Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Loveeyta  Jan 2021
Nahas
Loveeyta Jan 2021
Bagaimana bisa,
Berjalan diselimuti keresahan,
Dibalut dengan beludru kekhawatiran yang cukup tebal,

Bagaimana bisa,
Berjalan dengan kaki beralaskan keserakahan,
Dan kaus kaki kemunafikan sebagai pelindungnya,

Bagaimana bisa,
Melanjutkan hidup
Dengan perjalanan penuh asap kebohongan?

Tentu kau bisa terus berjalan,
Tentu kau bisa terus hidup,
Walau harus memikul
Ketidaknyamanan dalam perjalanan,

Namun,
Siapa peduli?
Peduli dengan ketidaknyamananmu,
Kau bilang?

Mereka bahkan tidak sadar,
Mata mereka,
Buta akan kesengsaraanmu
Kecuali,
Dengan kekalahanmu
Penunggang badai Feb 2021
Ahh, judul...
Kuliat ia akhir-akhir ini begitu menyebalkan
Begitu merangah, berusaha mencolok
Aku tidak yakin dia melakukannya dengan tidak sadar
Aku tahu dia menginginkan sesuatu

Kuasa!
Aha, itu sudah pasti kuasa
Kuliat ia begitu sombong hanya karena posisinya yang sedikit diatas
Memandang rendah kata-kata serumpun yang ada di bawahnya
Acuh melihat titik dan koma yang baginya tak ada apa-apanya

Hanya karena font yang sedikit tebal dan size yang agak besar
Membuat masyarakat kata memilihnya untuk mewakili suara mereka
Pun merasa tak sebanding dengan apa yang dimiliki ‘Si Congkak’ itu
Kata merasa rendah, titik koma tak berdaya
Dan mereka... Kalah atas kedaulatannya sendiri

Padahal judul hanya tak sadar
Bahwa kuasa yang dimilikinya itu bukan karena dirinya sendiri
Ia lahir karena keresahan kata
Yang terombang-ambing bagai kapal di ganasnya lautan
Menggantung bagai kepompong, terpenjara dalam ketidaksempurnaan
Melayang-layang bak daun jatuh ditiup angin, tak tentu arah
Mendambakan hidup yang bahagia dan tenteram untuk merdeka

Karena ketakutan kata-lah
Judul hadir sebagai jawaban
Agar kata dilirik pembaca
Agar kata digunakan dalam ruang diskusi
Agar kata hidup dalam kepala
Mengakar kokoh dan menjadi abadi

Judul adalah cerminan pemimpin di negeri ini
Seperti kacang yang acuh pada kulit, lupa diri
Bahwa dirinya ada untuk mendengar keresahan
Bukannya malah menjadi dalang kerusuhan
Bahwa dirinya ada untuk mengerti suara yang dimarjinalkan
Bukannya malah membuang muka, lalu lantas pergi meninggalkan

Lihatlah ibu yang telah melahirkan
Yang terpinggirkan mengandung harapan
Yang menanti dengan merapal doa disetiap malam
Anak baik jadilah baik
Wahai kalian yang duduk manis di kursi tahta

Bangkitlah!
Kata-kata dan rakyat jelata yang dipandang sebelah mata
Mendengarlah!
Wahai judul "Si Congkak" juga para pemimpin negeri yang berlagak sok kuasa
O rain ..
flush her with the warmth of my desire ..
wet her with a roar of passion on every breath of me ..
flood her with  lush  of  this  restlessness ..

so she's knows ..
it's  for her ..*

┈┈┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶  ƦУ  »̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈┈┈┈┈┈┈

"sang hujan..
sirami ia dengan hangatnya kerinduanku..
basahi ia dengan deru hasrat pada setiap hembusanku..
banjiri ia dengan rimbunya keresahan ini..

agar ia tahu..
itu adalah untuk Dia.."
how you can run from desire,  if your conscience  is paralyzed..

— The End —