Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Loveeyta Feb 2020
Aku selalu suka caramu menceritakan dunia, dengan barisan kata yang asing, membuatku harus memutar otakku yang rendah kapasitasnya ini.

Aku selalu suka caramu bahagia, bahkan kamu tidak tersenyum ketika bahagia.
Hebatnya kamu, bahagiamu bisa sampai ku rasa tanpa senyumanmu yang hadir.

Aku selalu suka caramu bersedih, kamu selalu kehabisan kata. Melampiaskannya dengan hal yang bisa mematikanmu, namun pada akhirnya kamu juga butuh pelukanku.

Aku selalu suka caramu marah, kamu selalu terdiam. Sampai pada akhirnya kata maaf terucap, karena kamu takut aku akan terganggu dengan marahmu.

Aku selalu suka caramu optimis, membanggakan dirimu sendiri sampai lupa kalau di dunia ini ada orang sehebat Pak Habibie.

Aku selalu suka caramu pesimis, tidak henti menyalahkan diri sendiri, tapi tidak memakan waktu lama. Setelah itu kamu bangkit lagi.


Tapi satu yang tidak aku suka,
caramu yang selalu mematikan rasa.
Kamu tidak pernah membiarkan rasa-rasa dalam dirimu menyala. Kamu benci rasa. Sama seperti aku membenci diriku sendiri.

Tapi tidak apa,
Nanti kita sama-sama belajar untuk merasa lagi, ya?

Namun, akan lebih baik jika pada akhirnya kita yang bisa saling menumbuhkan rasa.
I never understood,
why being quite some days,
is sinomis with being upset.

Some days I just like to watch,
I find that if most people took the time to observe,
we would have a lot more optimis.

Sometimes you need to get out of your own head,
and just watch and listen to others,
because that is the only way you'll ever understand them.

Some days you need to stop talking,
over all of the voices,
that are trying to teach you so many lessons.

When you are talking,
you are not learning,
but when you stop,
that's where the lesson begins.

You don't always have to be the one telling the punch line,
to enjoy a friends smile.

People are too busy trying to do,
to actually be.
To just sit with your friends,
watch them interact,
and enjoy being there.

— The End —