau ku tiada
Engkau ada tetap dijiwaku walau bisa
Dan ku harap kau maafkanlah segala dosa
Sebelum ku pejamkan mata untuk selama-lamanya

Dan kamu
Aku masih sayang kepadamu
Biarlah ini satu mimpi indah bagiku

Apabila nadiku berhenti
Tamatlah sudah puisiku ini
Tapi ini bukanlah satu erti
Kuharap engkau kan terus bermimpi

Kubina cinta di alam mimpi
Bayanganmu ku kan salji
Selalu berada sentiasa disisi
Selamanya kepadamu
Aku..
Aku berjanji..


©2014 RevoLusi
©2014 Maman Screams
Taken and re-arrange with consent from my band "RevoLusi".
Lyrics were taken from my band upcoming latest single, "Mimpiku Yang Terakhir".
The whole lyrics have been re-arrange and some phrases are added in for this piece.
This is my first time writing up a song in my mother-tongue language, "Bahasa Melayu".
This is the poetry version for the song.
Aridea P  Oct 2011
Kenang Cinta
Aridea P Oct 2011
Tergetar nadi ku saat teriakanmu
Tersenyum aku saat melihatmu
Bagai mentari pelawan gelap
Bagai jiwa ku  yang amat tenang

Saat terjunan air membasuh raga
Alangkah indahnya pelangi melingkar
Bercahaya terang amat indah warnanya
Begitu segar sambil menatapnya

Tatapan itu tak sama
Dengan saat aku menatapmu
Di hati ku hanya kau yang terindah
Tak tertandingi dari apapun

Cinta...
Segelas darah ku buang
Selaut air mata ku tumpahkan
Saat ku lihat kini kau berada di Surga

Created by Aridea Purple
So Dreamy Oct 2017
"Cahaya redup itu umpama semesta alam."
birunya naungan langit fajar
ketika tetes embun hadir di atas permukaan daun
pada hari itu kau berujar

"Pernahkah kamu tahu bahwa gelapnya mengisahkan beribu kisah?"
yang ada suaraku bungkam oleh pertanyaanmu
gaungnya terngiang mengisi sudut hampa telingaku
sebuah kubus berisi ruang kosong tak beraksara
ada sorot matamu yang terjebak di dalamnya

"Pernahkah kamu sentuh sisi gelap yang bersembunyi itu?"
pernah
taman kecil berisi bunga warna-warni dalam suaramu yang sepi kusam, kota lama yang redup di tengah peradaban
kuperhatikan rambut ikal panjangmu menjilati tengkukmu
sambil disiuli angin yang bernyanyi pelan, begitu tenang

"Atau yang tidak sengaja kamu sembunyikan?"
"Ralat, yang sengaja kamu sembunyikan."
matamu mengerling menerawang memandang langit Juni
apa lagi yang kamu dambakan dari gelap pada pagi secerah ini?

"Cahaya redup umpama semesta alam, gelapnya mengibarkan beribu ilham."
jemarimu cepat berdansa dengan senar begitu cermat
ingat pertama kali dua pasang mata sendu ini berkenalan
dalam gelap dalam redup
lahir melodrama di tengah rintik tangisan langit bulan kedua

"Gelapnya mengibarkan seribu ilham. Gelapnya mendatangkan pelangi di tengah tulisan dalam buku kelabuku."
diremasnya jemariku, lalu tenggelam dalam beribu rasa
bunga-bunga merekah membentangkan senyum sang surya

apa lagi yang kudambakan dari gelap pada pagi secerah ini?
satu pertanyaan kubisikkan untuk langit biru pada bulan Juni
apakah hadirku sudah cukup bagi hari-hari gelapmu?

lalu, jemarimu meremas jemariku lebih keras
seolah tak pernah ingin lepas.
Aridea P  Feb 2012
Ulang Tahun Ku
Aridea P Feb 2012
Ulang tahun singkat ku
Ingin ku rayakan di Surga-Mu
Yang indah penuh warna pelangi
Yang panjang, ku harap bagai usia ku

Ku yakin kamu tak kan tau
Hari ulang tahun ku
Namun, melihat senyummu dari jauh
Adalah hadiah terindah di Hari Ulang Tahun ku

Kue tinggi tidak ada
Lilin pun tak menyala
Hanya ku tusuk di atas tanah
Ku ucapkan harap ku selamanya
Kemarin aku mengajakmu melihat senja.
Katanya kamu suka warnanya merah jambu bercampur oranye seperti jeruk mandarin kesukaan ibu.
Kamu selalu ceriwis membahas senja ini dan itu.

“Jangan lupa kopi dan puisi! Kita harus merayakan isi bumi.”
Celotehmu.
“Kamu mau kan melihat senja bersamaku?”

Kemarin aku mengajakmu melihat senja.
Telah kupersiapkan sekian lama.
Aku rakit sendiri senjaku dengan kopi manis dan puisi cinta yang kau sebut - sebut itu.
Aku merangkai pelan-pelan sambil menghayal bola mata emas yang berbentuk kenari kesukaanku dan lengkung pelangi bibirmu.
Cukup lama buatnya,
tapi senjaku sangat cantik.
Dan sedikit rapuh.
Aku harap kamu senang.

Kemarin aku mengajakmu melihat senja.
Tapi kau pergi ke laut dan menjelajahi waktu.
Terhanyut malam.
Aku tidak ada di sana.

Kamu menolak senjaku.
Katamu ada senja yang lebih bagus.



Senja, senja, senja.
Muak dengan puisi senja.
Aku bukan anak indie regional, aku pendengar Ed Sheeran, top 50 ,Danilla Riyadi dan Sapardi !
Aku ya begini begini begini!
Maksud hati tidak menulis puisi emosional. Tapi aku menulis untukmu (bila membaca) dan, ah indie anjing!
AdelliaRosa  Mar 2012
Hujan
AdelliaRosa Mar 2012
ada bulir-bulir hujan yang lesap di kedua pipimu
ada mendung yang masih menggantung di kedua bola matamu

tapi, sangsikah kau akan lengkung pelangi yang akan kupasangkan di bibirmu?
Amira I  Jul 2014
:)
Amira I Jul 2014
:)
Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa
Langit akan selalu biru,
Bunga akan selalu mekar,
dan Mentari akan selalu bersinar.

Tapi, ketahuilah bahwa Tuhan selalu memberikan
Pelangi di setiap badai,
Senyum di setiap air mata,
dan Jawaban di setiap doa.

Karena Tuhan tidak memberikan apa yang kita mau.
Tapi Ia memberikan apa yang kita butuhkan.

Maka, jangan pernah menyerah.
Teruslah berjuang.

Life is beautiful.


Yoga Triantoro, 2013.
Hiory May 2017
Malam

Belahan rindu memebelai malam sunyiku..
Tak dapat kutolak..
Bagai tetes hujan yang hanay dapat ditunggu hingga selesai
tak dapat ku hentikan..hanya dapat kunikmwaktu yang hanya
Pagi

Malam tadi aku ingin secepatnya menyelesaikan..
Menyelesaikan segala kesunyian yang dialandasi oleh
malam penuh kerinduan..
Berharap pagi dapat menopang rindu ini..
tapi ternyata pagi pergi meninggalakanku bersama rindu-rindu
yang menyiksa..
Dan melimpahkan segala kerinduan ini kepada siang..
Siang yang membakar hampa sunyiku...

pagi..
Tak dapat menyelesaikan rindu ini..
Siang pun begitu..
waktu hanya membuatku kecewa melewatinya..

Sore..
membawa pelangi indah nan menyejukkan mata..
Tanpa hujan yang mendahuluinya..
Qadriah  Mar 2014
B&W (Bilingual)
Qadriah Mar 2014
I am
but a rainbow splash
on a canvas
later photographed
and printed
in black and white

Aku hanya
warna pelangi kau percik
di kanvas
lantas menjadi santapan
lensamu
dan akhirnya
kau cetak hitam putih

— The End —