Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Di satu sisi aku ingin mengaburkan batas raga antara kita
Menggagalkan objektivitas yang tersurat
Sehingga berdua adalah entitas jiwa yang ideal dan bermakna

Di satu sisi aku ingin menghukummu
Merobekmu hingga berkeping-keping
Menghilangkan eksistensimu agar kau tak memenuhi benakku

Di satu sisi aku ingin membimbingmu
Meniti sehelai rambut menuju altar suci
Bermandikan mentari, kita adalah makhluk yang paling dinanti

Di satu sisi aku ingin mencabikmu
Menikam segala urat nadi yang berdetak
Beriringan dengan debar jantungku kala visimu terbayang olehku

Di satu sisi aku ingin bicara, di satu sisi aku ingin menerkam
Menertawakan humor renyah gestur yang kikuk dalam bertindak
Hanya dengan menyakitilah aku dapat mengungkapkan
Perihal aku candu akan dirimu
Kepada Pria yang menjadi Psikedelik Pribadi-ku selama tiga tahun.
Noandy Sep 2015
Darah
Biasanya keluar rumah
Saat tengah malam
Sambil menangis
Hanya
Untuk bermandikan
Seseguk amis

Setelah itu,
Ia lanjut merajut
Duka
Atas air maut
Yang tak kunjung jatuh
Darinya

Sama,

Suaramu
Terdengar kala malam
Terisak-isak perih
Dan masih berbau darah
Tapi setelah kuratapi
Sekarang makin legam

Lagi-lagi
Suaramu dibebani
Pagi yang merekah-rekah
Dan pada saat selalu saja,
Ia akan tergesa membisu basi
Menunggu sambutan gulita

Keduanya tidak sadar
Bahwa
Mereka saling
Beradu pekat

Suaramu tapi
Masih percuma
Alunannya mengais pedih
Langkahnya meringkuk mati
Seolah tak tahu
Terus tanya
Siapakah tuannya

Mungkin
Ternyata
Memang bukan kamu

Dan di saat
seperti ini
Gelap biasanya
Keluar terbahak
Terbatuk
Tertatih meracau rindu

Kalau ia lumpuh
Dan tak dapat lagi menghentak
Suara liar yang kerap
Bersenandung pedih
Mungkin ini sekedar hantumu
Menyanyi
Main-main dengan duka malamku
Gadis kecil berpipi bulat senang menari di taman.
Kadang sendiri, kadang bersama kawan.
Suatu hari gadis kecil berpipi bulat bertemu seekor singa.
"Jangan dekati dia! Dia sedang terluka!" Teriak seorang teman.

Gadis kecil berpipi bulat memperhatikan Raja Hutan.
Luka bekas sayatan menganga lebar di dada.
Ia bermandikan darah dan air mata.
Gadis kecil berpipi bulat terkesima.

"Tuan Singa, Tuan Singa! Siapa yang melukai anda?" Tanya gadis kecil berpipi bulat penasaran.
Seekor singa dengan bulu kecokelatan lebat sekilas mendongak, lalu kembali tergolek lemas.
Sekilas bola cokelat mengintip dibalik mata sipitnya.

"Tuan Singa, Tuan Singa ! Apa anda kesepian atau ingin mencari mangsa ?"
Tanya gadis kecil berpipi bulat penasaran. Ia terpesona dan ingin mengobati Raja Hutan.
Tapi bisa saja ia disantap sekali lahap.
Gadis kecil berpipi bulat tetap tidak beranjak.

                  Semoga gadis kecil berpipi bulat tidak dalam bahaya.

[Jakarta, 17 Juni 2019.]

__


Gadis kecil berpipi bulat menemani Tuan Singa bercerita.
Seekor betina pernah singgah dan mempermainkan luka.
Tuan Singa pandai bersandiwara!
Sesekali tertawa di selipan duka.
Gadis kecil berpipi bulat melihat.

Gadis kecil berpipi bulat menemani Tuan Singa bercerita.
Tuan Singa pernah kesepian dan ketakutan.
Takut menengok ke belakang dan diterkam dosa.
Seekor raja hutan meninggalkan banyak korban, pun selamatkan diri sendiri ia lupa.
Gadis kecil berpipi bulat terdiam.

"Semudah itu manusia mati dan semudah itu manusia hidup." Dongeng Tuan Singa.

Si Raja Hutan lelah, dan mulai menyanyikan lagu "Bangunkan Aku ketika September Usai" dari Hari Hijau.
Gadis kecil berpipi bulat menikmati senandung minor luka pengantar tidur.

"Tuan Singa, aku mengantuk. Tapi izinkan aku menemani tuan sampai tuan tidak butuh aku lagi, ya.
Selamat tidur dan bermimpi.
Semoga mimpi malam ini indah."
Ucap Gadis kecil berpipi bulat sebelum pulas.

[ Jakarta, 22 Juni 2019 ]

——

Gadis kecil berpipi bulat sudah terjebak.
Gawat.
Raja hutan mempermainkan teka-tekinya.
Gadis kecil berpipi bulat sibuk mengobati hingga lupa ia pun melukai diri sendiri.

“Tuan singa. Tuan singa.
Apa yang tuan inginkan?
Sebuah hati lagi, atau aku beranjak pergi?”

[5 Agustus 2019]

——

Raja Singa sedang terluka.
Ia gelisah.
Tapi gadis kecil berpipi bulat tidak bisa mengobati.
Atau,
bukan dia, yang sang raja cari ?

[19 September 2019]

_

Cukup.
Waktunya telah tiba.
Gadis kecil berpipi bulat harus pergi.
Semoga kamu bisa tidur.

[04 Oktober 2019]
Saya tulis untuk seorang Singa yang pernah saya kenal.

— The End —