Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Apr 2018
Jemari mulai gemulai
Dikala ia mulai melambai
Bahasa tubuhku tidak diragukan lagi
Lika likunya sudah tertebak dari haluan pertama bapak satpam
Dia mulai menyapa
Aku teriak keras
hatiku yang teriak
Hawa panas tubuh beriringan membara bersama
Peluh terbawa jatuh dipipi
bisa bayangkan, bagaimana wujudku waktu itu....
Kini, segala fana itu harus di nikmati, entah menarik, suram, dan basi
Aku pikir, kapan lagi akan bertemu dan beradu argument sedekat itu
Kapan lagi berdialog serius dengan elokan tubuh cukup dekat
Kapan lagi aku bisa pandangi wajahnya 4 cm lebih dekat dengannya....
Jadi kupikir, aku harus syukuri, jika nanti tak bisa lagi. Yasudah ku kenang saja....
Nanti senja jadi pelengkap saat mulai mengenang moment itu, sudah ku jadwalkan
Jangan sia-siakan waktu dan selebrasi saat berasama dia atau mereka. Coba nikmati, arungi bersama, cairkan bersama. Pasti indah rupanyaaa
EVewritesss
Written by
EVewritesss  19/F/Bali, Indonesia
(19/F/Bali, Indonesia)   
  594
 
Please log in to view and add comments on poems