setelah desember itu, aku tidak pernah berharap lagi obrolan putih hari itu membuka matamu obsesi di matamu meredup, sudah tidak ada binar perlahan memetakan adnan dalam redup , mungkin salahku untuk itu andai saat itu semua tambo aku tampung kebas hati saat itu untuk temurun ujaranku delusi, kamu mengakui
tergusur semua perasaanku enggan berpindah, memaksakan dengan angan yang indah rasa sekujur tubuh seperti sudah lepas dari nyawa gagu untuk mengatakan sebenarnya andai semua perasaan tetap terkunci pada tempatnya nafsu dan akal pun mungkin berelegi gempar, terbanjiri air mata yang tidak ada gunanya gusar, tidak mau menangkap realita uzur sudah jantungku
-----
dan untuk semua awalan, aku sungguh minta maaf sudah menganggumu dari semua kata, tidak ada yang mampu menggambarkan kehancuran total yang kubuat
ditempatmu padang rumput berubah menjadi padi hijau ditempatku menjadi gurun tandus dua itu tidak akan menyatukan yang beda