Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Aridea P Mar 2013
Palembang, 16 Maret 2013


Serasa aku kembali ke masa lalu
Membaca pesanmu, dan menerka bentuk wajahmu
Kamu kembali lagi
Menyirami kebun senyumku yang mekar kini
Membuatku ingin terus terjaga
Tuk menunggu pesan darimu lagi

Kini aku di sini lagi
Mengagumimu, untuk alasan yang tak pasti
Membanggakanmu, betapa kau peduli padaku
Aku hanya bayangan bagimu
Kamu hanya bayangan bagiku
Interaksi yang membuat kita jadi nyata

Aku mencintaimu,
untuk alasan yang tak masuk akal
Aku sungguh mencintaimu,
melebihi rasa yang kau berikan padaku
Aku sangat mencintaimu,
namun ku tak berharap memilikimu
Aku mencintaimu,
seperti dia mencintaimu


Dulu aku masih lugu
Menyatakan cinta padamu
Dan kau menertawakanku
hahahaha
Aku pun juga begitu

Lantas aku merasa malu,
Aku memutuskan komunikasi denganmu
Mencoba tuk berhenti mencintaimu
Berhenti mengagumimu
Ya, meski hanya beberapa bulan
Aku tak sanggup lama-lama mengacuhkanmu

"Thanks, we're friends again."
Itu kata pertama yang kamu ucapkan padaku
Setelah aku memutuskan untuk kembali mengagumimu
Mencintaimu adalah hal yang selalu membuatku rindu

Aku selalu malu jika mendapatkan pesan darimu
Aku takut selalu salah jika membalas pesanmu
Tapi ku coba apa adanya dihadapanmu
Terima kasih kamu mau menjadi temanku

Andai aku bisa mengerti perasaan ini
Aku ingin sekali saja mencintaimu, yaitu kali ini
Aku tak ingin berlama-lama mengagumimu
Itu hanya akan membawa dukaku di kemudian hari
Aku beruntung bisa mencintai orang sepertimu
Kamu tahu? Tak sedetikpun aku tidak memikirkan kamu

Andai aku bisa mengerti perasaan ini
Bintun Nahl 1453 Mar 2015
3 Maret 1924..
Tak banyak уαηg tahu αρα уαηg telah terjadi ∂ι hari itu | dahsyatnya makar & kemunduran umat telah melupakan peristiwa detik2 hancurnya institusi daulah Khilafah sang pemersatu
Hingga derita mendera bertubi silih berganti menimpa muslim ∂ι segala penjuru | teraniaya,terhina,tercabik,tertindas,tersakiti,terjajah,menangis tersedu
Umat уαηg satu tak lagi menyatu | terpecah tersekat oleh nation state buatan sekutu | bak anak ayam kehilangan induk terancam hidupnya sewaktu-waktu
Begitulah wajah muslim hari ini | ketika tiada lagi institusi уαηg melindungi | problematika terjadi tiada henti
Hari ini | tepat 91 tahun umat Islam hidup tanpa institusi Khilafah | saatnya melawan lupa & bergerak mewujudkannya
Khilafah janji Allah tersampaikan melalui lisan mulia Rasulullah SAW | walau banyak уαηg beranggapan utopis kembali mewujudkannya | yakinlah tiada janji уαηg pernah ingkar kecuali janjiNya
Nabi saw bersabda,
"Akan datang kepada kalian masa kenabian,& atas kehendak Allah masa itu akan datang.Kemudian,Allah akan menghapusnya,jika Ia berkehendak menghapusnya.
Setelah itu,akan datang masa Kekhilafahan ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah;& atas kehendak Allah masa itu akan datang.Lalu,Allah menghapusnya jika Ia berkehendak menghapusnya.
Setelah itu,akan datang kepada kalian,masa raja menggigit (raja yang dzalim),& atas kehendak Allah masa itu akan datang.Lalu,Allah menghapusnya,jika Ia berkehendak menghapusnya.
Setelah itu,akan datang masa raja dictator (pemaksa);& atas kehendak Allah masa itu akan datang; lalu Allah akan menghapusnya jika berkehendak menghapusnya.
Kemudian,datanglah masa Khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah (Khilafah yang berjalan di atas kenabian). Setelah itu, beliau diam".
[HR. Imam Ahmad ]
Saudaraku,
Telah tiba saatnya satukan langkah satukan perjuangan,
Menyongsong kembali janji Allah Sang Penggegam Kehidupan,
Tegaknya kembali Daulah Khilafah ∂ι atas jalan kenabian..
Takbir !!
Allahuakbar !
SalamPerjuangan!
‪#‎3RDMARCH1924‬
‪#‎melawanLupa‬
B'Artanto Feb 2019
Menuju Maret, pagi-pagi matahari meninggi sambil menyeduh minuman penolak kantuk.
Sesekali ia aduk minuman di gelas melawan arah jarum jam.
Katanya agar berbeda,
Padahal sedari dulu ia sudah berbeda.

Pagi-pagi matahari cepat meninggi
Mungkin membawa kabar dari Bapak menyertakan terimakasih.
'Terimakasih' suara bapak dari ponsel genggam buatan negara berkelopak mata monolid.

Menuju Maret hati yang disini berduka. Menolak umur ditambah dengan satu angka,
Belum lagi kalau dia ingat suara pintu pagar besi yang dimainkan anak-anak tetangga.
Rindu katanya,

Ia belum pulang, sebagian jiwanya sedang bermain pasir di masa lalu.
Tapi ia malah lari mengejar lagi. 'Sudah cukup, aku mau ikut' katanya

Sekarang ia siap, menuju Maret dan segala kebaikan di dalam dan setelahnya.

B_Art
07-Feb-2019
Aridea P Feb 2012
Jakarta,  30 Maret 2009

Jangan takut musuh negeri ini
Jangan takut penguasa negeri ini
Takutlah pada air bah yang mengalir
Takutlah pada penyapu kota ini

Jangan percaya kata mereka
Jangan percaya janji mereka
Percayalah pada diri sendiri
Percayalah pada Allah SWT

Maret pertandakan akhir
Pembayaran hutan akan janji
Amuk amarah alam negeri ini
Sebab tak satupun pemimpin peduli
Yulia Surya Dewi Mar 2018
Allah..
Allah adalah Tuhanku

Oh Allah..
Dzat Yang Maha Agung
Tiada Tuhan selain Allah
Kaulah Yang Maha Menciptakan
Kau ciptakan surga bagi orang yang beriman
Kau berikan rahmat kepada hamba-MU yang bersungguh-sungguh

Ya Allah!
Ya Tuhanku!
Hambamu bukanlah teroris
Hambamu hanya menyembah kepada-MU

Ya Allah!
Tuntunlah aku ke jalan yang benar
Ya Allah!
Dalam gelap kau bangkitkan aku yang putus asa

-Kediri, 22 Maret 2018-
Aridea P Jan 2012
Jakarta, Minggu 5 Maret 2009

Pikiranku sakit
Aku tak tahu harus berbuat apa
Ingin ku kirim selembar surat untuknya
Tapi aku tak mampu, aku tak bisa

Karena aku hanya sendiri
Tak ada satupun yang membantu
Aku bingung, aku sedih
Aku menangis di sini... sendiri

Ku hanya menunggu datangnya keajaiban
Apakah itu akan terjadi?
Aku pun tak yakin
Tanpa usaha dan pengorbanan
Keajaiban takkan pernah datang
So Dreamy Mar 2018
Kertas putih kosong,
Cat putih kosong
Cat merah menyala
Cat hitam yang kelam
Warna-warni
Langit dalam hati
Tangis tawa
Ruang hampa penuh maaf
Tak dihargai
Diulangi lagi
Berkali-kali
Lemas terkulai
Hati ragu
Langkah berhenti
Pergi saja
Pergi
Ingin saya pergi
Atau kamu yang pergi
Kemudian berlalu
Berlabuh
Garis pantai dan pohon rindang
Hangat
Cerah
Dalam rangkulnya
Matahari bernyanyi
Satu ruang penuh tawa
Ruang hampa bersajak cinta
Penuh harapan penuh asa
: Jatuh cinta.
Aridea P Mar 2017
Palembang 27 Maret 2017

Untuk diriku sang penikmat kopi

Aku telah bangun saat fajar masih terlelap
Kemudian aku membuka jendela agar embun menatapku
Ku biarkan tamu pagi nan sejuk menyapu rambutku yang pirang
Seketika itu aku teringat tuk menyeruput kopi di gelas favoritku
Segelas Capuccinno hangat di tanganku sekarang
Mulai ku teguk sambil ku pejamkan mata
Ku rasakan manisnya krimer di lidahku
Mengingatkanku pada kamu
Pemanis di dalam hidupku

Aku hendak bekerja seperti biasanya
Kini mentari menantangku untuk menakhlukkannya
Ku pasang perisaiku dengan lengkap
Kemudian ku berpikir tuk mendapatkan segelas Caramel Frappe tuk menyejukkan hari ini

Tak terasa mentari kini telah lelah tuk bersinar
Sehingga membuat dunia kian gelap
Aku seduh Black Coffee tanpa gula
Tak ku hiraukan rasa pahitnya ketika menyentuh lidahku
Lebih pahit mana dengan kenyataan aku hidup tanpa cintamu?
Aridea P Mar 2017
Palembang, 27 Maret 2017

Hari ini aku tak ingin berhenti menulis
Bagiku menulis itu sangat berarti
Aku bisa mencurahkan isi pikiranku tanpa aku harus berucap
Ucapanku terkadang tak didengar orang, kau tahu?
AH, bukan!
Ucapanku bahkan tak pernah didengar orang
Aku hanya batu, yang hanya dilangkahi orang setiap kali berjalan

Hari ini mentari bersembunyi di balik awan mendung
Namun panas teriknya masih bisa ku rasakan dikulitku
Aku hanya bisa berteduh di bawah atap kamarku
Padahal jiwa ini ingin sekali menari di bawah mentari
Padahal kaki ini ingin sekali tenggelam di pasir pantai yang kasar
Ingin sekali rasanya membawa diri ini ke air laut biru nan luas
Aku ingin sekali mengapung di air garam yang bening
Namun yang kulakukan hanya mengetik tulisan tak berarti

Hujan mulai turun
Apa daya aku hanya bisa menunggu
Aku terkurung di dalam dunia sendiri
AKu belum berani tuk berkelana sendiri
Aridea P Mar 2013
Palembang, 17 Maret 2013

Kamu tahu?
Bagiku, kamu itu Orang Asing

Orang Asing pertama yang aku kenal
Orang Asing pertama yang aku kagumi
Orang Asing pertama yang aku cintai
Orang Asing pertama yang aku sayangi
Orang Asing pertama yang aku tangisi
Orang Asing pertama yang aku gilai


Kamu tahu?
Hahaha
Sepertinya tidak
Aridea P Apr 2012
Palembang, 31 Maret 2012


Bagaimana rasanya hati yang tertusuk paku?

Aku tahu.

Bagaimana rasanya nadi yag tertusuk jarum?

Aku tahu.

Mengapa aku pernah merasakan semua itu?

Karena aku melihat wajah mu.
Yulia Surya Dewi Mar 2018
Bangsa pribumi di era modern
Memaksa batin untuk jadi keren
Sudah lewat aku di zaman batu
Ku langkahkan kaki di zaman baru
Aku tidak tahu cara naik bus
Yang aku tahu adalah kursi bertikus

Oh jarak..
Jarak yang membuatku berpisah
Aku rindu suasana desa yang indah

Oh jarak..
Sampai kapankah aku gelisah
Aku gundah tidak tahu arah

Oh jarak..
Selamatkanlah aku
Selamatkan aku dari rasa putus asa

Aku takut..
Aku takut pada gedung besi berasap
Aku takut pada mesin yang berjalan
Aku takut pada benda panjang beruap

Siapakah aku disini?
Siapapun tolong bantu aku
Siapapun keluarkan aku dari sini
Siapapun tuntunlah aku

Oh Tuhanku..
Berikanlah Petunjuk-Mu
Tidak ada yang lain selain Diri-Mu
Aku disini hanya pencari Ridho-Mu


-Kediri, 19 Maret 2018-
Aridea P Mar 2017
Palembang, 27 Maret 2017

aku pernah bermimpi tentangmu
kamu menggenggam erat tanganku
menuntunku ke tempat yang belum pernah ku tuju
sesaat kau hilangkan semua perasaan sesak dihatiku
kita bergandengan berdua, ya, di dalam mimpiku
kamu begitu tampan sehingga ku tak bisa berpaling memandangmu
kamu seorang yang belum pernah ku temui sebelumnya
kamu yang membuatku teringat kembali rasanya jatuh cinta
kamu menghargai setiap aksiku
kamu memandangiku bak perhiasan yang berharga
kamu jua lah yang membuatku berharap ketika ku kembali ke dunia nyata
Aridea P Mar 2017
Palembang, 27 Maret 2017

Aku lupa bagaimana rasanya jatuh cinta
Jatuh cinta pada seorang Pria
Aridea P Mar 2017
Palembang, 27 Maret 2017

aku menyendiri,
bukan karena ku tak memiliki teman
tetapi aku mundur perlahan dari pertemanan

aku mengunci diri di kamar,
bukan karena aku tak memiliki tempat tuk dituju
tetapi aku berharap kelak ada yang menemukanku

aku menenggelamkan jiwa ke relung alam sadar paling dalam,
bukan untuk berlari dari kenyataan
tetapi untuk menemukan jawaban
Yulia Surya Dewi Mar 2018
Daun kuning berjatuhan
Angin dingin menghantarkan salam dari Tuhan
Aku melihat pepohonan yang menari
Semua tampak indah menyejukkan hati

Aku hanya diam..
Diam tak tahu harus kemana
Kabut putih menutup mataku
Mendorongku yang berdiri terpaku
Imajinasiku kabur
Aku akan jatuh

Dan...

Dimanakah aku?
Diruangan serba putih aku terbangun
Menatap dengan pandangan memudar
Siapakah kamu?
Gadis kecil berlari dan tertawa
Berlari menjatuhkan bunga-bunga
Membuka pintu diujung ruangan

Aku berjalan...
Berjalan membuka pintu yang sama

Wanita cantik berambut pirang
Cantik rupawan mengalahkan Godiva
Seorang gadis kecil memeluknya erat

Dia...
Dia yang selama ini kucari
Dia yang selama ini kunanti

Aku mencoba...
Mencoba untuk menyentuhnya
Jari-jarinya yang ramping menepisku
Aku berpikir dia membenciku
Namun tidak
tidak...
Dia berkata padaku,
"Kembalilah, ini belum saatnya"

Kematian bernegosiasi dengan kemungkinan
Kemungkinan untuk meraih kehidupan
Di alam bawah sadar
Aku akan kembali menemukannya

-Kediri, 18 Maret 2018
Yulia Surya Dewi Mar 2018
✫  ·    + . ✵
   .
·    .•°•Trepidation•°•.
.      ˚  *     
     .  . ⋆ *   ˚
    .  ⊹

Bunga-bunga menjauh dari jalanku
Membiarkanku seakan kehilangan ragaku
Duri menghiasi setiap jalan
Sinar matahari memudar di sela-sela dedaunan
Burung-burung merintih dalam pedih

Biarlah ketakutan mengambil kesempatanku
Kesempatan untuk kembali ke jalanku
Jalan yang tak mungkin kutemui lagi
Di kegelapan aku mencoba menyisir cahaya
Menyisir cahaya dan kudapati rontokan bintang

Aku takut..
Aku takut pada malam
Malam yang semakin pekat
Kemana aku akan berlari?
Lututku berdarah menapaki jalan tanpa arah

Semua ini tampak seperti ilusi bagiku
Menemukan jalan yang benar adalah delusi
Tak ada rasa sakit, tak ada kesenangan
Namun kesenangan itu hanyalah angan-angan

Aku tak ingin menyerah
Walau kurasa hatiku berdarah
Bila dunia ini berhenti
Siapapun takkan bisa mengunciku lagi

Selamatkan aku...
Keluarkan aku dari sini
Seperti apa akhir dari jalan ini?
Aku takut...

Keluarkan aku dari sini
Ku mohon peganglah tanganku
Di dalam hatimu, di dalam mimpimu
Bangunkanlah kembali bintang-bintang

-Kediri, 17 Maret 2018
B'Artanto Mar 2020
Terang bulan,
padahal ini tertulis di pukul enam yang masih berembun setelah fajar

Ntah bagaimana yang muncul adalah terang bulan.

Bukan mengenai kisah anak-anak yang dipaksa meminta-minta, menjual kerupuk tiga ribuan.

Hari ini terang bulan muncul lebih awal, dua belas jam lebih awal.

Siapa yang tau isi kepala yang ditutupi rambut hitam orang-orang?

Seperti apa terang bulan yang ada di dalam pikirannya?

Terang bulan diisi dengan ketakutan-ketakutan bertambahnya angka pada umur.

Merasa ada yang salah dengan putaran waktu,
Ia belum siap ternyata.

Sementara hari tidak menunggu apapun, bahkan detiknya.

Terang bulan tidak benar-benar ada, ia hanya muncul saat orang-orang sedang bahagia yang serupa.

Selebihnya adalah sabit di ujung bulan yang kadang muncul sekadarnya.

B_A
11 Maret 2020
Yulia Surya Dewi Mar 2018
Kau melompat kesana kemari
Kau melompat tanpa tahu perasaan ini
Kau melompat tanpa etika
Kau melompat hilang seketika

Kau bukan jelmaan pangeran
Akan tetapi hadirmu membuat orang terheran
Sekolahku adalah tempatmu
Hijau pohon dan rumput sudah menyatu denganmu

Aku mual dengan serba hijau
Karena sayur hijau bukanlah kesukaanku
Akan tetapi pohon hijau adalah istimewa
Pohon hijau tempat berteduh hati yang merana

Oh kodok..
Mengapa tembok sekolahku juga hijau?
Oh kodok..
Aku semakin sulit menemukanmu

Teyot teblung teyot teblung
Sekolahku hijau nan sejuk
Teyot teblung teyot teblung
Adiwiyata adalah gelar sekolahku

-Kediri, 21 Maret 2018-
B'Artanto Mar 2019
Mati aku.
Tidak ada lagi subuh yang dingin,

Manusia hanya dibangunkan alarm pengingat dunia setiap harinya

Hatinya lumpuh, sejak berhari lalu

Yang ia ingat hanya cara menambah digit angka di mesin penyimpanan

Mati aku.
Tuhanku pergi jauh

Bukan, sebab kita yang bergerak mundur menuju didihan bara api

Untuk subuh esok yang terlalu pagi, kami titipkan niat menjemput Tuhan

Tetap saja esoknya hanya duniawi, hartaku tak boleh terkikis

Dimana surga subuh Tuhan kami?

'buang dengkimu sebelum ngigaumu berhenti, sebab surga subuh datang pada hati yang bersih'



18 Maret 2019
16:11
Apportez vos chaudrons, sorcières de Shakespeare,
Sorcières de Macbeth, prenez-moi tout l'empire,
L'ancien et le nouveau ; sur le même réchaud
Mettez le gros Berger et le comte Frochot,
Maupas avec Réal, Hullin sur Espinasse,
La Saint-Napoléon avec la Saint-Ignace,
Fould et Maret, Fouché gâté, Troplong pourri,
Retirez Austerlitz, ajoutez Satory,
Penchez-vous, crins épars, œil ardent, gorge nue,
Soufflez à pleins poumons le feu sous la cornue ;
Regardez le petit se dégager du grand ;
Faites évaporer Baroche et Talleyrand,
Le neveu qui descend pendant que l'oncle monte ;
Que reste-t-il au fond de l'alambic ? La honte.

Jersey, le 26 mai 1853.

— The End —