Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Sep 2015
Darah
Biasanya keluar rumah
Saat tengah malam
Sambil menangis
Hanya
Untuk bermandikan
Seseguk amis

Setelah itu,
Ia lanjut merajut
Duka
Atas air maut
Yang tak kunjung jatuh
Darinya

Sama,

Suaramu
Terdengar kala malam
Terisak-isak perih
Dan masih berbau darah
Tapi setelah kuratapi
Sekarang makin legam

Lagi-lagi
Suaramu dibebani
Pagi yang merekah-rekah
Dan pada saat selalu saja,
Ia akan tergesa membisu basi
Menunggu sambutan gulita

Keduanya tidak sadar
Bahwa
Mereka saling
Beradu pekat

Suaramu tapi
Masih percuma
Alunannya mengais pedih
Langkahnya meringkuk mati
Seolah tak tahu
Terus tanya
Siapakah tuannya

Mungkin
Ternyata
Memang bukan kamu

Dan di saat
seperti ini
Gelap biasanya
Keluar terbahak
Terbatuk
Tertatih meracau rindu

Kalau ia lumpuh
Dan tak dapat lagi menghentak
Suara liar yang kerap
Bersenandung pedih
Mungkin ini sekedar hantumu
Menyanyi
Main-main dengan duka malamku
Noandy
Written by
Noandy  Surabaya
(Surabaya)   
2.0k
     Sanam ojha, layla and Fauzan
Please log in to view and add comments on poems