Justru inilah yang tak pernah bisa ku pahami; kamu mengenal aku seperti belakang tanganmu sendiri kamu itu selalu memiliki pilihan untuk jadi bahagiaku di siang dan malam atau buatku tenggelam dan tersesak dalam dinginnya diam namun pilihan kedua selalu menjadi pilihan favorit mu pun kamu tau bahwa dulu itu menjadi alasanku tinggalkanmu